14. First Love (Flashback)

521 49 24
                                    

Teruntuk para pembaca buat yg suka karya2ku khususnya The Harrisson Couple Series, go follow @Lieber_Aimer to get some informations about such interesting stories of my account.

Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan sebagai feedback terhadap penulis. Please be more empathetic since you read it for free. Thanks :)


_________

🇬🇧 London, Westminster School 2013

🇬🇧 London, Westminster School 2013

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ajaran baru kembali dimulai. Para siswa yang berada di tahun ke 13 tampak sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian kualifikasi AS (Advanced Subsidiary).

David John Harrisson sejak 30 menit yang lalu tampak sibuk berkutat dengan quiz-quiz evaluasi hariannya. 3 lembar soal geometri dan 5 lembar soal statistik berserakan di atas meja. Jay Taron yang duduk di sampingnya terlihat lebih cerah setiap kali ia berhasil memecahkan sinus cosinus yang mewakili ukuran bangun ruang dalam soal-soal geometri itu. Tampak nya, Jay dapat mengerjakan soal-soal itu dengan lebih cepat.

"Aahhhh, santainya..." ujar Jay Taron seraya menyandarkan tubuhnya pada kursi yang didudukinya itu.

David terlihat kesal dan merutuk, "Aku benci geometri." ucapnya yang hanya sanggup menyelesaikan 9 soal dari 20 soal.

Selagi para siswa di dapartmen matematika sibuk berkutat dengan angka-angka di kertas mereka, Jay yang tampak berleha-leha asyik memainkan gadget barunya.

"Sudahlah Dav, selesaikannya nanti saja. Lebih baik kita cuci mata."

David berucap dengan sarkastik, "Kau bicara begitu karena quiz-mu sudah selesai."

Jay mengelak, "Tidak juga. Masih ada lembar soal statistik dan Algebra."

Terpikirkan simbiosis mutualisme yang sangat menguntungkan dalam benaknya. "Aku akan memberimu contekan Algebra milik-ku dengan suka rela Jay, hanya jika kau bersedia memberiku contekan geometri-mu."

Jay mendengus, "Heishhh, jangan dibiasakan begitu. Sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kualifikasi Advanced Subsidiary. Memangnya kau mau gagal?"

David mengendikan bahunya tak acuh, "Di masa depan nanti, aku pasti akan menggantikan kepemimpinan Papaku di perusahaan. Papaku dan mendiang kakek-ku bilang, aku hanya perlu mahir menghitung probabilitas, statistik dan presentase laba. Perkara menghitung bangun ruang, itu sama sekali bukan urusanku Jay!"

Jay bergidik, "Haishh, perkataanmu itu mencerminkan tipe manusia yang serakah. Jika begini, kau takkan bisa hidup tanpa uang."

David tersenyum miring, "Come on Jay! I've been rich since I was born. I know exactly, no one can live without money. We need money to survive my pal, you must admit it!"

𝑫𝒂𝒇𝒊𝒐𝒏 (𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔) Tersedia Versi NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang