RA - Taruhan

82 12 9
                                    

        Jika kamu benar-benar berarti bagi seseorang, orang itu akan selalu menemukan cara untuk bersamamu, tanpa ada alasan.
                                  _RA_

Gelap, dingin, dan sunyi sangat sempurna jika di jadikan satu, itu yang di rasakan seorang gadis bernama Aqeela. Aqeela Cinta Maharani.

Kini Aqeela sedang berbaring di kasurnya yang empuk dan nyaman, sembari menatap langit-langit kamarnya. Berteman dengan sendiri membuat dia melamun dan memikirkan hal yang tidak jelas.

"Kak Sherla?." liriknya seolah kakaknya ada dihadapannya.

Tinggg....

Suara notifikasi dari ponsel Aqeela membuyarkan lamunan tentang kakaknya. Aqeela mengedarkan pandangannya pada ponsel yang ia letakan di atas meja untuk mengecek notifikasi yang masuk.

                           Dindaaa!💗

Angkat telepon gue sekarang, penting!

Tringgg... tringgg... tringgg....

Dering ponsel berbunyi, Aqeela segera mengangkat panggilan Video (Video Call) dari Dinda.

"Hello my bestie." sapa Dinda tersenyum hangat.

"Kenapa?." tanya Aqeela dengan santai.

"Udah siap sekolah belum besok?." Aqeela mengangguk mantap. "Gue denger di sekolah baru kita ada senior cowok yang sikapnya dingin dan susah di taklukin sama cewek-cewek."

"Terus kenapa?, lu naksir sama dia?." tanya Aqeela kembali yang tidak paham dengan Dinda.

"Bukan begitu, nanti gue jelasin deh di sekolah gue capek mau tidur. Bey bestie Sampai ketemu besok di sekolah baru." jawab Dinda melambaikan tangan kanannya pada Aqeela. Dinda langsung men-lock panggilan video tersebut.

"Maksud Dinda apa yaa, gue jadi penasaran." batinnya bertanya-tanya.

✧✧✧

Tringgggg...

Suara alarm menggema kamar yang sangat rapi itu. Namun, gadis itu masih tidak mau bangun dari tidurnya.

Lima belas menit kemudian gadis itu bangun menguak ngucak matanya dan menguap sedikit besar. Pandangan nya mengarah pada jam dinding yang telah menunjukkan pukul 06.15

Aqeela membulatkan matanya saat melihat jam yang tertera disana. "Mampus, telat gue." ujar Aqeela. Ia langsung berlari memasuki kamar mandi dan tidak lupa mengambil handuk yang ia gantung di belakang pintu kamar untuk melakukan aktivitas mandinya.
.
.
.
Setelah siap dengan pakaian dan perlengkapan ospek gadis itu segera keluar dari kamarnya.

Aqeela menuruni tangga rumahnya, terdengar suara gurauan dari ruang makan. Suara tawa dari orang-orang yang Aqeela kenal. Dari sana Aqeela bisa melihat mamahnya yang sedang sibuk menyajikan makanan dan papahnya yang sedang menikmati secangkir kopi pagi.

Aqeela mengedarkan pandangnya dan kembali berjalan menapakan kaki jenjangnya untuk beranjak.
.
.
.
Aqeela berlari sambil menatap setiap papan kecil yang terpajang di atas pintu. Di tengah perjalanan dengan tidak sengaja ia menabrak salah seorang senior. Beruntung saja senior itu langsung menangkap tubuh mungil Aqeela sehingga ia tidak terjatuh.

Kini mata saling menatap. Belum ada dari mereka yang mengalihkan pandangan mereka. Jarak mereka berdua hanya berjarak beberapa senti meter. Keduanya hanya saling menatap hingga beberapa menit.

"Maaf, aku enggak liat." ucap Aqeela menundukkan wajahnya.

"Lain kali hati-hati." sahutnya sedingin es. Lelaki itu pun melenggang pergi meninggalkan tempat itu.

RASSYA AQEELA | Merajut Sejuta LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang