16

293 23 4
                                    

"BINTANGGGG ANJING LO KENAPA!!"

"cukup muka lo aja yg dekil suara lo jangan pls" injun

"rumah sakit bego" bulan, echan cuma manyun aja terus meluk bintangg

"mana tahu gue chan" bintang

"utang lo ya mabelas rebu" echan

"dih najis, lo ga inget utang lo ke gue 50 rebu?" injun

"ya itu beda lagi njun" echan

"ambilin di tas gue lan" bintang

"bercanda anjir" echan

"gapapa elah ga enak gue" bintang

"elu sih chan pake minta segala" injun

"dompet lo jauh pake duit gue aja dulu nyohh makan noh mabelas rebu" bulan

"hehe" echan

"lo sebenernya kenapa bin" injun

"kecapean dia" bulan

"masa alatnya sampe kaya gini" injun

"ya biar estetik aja" bintang

"anjir lo kira kamar pake estetikan" echan

"jujur lo sama gue" injun

"apa yg harus di jujrin anjir" bintang

"gue ga goblok ya bin" injun

"lah kan si bintang emang ga kenapa napa" echan

"ya lo liat aja tolol itu alatnya banyak" injun

"ya siapa tau punya pasien sebelum bintang" echan

"tau ah males gue, lo tuh semuanya serba dekil, sampe otak otak lo ikut dekil" injun

"anjir dalem banget" bulan

"udah biasa🙂" echan

"SAMLEKOM BINTANG HUAAA" vero dateng dateng melukk bintang sambil nangis

"anjir lo kesurupan setan perumahan mana ver" echan

"tauu lebay banget bintang cuma kecapean kali ga mati" injun

"gue sedih aja" vero, dia sadar kalo disini ada bulan echan sama injun

"sedihh ditolak cewe" vero

"kaya ga biasanya" bintang

"bangsat" vero

"gue pulang dulu ngabarin bunda ya, gue nitip bintang, sekalian bin lo mau dibawain apw?" bulan

"sambelnya bunda lan, sama kolor kolor gue, cawet juga" bintang

"ga elite banget pake cawet" echan

"LAH EMANG LO PAKE APA? DAUN PISANG?" vero

"pake emas" echan

"tai" vero injun

"ati ati lan" bintang

"iya sayang" bulan

"geli asu" bintang

***

"Assalamualaikum bunda bulan pulang" bulan

"waalaikum salam, bunda di dapur bang" bunda

Bulan langsung memeluk bundanya sambil terisakk

"eh bulan kamu kenapa" bunda panikk ngeliat bulan yg udah terisak, hampir ga pernah denger bulan nangis sejak kelas 4 sd

"bulan takut bun hiks" bulan

"siapa yg bikin takut hm, bintang mana?" bunda

"bintang hiks" bulan semakin mengeratkan pelukanya

"iya bintang dimana kok ga pulang sama kamu, dia main lagi sama si udin? Masa main layangan sampe malem" bunda

"bunda duduk dulu ya, maaf bulan udah nangis tadi" bulan menuntun bundanya ke kursi

"bulan mau nyeritain kejadian hari ini" bulan, keliatan dari sorot mata bunda dia sangat khawatir, kalo bulan nangis berati ini serius

"bun, bundaa harus sabar serahin semua ke allah kita punya allah bun, bulan janji bakal jagain bunda lebih mulai hari ini" bulan

"maksud kamu apa sih" bunda

"tadi bintang pingsan" bulan menjeda omonganya, bunda langsung panik

"terus bintang sekarang dimana? Dia gapapa? Kok ga ikut pulang?" bunda, bulan nunduk tanganya udah nggenggam tangan bunda sejak tadi

"bintang kena kanker otak stadium 4 bun" bulan diikuti air matanya yg turun dipipinya

Kaki bunda melemas tanganya bergetar, matanya merahh berair

"k kenapa bisa" bunda lirih

"abang ga tau bun, abang ga pernah tau hiks kalo bintang nyembunyiin ini" bulan

"bintang ya allah" bunda terduduk di lantai

"bundaa hiks" bulan memeluk tubuh lemas bundanya, ga lama bunda pingsan

"BUNDA!!" bulan

"bunda jangan gini, abang jadi lebih takut hiks" bulan

Bulan langsung menggendong bundanya ke kursi depan tv, dia ga bisa mikir jernih saat ini, yg dipikirin bulan cuma dia takut kehilangan orang yg paling dia sayang

"bunda bangun bun" bulan meraih minyak kayu putih yg biasa bintang pake di bawah meja

Ga lama bunda mulai sadarr, dan kembali menangis

"bunda mau ketemu ade" bunda, bulan langsung ngagguk

"bunda harus kuat, jangan nangis nanti bintang malah ikut nangis" bulan, bunda ngangguk

"abang siapin keperluan bintang dulu, tadi bintang minta sambel buatan bunda soalnya echan sama injun udah beliin tahu bun" bulan lalu berjalan ke kamar mereka, bunda cuma ngangguk lalu berjalan lemas ke arah dapur

"Jangan Ambil Anaku Ya Allah, Aku belum Siap" bunda lirihh











Tbc

BINTANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang