#Part 3

3 4 0
                                    

“Eh, Mas angga sudah pulang,” ujar perempuan itu yang tak lain adalah rea.
“Rea?” anggara heran melihat sosok rea yang berbeda.
“Ga, itu istrimu? Gila cantik banget, kok kamu bisa bilang gaya dia jadul? modis gini kok di bilang jadul, ni sih artis asia. Aku heran sama seleramu Ga,” bisik tegar.

“Iya Mas, ini rea bingung mau nitipin kunci rumah sama siapa, soalnya rea mau pergi dulu Mas. Ada kuliah praktek sore.” Rea mengambil kunci dari saku rok jeans pendeknya. “Kebetulan Mas angga sudah pulang, ini kunci rumahnya ya Mas.” Rea menyerahkan kunci rumah pada angga.
“Hai rea, salam kenal ya. Aku tegar teman satu litting Yogi. Kamu istrinya angga ya?” Tegar melancarkan aksi basa-basinya.
“Iya Mas Tegar, salam kenal ya. Reaa. Oh, ya, Rea adeknya Mas angga kok,” canda rea sembari tersenyum. Tegar pun tertawa mendengar candaan gadis berhidung mancung di hadapannya.

“Ok deh, Rea berangkat kuliah dulu ya Mas tegar, Mas angga..bye-bye...” Rea berlalu sambil melambaikan tangan dan tersenyum riang. Angga tak sempat berkata apa-apa, bisa di bilang ia tertegun melihat sisi lain dari istri yang di nikahinya secara terpaksa.

Rea menghentikan langkahnya, ia berbalik, “Oh, ya, Mas angga, Rea pulang jam setengah 7 malam ya, lauknya di panasin jangan sampai basi lho,” teriak rea yang sudah berjalan cukup jauh. Rea berusaha membuka lembaran pertemanan dengan angga, agar selama 6 bulan kedepan mereka tak saling ada beban karena hidup se-atap. Itu sebabnya rea berusaha untuk lebih akrab dengan angga.

“Ga, kalau kamu sudah resmi bercerai beritahu aku ya, hahahaa,” kata tegar sembari berjalan pergi untuk pulang ke rumahnya.
“Kutu Kupret kamu gar, hahaa,” balas angga tertawa.

***
Tepat pukul 18.30 rea tiba di rumah.
“Assalamu Alaikum,” teriak rea, kemudian masuk ke dalam rumah.
“Waalaikumsalam," jawab angga dan tegar secara bersamaan.
“Malam Dek rea” Sapa tegar sok cute.
“Dek???” Angga membeo perkataan tegar, Angga terkekeh karena tegar memanggil rea 'Dek rea'. “Ah kamu gar, sok akrab kamu!” Ejek angga.
“Lho Mas tegar ada disini rupanya,” ujar rea ramah.

“Iya Dek rea, kebetulan TV di rumah rusak, jadi mau ikutan nonton TV disini, hehee.”
Angga menyenggol tegar, “Ah, alasan aja kamu, gar,” ejek angga lagi.
Rea tertawa, “Mas tegar ini orangnya lucu.”
Tegar cengengesan sambil menggaruk-garuk rambut di kepalanya.

“Yaudah Mas tegar, dilanjut deh nonton TV-nya, rea mau ke kamar dulu,” pamit rea.
“Oh, ya, Mas angga sudah makan?” rea menghentikan langkahnya sesaat. Ia berbalik.
“Iya sudah,” jawab angga canggung, Rea tersenyum lalu masuk kamarnya.

Tak berapa lama rea pun keluar dari kamarnya menuju kamar mandi, sekitar 15 menit rea keluar dari kamarnya dengan rambut yang basah lalu masuk lagi ke kamarnya. Kemudian rea kembali keluar dari kamarnya dengan memakai celana jeans pendek dan t-shirt berlengan pendek sambil membawa Laptop. Ia menaruh Laptopnya di atas meja makan dan duduk sambil memainkan Laptop itu. Rea berdiri dari tempat duduknya dan masuk lagi ke dalam kamar membawa sebuah buku.

Dani menyikut lengan angga, “Ga, kamu nggak pusing lihat cewek cantik mondar-mandir di rumahmu?” Bisik tegar.
“Ah, kamu berisik, yuk maen PS aja gar,” Angga mengalihkan pembicaraan.

“Dasar kamu ga. Oh, ya, Ga, kok tadi siang kamu bilang rea dandanannya jadul? Kamu nggak sedang sakit mata kan ga?” Bisik tegar lagi.
“Kemarin itu emang dandanannya jadul banget kok gar, ala orang desa. Pakai rok kain panjang, atasannya juga. Aku juga nggak tahu.” Angga mengambil stik PS sambil menekan tombol select.

“Mungkin pas kemarin itu rea hanya ingin berpenampilan sopan di depan orangtuamu saja kali ga.”
Angga mengangkat bahu. “Tau ah gelap,” timpal angga cuek.
Secara tiba-tiba, rea dari arah belakang menepuk pundak angga dan tegar. “Hayoooo lagi ngomongin apa nih bisik-bisik.” Suara rea mengagetkan keduanya, angga dan tegar spontan terhentak.

“Astagfirullah. Dek rea bikin kaget saja,” kata tegar sambil mengelus dada.
Rea terkekeh, “Lagi ngomongin apa sih Mas, kayaknya serius banget.”
“Nggak ada apa-apa kok dek,” ujar tegar malu.
Alunan nada dering ponsel angga berbunyi. Rea melirik, “Mas angga, tuh HP-nya bunyi, pasti dari yayang nih, hehee,” ledek rea.

“Ah, hmm, ya rea,” jawab angga kaku, sebelum ia menuju kamarnya untuk mengangkat telepon yang memang dari chiara, kekasih angga.
“Dek rea sudah tahu angga punya pacar?” Tanya tegar bingung.
“Ooo, iyalah Mas, Rea udah tahu kok.” Rea tersenyum datar.
“Lalu... nggak ada persaan apa-apa gitu?” selidik tegar lagi.

“Perasaan apa Mas? Rea sama Mas angga itu perasaannya seperti saudara aja,” ucap rea sembari tersenyum.
“Kok aneh, aku jadi bingung.” tegar mengerutkan dahinya.
Rea tersenyum lebar, “Mas tegar nggak usah bingung. Ini, Mas tegar lagi main PS kan? yuk tanding lawan rea, maen bola ya.”
“Lho Dek rea bisa maen PS? ayo siapa takut. Mas tegar juventus ya,” ujar tegar bersemangat, kemudian memberi stik PS satunya ke rea.

“Rea pastinya... Barca!!” Teriak rea senang. Mereka berdua pun asik tanding PS.
Angga melihat dari balik pintu kamarnya, Rea dan tegar tertawa-tawa sambil maen PS. Angga jadi bingung dengan kepribadian rea. Seperti apa kamu sebenarnya rea, pikir angga.
Sekitar jam 9 malam tegar baru pulang dari rumah angga. Ifa melanjutkan memainkan laptopnya. Sementara angga sedang menonton TV sambil sekali kali Chat-an dengan chiara. Dan sesekali juga angga melirik rea yang serius menatap layar laptopnya.

“Ternyata rea orang yang baik, apakah kemarin aku keterlaluan,” pikir angga. Angga berjalan ke arah meja makan dan duduk di depan rea.
“Sibuk apa rea?” Tanya angga.
“Oh, ini Mas. Rea sibuk catetin order,” jawab rea sambil tetap fokus pada layar monitor laptopnya.
“Order?”
Rea mengangguk, “Iya Mas, rea dah lama marketing tas branded dan sepatu-sepatu korea, tapi rea pasarin online. Lumayan buat nambah-nambah uang kuliah Mas,” kata rea sembari tersenyum. Di tahun ini fashion korea masih sangat langka, itulah sebabnya bisnis Ifa sukses dipasarkan.

“Oh, gitu. Selama ini kamu kuliah dari hasil bisnis online itu ya?”
“Salah satunya, sebagian karena bea siswa. Tapi jika mengandalkan itu saja tak cukup. Kalau pas weekend atau liburan semester rea kerja sampingan.”
“Hmm. Oh, iya, Rea, aku minta maaf ya atas kejadian kemarin, mungkin aku sudah keterlaluan.” Angga tersenyum.
“Ah, nggak apa-apa Mas. Take easy aja kalau sama rea.” Rea membalas hangat senyuman angga.

Angga tertunduk sesaat lalu memandang rea dan berkata, “Hmm... Rea, kita bisa mencoba beteman.” Rea tersenyum lebar, senang karena angga sudah bisa menerima keberadaannya sebagai teman.

***
Pagi hari angga terbangun, ia melirik jam weker di meja sebelah tempat tidurnya. Ia kemudian bangun dan keluar kamar. Rumah sepi. Angga melangkah ke kamar mandi. Matanya tertuju pada selembar kertas yang tertempel di pintu kulkas.

“Mas angga. Rea ada kuliah pagi, sarapan sudah rea siapkan di meja makan, thank's,” tulis rea di secarik kertas berwarna kuning.
Angga melihat sepiring nasi goreng telur diatas meja dan segelas susu coklat. Ia sedikit terkejut, “Kok kebetulan banget ya, dia tahu aku suka susu coklat.” Angga tersenyum heran lalu melangkah masuk ke kamar mandi.


Ternyata cewekkkk cangtip ituuuuu adalahhh miskaaaaa ehhhh salahhhg reaaaa maksudnya

Anrhea (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang