15

252 23 0
                                    

Bulan keluar dari ruangan dokter heru dengan keadaan kakinya yg lemass, kringat dingin keluar, dan air mata yg tak kunjung berentii

"Saudara kembar kamu, Bintang jaera nafik mengidap kanker otak stadium 4 dan keadaanya semakin memburuk" dokter heru

Perkataan dokter heru terus terputar di otakk bulan, tangan bulan gemetar, dia menyesali perbuatanya

"kenapa lo ga ngomong bego"

"lo bego bangsat, lo lemah anjing" bulan

"kenapa tadi lo ga nyegat gue pas mau mukul lo sat" bulan mulai frustasi melihat kembaranya diatas ranjang dengan berbagai alat, bisa bisanya dia mukul bintang sampe 2 kali

"sok kuat lo anjing" bulan

"bulann" mbak dina

Mbak dina udah nyeritain siapa sebenernya dirinya, jeno semakin nyesel, dia ga seharusnya nuduh kaya gitu

"jangan nangis" mbak dina menggapai tubuh bulan yg jauh lebih tinggi darinya

"bintang kuat, dia pasti bertahan" mbak dina, bulan masih nangis, dia terus terusan memarahi kembaranya

"tapi dia sakit mba, bulan ga kuat liatnya hiks" bulan suaranya mulai halus

"k kenapa bintang ga cerita mbak hiks, bulan hiks kan kembaranya" bulan

Mbak dina ikutan nangis, dia ga habis pikir cowo maco kaya bulan nangisin kembaranya, dadanya ikut sakit ngeliat bulan yg terus terusan nangis

"yg sabaarr ya, yg sabarr, mbak dina juga ga tega liatnya" mbak dina

"bantuin bintang sembuh mbak, gapapa ambil darah bulan sebanyak mungkin asal bintang sembuh hiks" bulan

"pastii, mbak sama mas heru bakal selalu bantuin, bakal berusaha yg terbaik buat bintang, jadi mulai sekarang bulan harus jagain bintang lebih extra ya" mbak dina nyoba nguatin bulan, bulan ngangguk

"udah maghrib sana sholat dulu" mbak dina, tanpa ngomong apa apa bulan langsung menuju ke mushola

***

Bulan udah balik dari mushola, sekarang dia didalem ruangan bintang, kalo bintang masih tidur tadi sempet bangun tapi tidur lagi

"lo kapan bangun si nyet" bulan menatap kembaranya

"lo ga asik ah kalo kaya gini mulu, bangun napa bully gue sepuasnya" bulan

"gue mau deketin cewe bin, gue butuh saran lo" bulan, tiba tiba pipi bulan basahh

"bin bangun anjing hiks" bulan

"kok lo tega si nyembunyiin semuanya, gue ga dianggep di mata lo?" bulan

"bin gapapa lo tidur aja dulu gue tungguin, tapi jangan lama lama ya" bulan, dia sampe lupa ga ngabarin bundanya, tapi bulan masih bingung gimana cara ngomongnya

"woy" bintang dengan suara seraknya, bulan langsung meluk bintang

"bintang huaa" bulan

"pengapp sat" bintang

"huaaa" bulan

"diem lan" bintang, bulan nurut tapi masih tetep nangis

"maafin gue" bintang

"lo jahat banget, gue minta maaf udah mukul lo tadi" bulann

"wajar" bintang

"rara gimana?" bintang

"gue bahkan belum ngabarin bunda" bulan

"jagain rara lan, gue takut ga bisa" bintang

"ngomong apa sih lo nglantur, tidur lagi sono" bulan

"gue serius, gue cuma percaya sama lo" bintang

"gue juga ga bisa janji bin, gue mau lo jagain rara sendiri" bulan

"bunda gimana" bulan

"apanya" bintang

"tentang lo" bulan

"kasih tau pelan pelan" bintang

"rara?" bulan

"biarin, jangan di kasi tau" bintang

"YA GA BISA GITU!!" bulan ngegas

"ya rahman kaget anjing" bintang

"jangan dulu" bintang

"suka suka gue lah" bulan, bintang menghela nafasnya

"dari kapan?" bulan

"hm?" bintang

"kanker" bulan lirih sambil nunduk

"udah mau 3 tahun dari masuk sma" bintang

"lo tuh anjing tau ga bin" bulan

"ya maap, gue gamau lo sedih" bintang

"alah tai yg ada lo mau bikin gue bunuh diri" bulan, bintang senyum

"aw, pasti bakal kangen kan lo sama gue" bintang

"apaan anjing buat apa kangen orang gue bakal sama lo terus" bulan

"cieee udah mulai sweet" bintang sambil mainin dagu bulan

"minggirin tangan lo!" bulan

"lo mau makan apa, lo pasti laper kan belum makan" bulan

"tahu goreng, tahu gejrot, tahu kecap, tahu-

"stop, satu macem tahu aja" bulan

"tahu goreng" bintang, bulan langsung buka hpnya nelfon echan

"siapa?" bintang

"echan sama renjun, mereka otw kesini" bulan

"jangan kasih tau" bintang, bulan ngangguk ngerti











Tbc

BINTANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang