Teruntuk para pembaca buat yg suka karya2ku khususnya The Harrisson Couple Series, go follow @Lieber_Aimer to get some informations about such interesting stories of my account.
Harap menekan tombol bintang dan memberi dukungan sebagai feedback terhadap penulis. Please be more empathetic since you read it for free. Thanks :)
___________
Setelah berhasil mendarat di bandara internasional Erkilet, Mrs Harrisson yang berjalan sambil menggandeng mesra suaminya seketika dikejutkan dengan suara ponsel yang berdering. Secara otomatis, pria berkemeja biru itu mengangkatnya. David menatap istrinya dan berkata, "Wait a minute sweetheart, I'll be back soon."
Tanpa sempat Fiona bertanya, suami nya itu lebih dulu pergi untuk segera mengangkat panggilan teleponnya.
David mencari tempat yang lebih privasi untuk menjawab panggilan.
"Hallo Jay, aku baru saja mendarat di Turki. Ada apa lagi?"
Jay menjawab, "Sekretaris Demiratar Group baru saja menghubungi sekretarismu di London, Rossaline untuk mengonfirmasi, apakah kau berkenan untuk ditemui di Cappadocia atau tidak. Jika kau menyetujuinya, aku akan segera mengirimkan nomor ponselmu kepada pimpinan mereka yang baru. Soffiyah."
David agak bingung menjawabnya, "Apa ada masalah berkaitan dengan real estate kita di Istanbul? Kupikir laporan keuangan terakhirnya cukup baik. Apa yang membuat Soffiyah Demiratar ingin menemuiku?"
Jay menjawab, "Mungkin pembahasan terkait regulasi atau penyesuaian kerjasama yang baru setelah Mr Demiratar meninggal dunia. Kini Soffiyah Demiratar yang memgambil alih perusahaan, Kupikir kebijakan yang diambilnya akan berbeda."
David berusaha untuk mencari jalan tengah, "Apa tidak bisa diwakilkan? Jika kau sibuk, suruh Thomas pergi. Dia bisa membawa capku jika itu terkait dengan pengesahan MOU yang baru."
Jay menjawab, "Aku sangat mengerti. Terkait dengan situasi dan kondisimu saat ini, aku mengerti bahwa kau tidak akan mau meluangkan waktu, terlebih ada istrimu juga di sana. Fiona tidak akan membiarkan-mu bertemu dengan mantan tunangan-mu itu. Situasinya bisa menjadi lebih chaos. Tapi, ketika aku mengutus Thomas untuk pergi dan mengonfirmasikan hal ini kepada sekretarisnya, dia bilang, wanita itu tidak bisa membahas persoalan ini dengan staff ahli-mu. Dia ingin kau sendiri yang hadir. Katanya, ada regulasi baru yang dikeluarkan oleh pemerintah Turki terkait dengan foreign direct investment di negara mereka. Kupikir ini agak rumit, jadi kau sendiri yang harus menangani nya. Bisakah kau--ekhm, memandang ini hanya sebagai profesionalitas kerja? Maaf harus berkata demikian Dav, hanya saja--aset kita di sana juga sangat penting. Dana FDI yang kita kelola bersama Demiratar Group itu mencapai miliaran dollar US."
David harus mengambil keputusan yang cepat, "Okay. Berikan nomorku pada Soffiyah. Biar aku yang bicara denganya nanti."
Jay sangat lega mendengarnya, "Okay. Nanti kuhubungi lagi."
Di waktu yang sama, wanita dalam balutan sheath dress merah muda tanpa lengan itu tampak menunggu dengan resah di deretan kursi itu.
Fiona sesekali menoleh ke arah David yang masih sibuk dengan urusanya. Ia menghela napas gusar, ada firasat tak enak yang membuatnya begitu kalut dan tidak nyaman. Sampai akhirnya David kembali datang menghampiri nya dan tersenyum seolah tidak ada kendala apapun.
"Ayo sayang! Mobil jemputan kita sudah tiba. Sini, kopermu biar aku yang bawa." ucapnya ramah seperti biasanya.
David membawa dua koper bersama nya. Fiona tak banyak bertanya soal apapun. Sampai para bodyguard suaminya menjemput mereka di dekat pintu keluar dan mengemasi koper-koper itu ke dalam bagasi, wanita ini tetap duduk manis tak bergeming. Tak sulit bagi Fiona untuk menebak apa yang suaminya dengar melalui panggilan telepon itu. Yang membuatnya semakin kesal ialah, David tak kunjung jua memberitahu nya tentang apa yang ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑫𝒂𝒇𝒊𝒐𝒏 (𝑻𝒉𝒆 𝑯𝒂𝒓𝒓𝒊𝒔𝒔𝒐𝒏'𝒔 𝑺𝒆𝒓𝒊𝒆𝒔) Tersedia Versi Novel
Roman d'amour¤ Genre : Adult Romance ¤ Writer : Liebe_Aimer ¤ Status : On Going _____________ Mr Tycoon telah memutuskan untuk mengambil resiko terbesar sepanjang business carrier-nya melalui sebuah konferensi pers di Davos. Media massa semakin menyoroti wa...