Mistisme dan kepercayaan kepada sesuatu yang ghaib, adalah sesuatu yang sudah terikat dan melekat erat dengan budaya dari bangsa Indonesia. Aku pun, turut mempercayai akan hal ghaib tersebut. Dikarenakan didalam agamaku mempercayai hal ghaib adalah wajib. Tetapi mempercayai hal ghaib pula, tidak serta merta menjadikan kita bodoh dan gila. Seperti yang sekarang terjadi pada desaku. Ya pada dasarnya memang salahku sih.
Aku adalah Perdi Sanjaya seorang kepala keluarga, disebuah desa yang jauh dari perkotaan. Aku memiliki 4 anak, 1 perempuan dan 3 lainnya laki-laki. Waktu itu ketika aku sedang bergurau dengan temanku di pos ronda, temanku menyeletuk.
"Per, kenapa ya di desa kita tidak ada sesuatu tempat yang dikeramat?" Celetukan Tarjo menanyakan hal tersebut kepadaku."Tidak seperti tetangga-tetangga desa kita, mereka memiliki tempat yang dikeramatkan oleh mereka. Seperti di desa Bojong Sari, ada empang yang dikeramatkan dan dibangun bangunan, Yang setiap tahun sering diadakan upacara seperti sedekah bumi dan lain-lainnya. Dua tetangga desa kita yang lainnya juga punya, seperti Karang Sari memiliki pohon keramat, dan Kandang Sari juga memiliki pohon keramat yang sering dilakukan upacara setiap tahunnya. Dan yang anehnya kenapa kita tidak memilikinya?" Penjelasan Tarjo yang awalnya kukira dia bergurau.
Sedangkan temanku yang satunya tak ikut bergabung dalam obrolan antara aku dan Tarjo. Terbesitlah suatu ide gila dan lucu."Jo, sebenarnya waktu malam jumat kemarin setelah aku selesai solat malam. Dan melanjutkan untuk tidur lagi, aku bermimpi didatangi oleh sesosok orang tua bersorban putih. Dia menjelaskan kepadaku bahwa di desa Balong ini harus dibangun sebuah sumur ditengah-tengah sawahnya," ucapku bergurau dengan nada suara yang meyakinkan
"Yang bener Per?!" Tarjo menanyakannya dengan kaget. Sedangkan temanku yang satunya lagi yang bernama Jono, lagi-lagi dia tidak menggubrisnya dan tetap diam. Ketika aku menyampaikan hal tersebut.
Singkat cerita aku, Jono, dan Tarjo hendak pulang ke rumah masing-masing. Namun, sebelum Tarjo pulang. Aku menahannya dan memberitahu bahwa tadi itu hanyalah sebuah kebohongan dan hanya sebuah candaan saja.
Singkat cerita seminggu kemudian, tiba-tiba ketika aku sedang pulang dari sawah dan melewati jalan pintas. Aku melihat ditengah-tengah sawah ada taman kecil, yang di tengah-tengahnya ada sumur kecil yang mungkin tidak dalam. Taman itu dipagari dengan pagar bambu. Setelah melihat hal tersebut, aku menanyakan kembali perihal taman dan sumur yang kutemui berada di tengah sawah tersebut kepada Tarjo.
Tarjo pun menjelaskan bahwa setelah aku menyampaikan perihal mimpi yang ternyata bohong tersebut. Jono, yang dari awal kita mengobrol sampai kita pulang tetap diam. Ternyata dia menyimaknya dan berpikir untuk melaksanakan perintah dari mimpiku, yang sebenarnya itu hanyalah mimpi bohongan. Namun, Tarjo yang sudah tahu bahwa ceritaku hanya bohongan memilih diam.
Pada akhirnya, seluruh warga di desaku mempercayai akan tempat keramat tersebut. Dan sering mengadakan kegiatan upacara, seperti sedekah bumi dan kegiatan mistis lainnya. Aku yang tahu akan hal itu memilih diam, karena kepercayaan orang-orang akan tempat keramat tersebut sangat tinggi. Dan aku mengambil kesimpulan bahwa, kebodohan dan hal mistis itu saling berhubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oasis Di Tengah Tandusnya Cara Berpikir [Selesai]
Historia CortaAntologi cerpen, yang sarat akan kehidupan sosial. - - - - - ⚠️Setiap tokoh dan kejadian dalam cerpen ini adalah fiktif belaka.