6. dear heart

14 2 1
                                    

28 hari berlalu. Semua berjalan begitu cepat bagi Jaemin. Tidak terasa besok adalah hari terakhir mereka menjalankan kontrak dadakan yang dibuat pada malam 29 hari yang lalu.

Setelah ini, Jaemin bertekad untuk menghukum dirinya sendiri. Ia telah melanggar perjanjiannya. Ia telah jatuh cinta pada Jeno yang seharusnya tidak boleh ia lakukan.

Tapi, semua itu wajar, kan?

Bagaimana tidak jatuh cinta. Kau setiap hari bertemu dengannya dirumahnya, berciuman, berpelukan, dan bergandeng tangan layaknya pasangan pada umumnya. Tidakkah itu mempengaruhi hatinya?

Teruntuk hati, aku harus bagaimana?

Seperti sekarang, Jeno baru bangun dari tidur malamnya, dan sekarang ia harus terlambat lagi karena sang bos begadang hingga pagi karena menelpon Jaemin.

Pakh!

"Aw! Jangan pukul pantatku, Na!" ringis Jeno.

"Cepat bangun! Memang seharusnya aku tidak mengangkat telponmu semalam."

Jeno dengan manjanya malah semakin menggulung tubuhnya di dalam selimut. Jaemin semakin geram. Pasalnya kurang dari satu jam mereka harus menghadiri rapat penting, tapi Jeno malah membuat darah tinggi.

"Satu jam lagi kau harus menghadiri rapat, kak. CEPAT BANGUN!"

"Morning kiss dulu Na, hehehe"

"Tidak"

"Ayo cepat atau aku tidak akan bangun"

"Terserah, mereka akan mencabut saham dari perusahaanmu jika kau tidak menghadiri rapat kali ini"

"AAARGH baiklah!"

Cup.

"Anggap saja itu tagihanku tadi" Jeno tersenyum, tapi wajah Jaemin justru sebaliknya. Dan kini Jeno melompat seperti gorila saat ke kamar mandi. Tidak jelas.

Kau tidak boleh terlalu jatuh, Jaemin. Besok adalah hari terakhir Jeno memperlakukanmu seperti ini. Setelah ini, kalian kembali seperti semula.

Anggap saja ini penyemangat untukmu, Na Jaemin.

Terlalu lama merenung, Jaemin tidak sadar kalau Jeno sudah berdiri di depannya dengan setelan jasnya. Bahkan Jeno kini mengikat dasinya dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan Jaemin lagi.

"Oho~~ kau sudah terampil memakai dasimu sendiri rupanya" goda Jaemin.

"Aih mengapa kau berkomentar dahulu? Bahkan aku belum bertanya ini bagus atau tidak" ucap Jeno sembari menjatuhkan bibirnya gemas.

"Hahahaha, kau sudah bekerja keras untuk ini, hasilnya bagus."

Mata Jeno berbinar mendengar penuturan dari Jaemin, "Aku hanya berlatih jika disaat kau tidak bisa di sisiku, aku bisa mengikat dasiku sendiri."

Jaemin tersenyum mendengarnya. Setidaknya Jeno lebih baik setelah kehadirannya.

"Kak, apakah aku boleh bertanya?"

"Tentu, tanyakan saja apa yang mau kau tanya"

"Setelah ini berakhir, apa yang akan kau lakukan?"

"Huh? Maksudmu?"

"A-ah, tidak. Lupakan"

Argh, terima kenyataan saja.

Jaemin bingung. Renjun sudah menghilang dari 5 hari yang lalu, bahkan ia sudah berhenti mengusik Jeno 10 hari sebelum kontrak mereka habis. Tapi, mengapa Jeno masih terus melakukan hal yang tertera di surat perjanjian?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenthouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang