18. Unrequited Love

743 60 15
                                    

Teruntuk para pembaca buat yg suka karya2ku khususnya The Harrisson Couple Series, go follow my wattpad account @Lieber_Aimer to get some informations about such interesting stories here.

Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan sebagai feedback terhadap penulis. Please be more empathetic since you read it for free. Thanks :)

_________


Sejak kemunculan wanita itu, Fiona merasakan hatinya begitu gelisah. Ia tak bisa mengontrol suasana hatinya yang perlahan-lahan terbakar oleh api cemburu, senyuman indah di bibir delimanya seketika bergantikan muram.

Fiona menghela napas gusar. Kini ia mulai merenung dan berbicara pada dirinya sendiri, bersalin alat suara dari mulut ke hati sebagai satu satunya ruang untuk berkeluh kesah dan melepaskan penat di dada ini.

Sebagai seorang wanita, sulit baginya untuk merelakan segenap asa dan kasih sayang yang masih tersirat begitu nyata di kedua mata gadis Turki itu terhadap suaminya.

"Soffiyah? Akhirnya kita berjumpa lagi..."

Soffiyah...

Seperti itulah David memanggil namanya dengan sapaan yang hangat dan ramah.

Fiona pun bisa mendengar suaminya berkata dengan penuh simpati, tutur katanya menyiratkan duka cita yang mendalam, begitu menusuk sekaligus membangkitkan simpati sang lawan bicara. "Aku turut berduka cita atas kematian paman Demiratar. Aku harap--kau dan adikmu Sarah bisa tabah dalam menghadapinya."

Gadis Turki itu seketika menunduk dengan wajah lesu, walau demikian, dapat Fiona lihat bagaimana sorot matanya yang mulai berkaca-kaca itu hampir saja menitihkan airmata.

Sadar akan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkannya untuk berkeluh kesah, Soffiyah lantas kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum penuh rasa terimakasih.

"Kau tidak pernah berubah Dav. Kau selalu menunjukkan kepedulianmu terhadap siapapun. Terimakasih atas dukungan moril itu."

Fiona bisa merasakan suara gadis itu yang bergetar, semacam nada getir yang tersembunyi di lubuk hatinya. Gadis itu begitu ekspresif dan mudah sekali terbaca isi hatinya. Terutama dari caranya memandang lelaki yang telah memberinya dukungan moril itu.

"Remember, every cloud has a silver lining. Kesedihan hari ini adalah batu loncatan bagimu, untuk menjemput seribu pelangi indah di kemudian hari." ucap David begitu tulus.

Gadis itu masih menatap lelaki di hadapannya dengan lamat. Fiona meremas ujung rok merahnya, sebisa mungkin memilih untuk tidak peduli dan mengatasi kecemburuan ini.

Fiona terus meyakinkan diri bahwa apa yang dilakukan oleh suaminya hanyalah demi menjunjung tinggi etika dan kesopanan, tidak lebih.

David dikenal dengan attitude dan pembawaannya yang sangat baik. Jadi wajar bila siapapun mengapresiasi kebaikannya, terlepas dari masa lalunya bersama gadis Turki itu.

"Sekarang aku mengerti, pasti rasanya juga berat bagimu, ketika kehilangan sosok Ayah yang kau cintai di usiamu yang masih sangat belia waktu itu..."

David hanya tersenyum. Segenap rasa  empati turut menguasai hatinya.

Fiona dapat membaca situasi ini, sehingga ia mampu menempatkan dirinya dengan baik. Tanpa bersusah payah untuk menginterupsi, wanita ini lebih memilih diam dan menilai sendiri sampai sejauh mana interaksi di antara mereka akan berlanjut.

𝑫𝒂𝒇𝒊𝒐𝒏 (𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔) Tersedia Versi NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang