"Gimana bimbingannya?" Jay, membuka suara sesaat setelah Jungwon duduk di jok sebelah kanannya dan menutup pintu mobilnya.
"Revisi lagi." jawab Jungwon singkat selagi memasang seat belt-nya dengan bibirnya melengkung ke bawah membentuk raut muka sedih.
"Gapapa, hikmahnya nanti skripsi kamu jadi bagus." Jay mencoba menghibur Jungwon, tangan kanannya menggenggam tangan kiri Jungwon dan mengusapnya lembut.
Jungwon mengalihkan pandangannya pada Jay yang sedang menatapnya lembut dengan usapan hangat di tangannya. Jungwon tersenyum, menampilkan lesung indah di pipinya. Jay pun ikut tersenyum, menyaksikan keindahan ciptaan Tuhan yang kini berada di hadapannya. Jungwon sangat sangat bersyukur memiliki sosok Jay yang selalu ada untuk menghibur dan menenangkannya.
Setelah dirasa Jungwon sudah tidak terlalu sedih memikirkan revisi skripsinya, Jay kembali menatap lurus ke depan, memutar kunci dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Tangan kanannya masih menggenggam lembut tangan kiri Jungwon.
"Udah ah lepasin, nanti kakak nyetirnya susah." tangan kanan Jungwon mencoba melepaskan genggaman Jay pada tangan kirinya.
Jay tertawa kecil akan kelakuan Jungwon. Jay mengalihkan pandangannya sekilas ke arah Jungwon, kemudian kembali menatap lurus ke depan untuk mulai melajukan mobil hitam kesayangannya.
"Kayak gak tau kakak aja, kakak kan udah jago nyetir." Jay tersenyum miring, sedikit menggoda Jungwon yang sedang memperhatikan kondisi jalanan Kota Seoul di malam hari.
"Iya deh iya yang jago nyetir." Jungwon tidak mengalihkan perhatiannya sama sekali.
"Iya kan bener? Biasanya juga gak cuma sambil genggam tangan kamu." Jay melirik Jungwon sekilas. Namun yang dilirik tetap tidak mengalihkan perhatiannya.
"Kayak misalnya minggu kemaren, nyetir sambil tangan kanan kakak ngeremes rambut kamu yang lagi nge-blowjob titit kakak."
Sepertinya kali ini omongan Jay lebih menarik perhatian Jungwon dibanding kondisi jalanan Kota Seoul. Jungwon segera mengalihkan atensinya pada Jay yang kini sedang tersenyum nakal.
Plak
"Aah, sakit." rintih Jay karena Jungwon memberinya 1 tamparan keras pada paha kanan Jay. Sakit sih, namun raut kesal Jungwon membuat Jay malah tertawa kecil setelahnya.
"Nginep apart kakak mau?"
"Gak!" Jungwon kembali terfokus pada jalanan gedung-gedung tinggi di sana.
"Kenapa? Lagi capek ya?" tangan kanan Jay mencoba meraih tangan Jungwon untuk diusapnya kembali.
"Gak kok."
"Terus kenapa, hm?"
"Masih weekday, pasti Sunoo juga masih tidur di apart kan? Nanti bisa bisa Jungwon habis diledekin Sunoo mulu." Jungwon menatap Jay dengan menunjukan raut sedihnya yang ia buat-buat.
"Hahaha, dia masih ngeledekin kamu?" Jay tertawa, tangannya masih menggenggam hangat tangan Jungwon.
"Iyaaa, tiap ketemu di kampus. Pasti ngeledekin. 'di dipir idih, di sifi riing tv idih, di dilim mibil idih, di lift idih bilim?', kesel." Jungwon memanyunkan bibirnya setelah memperagakan Sunoo, adik Jay sekaligus teman sekampusnya dan temn dekatnya, yang suka meledeknya habis-habisan semenjak kejadian waktu itu.
Jay masih tertawa karenanya, "itu semenjak kita ketahuan ngewe di dapur kah?"
"Iyaaa,"
"Wkwkwk, gapapa, dia gitu soalnya dia juga pernah ngelakuin di dapur sama Heeseung. Wkwkwk." tawa Jay semakin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kak Jay!" || JAYWON
FanfictionKumpulan Oneshot Fanfiction #JAYWON 📌Notes: ⛔ NO HOMOPHOBICS and MINORS! ⚠️ bxb ⚠️ some mature contents 🔞 👉 written in Bahasa Indonesia