PROLOG

1.2K 73 4
                                    

        Mata kami bertemu dalam sunyi. Aku bisa mendengar hembusan nafasnya yang naik-turun tak beraturan. Iris mata hitam pekatnya begitu tajam ditambah dengan alis tebalnya yang membuat pria ini terlihat sempurna. Tapi mungkin itu untuk kebanyakan gadis cantik di luar sana. Aku bahkan tak berhak sama sekali untuk sekedar mengaguminya. Karena dia adalah saudaraku.

          Terpaut usia 8 tahun tak membuat pria itu menyerah untuk meyakinkanku bahwa dia mencintaiku. Dia ini mungkin sedikit tidak normal—maksudku, pria mana yang akan mencintai anak dari bibinya sendiri?

          "Menikahlah denganku, Zaylee Hewlett."

          Darah di tengkukku berdesir seketika saat dia mengucapkan kalimat yang tak seharusnya diucapkan tadi. Dia masih saja menuntunku ke dalam dansa kecil kami berdua. Ditambah dengan alunan instrumen lembut yang menambah kesan romantis saat ini. Aku takkan sudi menikah dengan pria pedofil seperti dia.

          "Akan sangat sempurna jika hidupku didampingi oleh gadis seperti dirimu. Aku bersumpah, aku sangat mencintaimu Zaylee."

          Dia berbisik tepat di dekat telinga kananku. Aku tak percaya lelaki yang hampir sempurna seperti dia mempunyai mental yang sedikit terganggu.

          "Kita mempunyai hubungan darah, Zayn. Jangan lupakan hal itu sampai kapanpun."

          Aku masih menatap lurus ke dalam iris mata hitamnya. Berharap pria itu sadar dengan kalimat yang kuucapkan tadi. Tapi yang kudapat hanyalah senyuman tipis dari bibirnya.

          "Bisa kau rasakan detakan jantungku yang tak berirama ini?"

          Tangan kiriku yang semula bertengger di bahunya kini perlahan turun menuju dadanya. Dapat kurasakan pacuan jantungnya benar-benar tak teratur.

          "Kau rasakan itu?" tanyanya sambil tersenyum lebar. Aku masih terpaku dalam diam, tak tahu apa yang seharusnya aku perbuat sekarang.

          Kini dia meraih tanganku kembali dan menuntunku untuk memegang lehernya. Dingin.

          "Zayn dan Zaylee ditakdirkan untuk bersama. Kau tak menyadari hal itu?"

          "Aku bukan gadis yang pintar, dan aku tidak cantik. Dan satu hal yang paling penting, aku adalah saudara sepupumu Zayn."

          "Tidak. Kau tidak sadar bahwa dirimu itu sempurna. Kau cinta pertamaku dan selamanya akan tetap seperti itu. Kau gadis satu-satunya yang dapat membuatku lupa pada hidupku sendiri. Kau berhasil membuatku tergila-gila padamu, Zaylee." Tangannya kini menjalari pipiku—yang membuatku semakin takut jika pria ini tiba-tiba memelukku dan mengucapkan kata-kata sialan tadi.

          "Lihat betapa cantiknya dirimu."

          Aku benar-benar ingin muntah dan segera melarikan diri dari situasi seperti ini. Sejujurnya, tatapan matanya lah yang membuatku kaku seperti ini.

          "Kau akan menjadi gadisku untuk selamanya. Dan aku akan menjadi lelaki yang terbaik untukmu. Aku berjanji sehidup sematiku untuk terus mencintaimu kapanpun itu."

          Dan kini dia menarik pinggangku lembut dan membenamkan diri dalam pelukan. Kami berhenti berdansa kecil dan masing-masing hanyut dalam kesunyian. Saling sibuk dengan pikiran sendiri. Astaga, apakah aku berdosa jika aku ternyata memang mencintai pria ini?

-----

Please gimme your feedback!:) Cerita ini bakal diupdate lama berhubung lagi fokus sama Destined hehe. Jadi intinya Zayn ini cinta sama saudara sepupunya sendiri haha:D Okedeh hope you guys liked it and see you soon!:)

He Is My CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang