IV. Janggal

27 4 0
                                    

"Minggu lalu episode berapa? Gue lupa." 

Jane dan Ara sedang menonton sebuah drama bersama, dan mereka berencana melanjutkan menonton di rumah Ara hari ini.

"Nanti episode 16 pokoknya." Jawab Jane, mengemasi buku dan alat tulisnya. 

"Kalian pulang bareng?" tanya Juan dari kursi depan.

"Mau ngelanjutin Reply 2012 di rumah Ara. Ikut?"

Juan menggeleng,

"Hati-hati."

Jane dan Ara berjalan menuju halte bus sekolah. Biasanya supir Ara yang akan menjemput, tapi hari ini mereka berdua akan pulang naik bus. 

"Ga bohong, susunya enak banget gila mau mati! Lo harus coba."

Mereka akan mencoba mesin kopi otomatis di dalam bus yang baru diluncurkan pemerintah bulan lalu. Jane sudah mencobanya kemarin, dan memaksa Ara untuk mencobanya juga.

"Pokoknya kopinya kasih dikit aja, susunya yang banyak. Satu banding tiga deh."

Jam kedatangan bus berikutnya masih setengah jam lagi. Ara mengusulkan untuk mengerjakan tugas ekonomi terlebih dahulu agar nanti setibanya di rumah mereka bisa langsung menonton drama.

"Pstt! Jane!" Saat sedang sibuk mengerjakan tugasnya, Ara berbisik kepada Jane sambil menendang-nendangkan kakinya.

"Ngapain bisik-bisik sih?"

"Sebelah lo." Bisik Ara lagi, spontan Jane langsung menoleh.

Tepat di sebelahnya, berdiri seorang cowok dengan seragam yang sama seperti Jane, poninya disibakkan ke atas karena keringat. Jidatnya yang tidak seluas lapangan bola tampak cantik karena alisnya yang begitu hitam dan tebal. Cowok itu terang-terangan sedang menatap Jane dengan tatapan dinginnya, bahkan saat Jane menatapnya balik.

"A..Ada apa ya kak?" 

Cowok itu memundurkan badannya, menyenderkan kepalanya pada tiang halte, masih dengan tatapan mata yang tertuju pada Jane. Tangannya yang terlipat di atas dada membuat Jane merasa gelisah, apakah dia berbuat suatu kesalahan hari ini?

Tiba-tiba Ara berdiri, memasukkan buku-buku ke dalam tasnya. 

"Loh, busnya belum dateng Ra." Jane kebingungan .

"Anu, nonton dramanya ga jadi hari ini deh Jen. Ini nyokap ngabarin sepupu gue dari  luar kota dateng, pasti berisik banget."

"Ah, yaudah deh."

Ara seperti tidak peduli lagi dengan cowok yang masih berdiri di sebelah Jane itu. Kepalanya terus menunduk dan mengotak-atik ponselnya asal.

"Eh,  busnya tuh!" 

Bus berhenti dengan sempurna di depan halte, Ara mendorong badan Jane untuk segera naik ke bus. 

"Lo dijemput?"

"Iya iya, ini Pak Udin udah on the way kok. Lo naik aja dulu." Ara melambaikan tangannya begitu badan Jane sepenuhnya masuk ke dalam bus.

Jane duduk di kursi bus paling belakang. Entah kenapa firasatnya buruk tentang Ara, mungkinkah dia menyembunyikan sesuatu?

Bus mulai berjalan, pandangan mata Jane masih tertuju kepada Ara dan cowok tadi yang masih duduk di halte.

Sebelum bus menjumpai belokan, Jane melihat Ara berjalan masuk kembali ke gerbang sekolah, diikuti oleh seseorang di belakangnya.

Jane mengenali wajah cowok itu. Tidak salah lagi, si Ketua OSIS.

『••✎••』 

ENHYPEN : CATCHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang