Warning, 17+ !
Dada Jaemin berdegup kencang. Kakinya terus melangkah ke dalam penthouse milik Jeno. Entah apa yang membuatnya terlalu gugup, padahal sebelumnya ia selalu santai saat ingin bertemu Jeno.
Alangkah terkejutnya Jaemin melihat Jeno yang duduk di sofa ruang tamunya dengan kaki yang diangkat sebelah, segelas susu hangat, roti dan tentunya koran.
"Selamat pagi, tuan. Sepertinya kau menunjukkan perubahan pada pola makanmu"
Jeno menoleh, "Ah, sudah datang rupanya. Ya, berkat kau aku sepertinya ingin hidup lebih sehat dan teratur. Hahaha"
Jaemin masih berdiri di tempatnya, memandangi Jeno dengan seksama. Kaus putih polos dengan celana training, hei, ini sudah pukul 8 dan mereka dipastikan akan terlambat ke kantor.
"Cepat ganti bajumu, tuan. Kita akan terlambat nantinya"
Jeno tidak menjawab, ia malah menghampiri Jaemin dan menghempaskan tubuh ramping Jaemin ke atas sofa empuknya. Tak lama Jeno meraup bibir berwarna cherry tersebut.
Sang bawahan terkejut atas perlakuan bosnya, segera Jaemin mendorong tubuh Jeno, untungnya Jeno mau melepaskan tautan mereka.
"Ini diluar rencana, tuan!"
Jeno menajamkan matanya, "Sepertinya kau melupakan perintahku semalam, dan ini hukumannya". Kembali Jeno ingin memangut bibir mungil itu, namun ditahan oleh tangan lentik Jaemin.
"Tapi hal itu tidak tertulis di surat kemarin, Kak!"
"Akan aku tulis setelah aku menyelesaikan ini" Lalu Jeno kembali melumat bibir Jaemin.
Jaemin bingung. Bosnya yang membuat peraturan seperti itu, tetapi bosnya juga yang melanggar peraturannya. Ah, suka suka Jeno saja!.
•••
Alhasil mereka berangkat satu jam lebih telat ke kantor. Dengan kronologi Jeno yang malas untuk berganti baju dan ingin di rumah saja, dan Jaemin yang bingung harus bicara apa ketika karyawan lain melihat bibirnya yang membengkak.
"Aku tidak ingin ke kantor, di kantor ada Renjun"
"Lalu bagaimana proyekmu dengan pak Choi?! Aish, bibirku terlalu bengkak akibat ulahmu"
"Aku bisa mengerjakan proyek itu dirumah"
"Tidak bisa! Akan lebih cepat selesai kalau kau kerjakan di kantor. Cepat ganti bajumu!"
"Yakin kau ingin ke kantor?"
"Awalnya tidak karena bibir sialanmu itu telah membuat bibirku melebar"
"Tapi kau terlihat cantik dengan bibir seperti itu. Apa aku buat kau seperti ini saja setiap pagi?"
"Kau melewati batas, kak. Cepat ganti setelanmu atau ku lempar gelas mahal ini ke wajahmu?"
"AAAA BAIKLAH"
"Kuharap kau tidak melupakan rencana semalam, Na." peringat Jeno.
"Aku selalu ingat, tetapi kau yang melewati batas"
Keduanya sampai di kantor setelah kurang lebih 15 menit berada di mobil. Jalanan Seoul kini lebih lancar dari biasanya sehingga mereka bisa sampai lebih cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penthouse
Teenfikce[ gaada hubungannya sama drakor The Penthouse ] Mengisi kontrak yang bertujuan membalaskan dendam sang predator dan mendapat uang, saling sepakat untuk tidak saling jatuh cinta, dan kembali seperti semula setelah semuanya membaik. Tapi semua berban...