19. A Trustworthy Spouse

715 46 12
                                    

Wanita itu membuka kedua matanya. Samar-samar, ia bisa melihat sesosok pria berbalut maroon bathrobe yang sedikit memperlihatkan dada bidang nya yang six pack itu.

"Istriku sudah bangun?" sapa David dengan lemah lembut.

Fiona mendapati dirinya terbangun pada pukul 8 di malam hari. Wanita cantik ini terperanjat. Ia begitu lelah dan cemburu sepulangnya berbelanja hari ini. Kedua matanya yang tampak sembab bahkan masih terasa begitu berat, ia yakin telah menangis cukup lama sepanjang sore ini.

"Soffiyah..."

Nama gadis itu terngiang-ngiang bak teror di telinganya. Fiona masih saja merasa kesal dan waswas. Kehadiran Soffiyah baginya adalah mimpi buruk. Kentara sekali betapa bersikerasnya gadis Turki itu merebut atensi suaminya. Fiona tidak ingin melihat suaminya terjebak dalam kenangan indah di masa lalu mereka.

Seolah mampu membaca isi hati wanita itu, sosok rupawan David Harrisson pun tersenyum seraya membelai surai ikalnya yang terurai. Fiona merasakan kehangatan itu. Disusul dengan kecupan mesra di kening yang membuatnya terpejam untuk beberapa saat.

"Kamu tidur sangat pulas, dan tampak begitu lelah. Sehingga aku tidak tega untuk membangunkan-mu."

Wanita cantik itu tersenyum simpul sambil menggenggam tangan dingin suaminya. Melihat David yang baru saja selesai membersihkan diri, Fiona pun lantas bertanya dengan nada bingung. "Sudah berapa lama aku tertidur Dav?"

David mengelus-elus pipinya.

"Sekitar 5 jam."

Fiona seketika bangkit dan menyingkap selimutnya.

"Astaga! Apa aku tidak melewatkan sesuatu yang penting ?"

David tersenyum simpul mendapati istrinya yang begitu tergesa-gesa. Ia lalu berkata dengan lembut, "Tidak ada yang kamu lewatkan, sayangku. Sekarang mandilah. Aku akan segera memesan makan malam untuk kita berdua."

Ketika David hendak pergi, wanita itu seketika memeluknya dari belakang. Langkah David otomatis terhenti, ia menggenggam lengan mungil yang melingkar erat di tubuhnya itu.

Wanita cantik ini seketika berucap, "Maaf jika aku menyulitkanmu hari ini. Aku tidak pernah bermaksud untuk merajuk atau apapun itu. Aku tidak mau merusak hubunganmu dengan para relasi bisnismu. Hanya saja kali ini--aku benar-benar tidak bisa menerima pemberian dari gadis itu. Terus terang saja, aku cemburu. Aku tidak bisa menerima kehadiran Soffiyah di tengah-tengah momen kebersamaan kita."

David terdiam untuk beberapa saat. Ia pun cukup memahami perasaan istrinya itu. Ia lalu menjawabnya dengan cukup santai, "Aku mengerti. Aku tidak marah soal hal itu. Besok pagi, aku akan mengembalikan uang nya. Sehingga kamu tidak perlu merasa berhutang budi."

Wanita cantik itu mendekap tubuh suaminya semakin erat. "David, maaf jika aku membuat situasinya menjadi semakin rumit."

David selalu mampu menanggapinya dengan kepala dingin."Wajar saja bila kamu merasa terganggu karena statusmu sebagai istriku. Aku akan mencoba untuk memahaminya dari sudut pandangmu."

Fiona termenung sambil memeluk erat suaminya, "David, aku sangat mencintaimu. Aku hanya terlalu takut untuk kehilangan-mu. "

𝑫𝒂𝒇𝒊𝒐𝒏 (𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔) Tersedia Versi NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang