4. that plan

6 2 0
                                    

"Ah!"

Jaemin terkejut, Renjun tiba tiba menabraknya yang sedang memotokopi sebuah kertas. Untung saja kopi itu tidak mengenai kertasnya.

"Lihat! Kopiku jadi tumpah karena kau!" pekik Renjun. Sontak mereka menjadi pusat perhatian semua karyawan akibat ulah Renjun.

"Maaf, tapi kau yang menabrakku lebih dulu"

"Jangan melempar kesalahanmu padaku. Jangan mentang-mentang kau menjadi sekretaris Jeno, kau seenaknya padaku"

Jaemin mengepalkan tangannya, lalu menatap pria itu nyalang, "Jangan mentang-mentang kau berkencan dengannya kau bicara seenaknya padaku."

"Dasar jalang!" ucap Renjun nyaring kepada Jaemin.

"Oh? Kau mendeskripsikan dirimu sendiri?" ujar Jaemin santai.

"Sialan, kau merebut Jeno dariku, asal kau tahu!"

Jaemin lelah menghadapi orang stress sepertinya. Sebuah ide terlintas di kepalanya guna mengusir orang ini, tapi....

Semoga Jeno tidak tahu!

"Hei tuan Huang, siapa jalang sebenarnya? Aku tidak merebut kekasihmu, tetapi kau yang melepasnya lewat Lucas. Kau berselingkuh dengan Lucas di belakang kekasihmu, lalu kekasihmu jatuh cinta padaku, dan kami berkencan." Jaemin tersenyum miring.

Gotcha! Renjun terdiam di posisinya, "Lalu, apakah kau... melakukan... itu?"

"Hmm, ya. Lagipula aku sering masuk kedalam penthouse miliknya. Jadi, kau kalah. Hahahaha"

Jaemin masih tertawa melihat Renjun yang ketakutan, tetapi pandangan Renjun terarah ke belakang Jaemin.

"Ada apa ini?"

Suara bariton Jeno membuat Jaemin melunturkan gelak tawanya. Sekarang, Renjun lah yang tersenyum miring.

"Sekretaris barumu mengaku padaku bahwa kau dan dirinya berkencan dan sering melakukan itu. Apakah itu benar Jen?"

Jaemin bergetar. Hatinya mengumpati bos besarnya itu. Mengapa ia harus datang saat rencananya berjalan mulus!

Jeno melirik Jaemin sekilas, "Ya, aku dan Jaemin memang berkencan, dan semua yang Jaemin katakan itu benar"

Jaemin melotot.

Dan Renjun menganga tak percaya

"Bohong sekali, hahaha. Apa buktinya?"

Sialan! Umpat Jeno dalam hati.

"Hahahaha, ya aku tahu kalian hanya berpura pura menjadi kekasih di hadapanku. Tap--

Cup.

Renjun semakin menganga, matanya melebar.

Tidak, bukan Renjun yang dicium, tapi Jaemin. Ah, bukan sekedar kecupan, tetapi Jeno menempelkan bibirnya dan bibir Jaemin dengan sangat lama.

"Kau puas? Sekarang, jauhi aku dan Jaemin mulai sekarang" Jeno menggenggam tangan Jaemin lalu menariknya pergi dari hadapan Renjun.

"Sialan!"












Keduanya berada di ruangan Jeno.

Jaemin menyeka bajunya yang terkena tumpahan kopi tadi menggunakan tisu, tetapi pergerakan tangan Jeno menghentikan aktivitas Jaemin.

"Memakai tisu tidak akan membuat noda itu hilang"

"Aku tahu, setidaknya noda ini kering terlebih dahulu" Jaemin kembali melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

PenthouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang