II. Kakak OSIS

65 3 0
                                    

"Mana sabuknya?"

Jane, seorang calon siswi baru di SMA, memulai hari pertamanya di sekolah dengan membuat masalah. 

"Sabuk saya dipakai teman, kak." 

Kakak OSIS itu melihat siswi yang berdiri di sebelah Jane, membuat gadis itu sedikit menundukkan kepalanya takut.

"Kenapa kamu pakai sabuknya dia?"

"Sabuk saya dirusak sama dia kak."

Jane menarik nafasnya dalam, memejamkan matanya yang silau karena terik matahari yang juga menyengat kulitnya. 

"Gak sengaja, kak." jawab Jane saat kakak OSIS itu kembali menatapnya.

"Hukumannya, kamu harus minta tanda tangan tambahan ke sepuluh anak kelas 12."

Jane hanya melongo mendengar hukuman yang dia dapatkan. Mendapat tanda tangan satu orang saja sudah sulit, tapi kini dia harus mencari tambahan sepuluh tanda tangan.

『••✎••』

"Ah! Tau gini tadi ga usah bohong!" Jane menghentakkan kakinya kesal. Kini jam istirahat, namun dia harus segera mengumpulkan tanda tangannya yang masih kurang 12 anak. Seharusnya hanya kurang dua, tapi karena hukuman tadi jadi bertambah sepuluh.

"Kan gue juga gak tau kalo hukumannya minta TTD, gue kira push up apa lari gitu." Ujar Ara, sahabat Jane.

Sebenarnya orang yang tidak membawa sabuk itu adalah Ara. Dan Jane menggantikannya karena takut Ara akan mendapat hukuman fisik, mengingat baru dua hari yang lalu Ara sembuh dari sakit tipesnya.

"Ya kan? Si Juan aja hukumannya push up, Hanum tadi ga pake dasi hukumannya lari. Lah kok gue beda sendiri?!"

Bak punya indra keenam, Juan datang membawa dua gelas es teh, dan memberikan salah satunya kepada Jane.

"Ngomongin gue ya?" Katanya sambil menarik bungkus plastik dari sedotan, dan memberikannya kepada Jane.

"Wan, kan kakak lo ada yang kelas 12 nih.."

"Ya, trus?"

"Bantuin gue cari TTD dong, please."

"Ok." 

"Sekarang." Ucap Jane sambil mengikat tali sepatunya yang terlepas.

"Sekarang?"

Jane menarik tangan Juan menuju lorong kelas 12. Meninggalkan Ara dan mi baksonya berduaan.

"15 menit lagi masuk, gue kurang sepuluh anak biasa, dua anak OSIS." kata Jane.

Mereka sudah sampai di lorong kelas 12. Terlihat banyak dari mereka yang berada di dalam kelas dibandingkan di luar, padahal ini masih jam istirahat.

"Kakak lo kelas mana?"

"Ini, MIPA 4."

Juan melongok ke dalam kelas, lalu menarik tangan Jane untuk ikut masuk.

"Rey." Juan menepuk bahu kakaknya yang sedang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya.

"Rey? Seumuran kita?"

"Abang."

Ini pertama kalinya Ara bertemu Reyhan. Padahal dia sudah berteman dengan Juan sejak SMP, namun Juan memang selalu melarang Jane dan Ara untuk main ke rumahnya, makanya Jane tidak pernah tau bagaimana rupa kakak-kakak Juan.

Reyhan mengalihkan pandangannya pada Jane. Sekilas ia teringat akan sesuatu, namun ia lupa itu apa. Pandangan Rey yang terlihat mengintimidasi membuat Juan harus menendang kaki Rey kecil agar membuat cowok itu tersadar dan menghentikan tatapannya.

ENHYPEN : CATCHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang