17

195 16 0
                                    

Tok tok tok

"assalamualaikum bintang anak bunda" bunda memasuki ruangan bintang dengan tenang, echan sama injun udah keluar begitu juga vero

"bunda" bintang menatap bundanya, matanya memerah kali ini

"bunda disini" bunda memeluk putranya itu

"bunda" bintang mulai terisak dipelukan bunda

"bunda maafin bintang" bintang

"kenapa ga cerita, bunda ga akan marah kok kalo kamu cerita hm" bunda

"bintang takut bunda sedih" bintang

"ga ada ibu yg ga sedih dwnger anaknya sakit hm, kamu tau gimana sakit hatinya bunda denger kamu sakit?" bunda dengan suaranya yg mulai bergetar

"bundaaa" bintang kali ini nangis lebih keras, jujur dia selalu ingin cerita tentang penyakitnya, dia pengen dipeluk bundanya kalo dia ngerasa sakit, tapi bintang cerita aja ga bisa

"sekarang bunda udah tau, jangan dipendem sendiri ya nak, bunda ga mau kamu sakit, biar bunda aja yg gantiin kamu" bunda

Bintang menggeleng kuat dipelukan bunda

"engga! Bunda ga boleh sakit huaa" bintang

"pokoknya sekarang harus fokus sama kesehatan kamu, jangan nyerah, bunda disini sama kamu teruss, bunda ga akan biarin kamu sakit!" bunda, bintang ngangguk

Se maco maconya cowo kalo urusanya sama bunda bintang sama bulan emang ga bisa berbuat apa apa, bunda adalah malaikat bagi anak anaknya

Bulan yg liat dari depan pintu ikut sesak dadanya, dia bener bener ga bisa bayangin kalo sampe bintang kenapa napa

"gue tau ini berat lan, tapi lo ga boleh sedih didepan bintang, lo harus ceria, kaya dia ceria ke semua orang" vero menepuk pundak bulan

"gimana bisa dia seceria itu ver, padahal penyakitnya parah, heran gue , dia kira kucing kali nyawanya 9, sok kuat banget jadi orang" bulan

"kanker otak anjing emang bangsat" bulan

"jangan gitu lan, dia udah berjuang juga sampe saat ini termasuk hebat, bahkan bisa nyembunyiin semuanya" vero

"tapi gue ga tega" bulan, vero cuma bisa nepuk nepuk punggung bulan

"Serahin ke Allah lan" vero, bulan ngangguk tatapanya masi ke arah bunda sama kembaranya

***

Seminggu sudah bintang di rumah sakit, keadaanya membaik, minggu depan udah mulai cuci darah, semua urusan bintang udah bulan urusin, dari sekolah sampe organisasi

"bang gue boleh pulang kapan?" bintang menatap dokter heru yg lagi benerin infusnya

"nanti sore udah bolah pulang" dokter haru senyum

"serius bang?" bintang

"serius, bulan juga udah dikasi tau nanti dia jemput" dokter heru

"akhirnyaa bebas juga" bintang

"tapi lo janji, jangan cape cape, udah jangan futsal, organisasi, cukup sekolah aja" dokter heru

"berat sebenernya bang tapi yaudah lah gapapa demi hidup" bintang senyum kecut

"nanti kalo sembuh bisa kya dulu lagi kok" dokter heru, bintang cuma senyum

"yaudah abang ke ruangan dulu, istirahat ya bin" dokter heru, bintang ngangguk

"gue kangen rara" bintang

Selama 7 hari bintang gatau kabar rara gimana, dia juga gamau nanyain ke bulan atau siapapun tentang rara, biarin rara membencinya biar dia bisa pergi dengan tenang

"raa aku harap kamu bisa nemuin cowo yg lebih baik, bulan baik" bintang tiba tiba berfikir jika bulan cocok untuk rara

"iya juga ya anying gue punya kembran buat apa ga dipake mending suruh jagain bidadari gue" bintang emang otaknya selalu aneh bener kata bulan

"gue harus gimana ya" bintang terpuruk lagi






Tbc

BINTANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang