[01] GAFFI?

2.5K 205 20
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA REKOMENDASIKAN KE TEMAN-TEMAN KALIAN🐭
****

Bell sekolah nyaring berbunyi ke seluruh penjuru sekolah. Waktu nya masuk kelas untuk memulai pelajaran pertama di pagi hari. Semua siswa dan siswi yang baru datang mulai berlarian menuju ke kelas mereka masing-masing. Termasuk Biya. Ini adalah hari pertama ia telat berangkat sekolah karena harus berjalan kaki.

Tiba-tiba saja ketika baru sampai di depan kelas, seseorang mencekal tangan nya dan menyeretnya masuk kesebuah ruangan kosong. Yang jarang sekali guru dan siswa-siswi lain nya berlalu lalang.

"Gaffi?" ucap Biya sedikit terkejut.

"Aku mau bicara sama kamu," ucap Gaffi pelan.

"Masalah yang kemarin? Tapi ini kan di sekolah. Entar kalo orang-orang tahu gimana? Nanti kamu malu lagi," ucap Biya yang mengkhawatirkan pacarnya.

Gaffi bungkam. Hingga beberapa menit ia bersuara, "aku cuma mau bilang, aku sama dia nggak ada apa-apa. Aku di suruh sama Bu Intan, " jelas nya.

"Iyah aku ngerti," jawab Biya sambil tersenyum hangat.

"Kamu jangan marah," ucapnya lagi.

"Aku nggak marah. Aku hanya sedikit kecewa," terangnya.

"Kemarin aku nungguin kamu sampai sore, tapi kamu nggak dateng-dateng. Padahal kamu sendiri yang nyuruh aku buat nungguin, kita bakal pulang bareng. Tapi kamu nggak ngasih kabar, tau-tau aku ngeliat kamu sama Dinda lagi boncengan," jelas Biya setenang mungkin.

"Aku udah bilang, aku di suruh sama bu Intan!" ucap Gaffi tajam.

"Tapi seenggaknya kamu kasih tahu aku," ucap Biya sendu.

"Kamu kan tau aku sibuk. Aku mau ke kelas sekarang," ucap Gaffi dingin lalu melangkah pergi meninggalkan Biya sendirian.

"Hati-hati," ucap Biya masih di dengar oleh Gaffi, namun Gaffi enggan untuk membalas nya.

Setelah kepergian Gaffi, Biya menghembuskan nafasnya pelan, Gaffi selalu seperti itu. Tidak pernah berubah semenjak pertama kali mereka berpacaran. Tidak ingin ambil pusing ia pun memutuskan untuk pergi ke kelas. Pasti pelajaran sudah di mulai.

Dengan tergesa-gesah Biya berlari sampai pada saat nya ia sudah sampai di depan pintu kelas XII IPA 1. Sebelum masuk Biya memberi salam terlebih dahulu, baru beberapa langkah ia berjalan Pak Doko yang kebetulan sekali sedang mengajar langsung memberhentikan langkah kecil Biya.

"Tidak usah masuk Biya! Pergi ke lapangan, berdiri di sana sampai jam istirahat."

"Tapi pak... " Bukan nya Biya membantah, pasalnya bukan dia saja yang telat melainkan Gaffi dan beberapa murid lain nya juga. Tapi kenapa dia sendiri yang di hukum.

"Kamu mau bapak tambah hukuman nya?" Biya langsung menggeleng, tidak ingin ambil gara-gara Biya bergegas menuju ke lapangan.

Sampai di lapangan Biya melalukan perintah yang Pak Doko berikan. Untung nya semua siswa dan siswi tidak ada yang keluar kelas karena jam pelajaran masih berlangsung.

Kegiatan Biya di lapangan tak luput dari perhatian Gaffi. Gaffi memperhatikan Biya dari dalam kelas dengan tatapan yang sulit di artikan.

****

Akhirnya setelah lama berdiri di depan lapangan, bell istirahat pun tiba. Biya langsung mendudukkan dirinya sejenak. Ia sangat haus dan lapar, tetapi yang Biya lakukan hanyalah duduk sambil memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang. Ia tidak mempunyai uang untuk membeli makan. Uang nya habis untuk kebutuhan lain nya.

Dari tempat ia duduk, Biya bisa melihat Gaffi dan Dinda yang sedang berbicara begitu akrab. Entah apa yang mereka bicarakan, tiba-tiba saja mood Biya jadi tidak baik, ia memutuskan untuk meninggalkan lapangan dan pergi ke mushola untuk menenangkan diri.

"Gaffi nanti pulang sekolah bareng dong? Boleh?" ucap Dinda manja.

"Iyah," jawab Gaffi singkat. Mendengar hal itu membuat hati Dinda merasa sangat senang.

"Beneran? Nanti aku tunggu di parkiran ya?" tanya Dinda memastikan sekali lagi.

"Hm," jawab Gaffi.

"Makasih ya Gaffi. Kamu udah makan? Mau makan bareng di kantin?" tanya Dinda berharap Gaffi menerima ajakan nya untuk makan di kantin.

"Ngga, makasih." Setelah mengatakan itu Gaffi berlalu pergi dari hadapan Dinda begitu saja.

****

Biya sibuk mondar-mandir melayani para pembeli yang datang. Malam hari ini caffe tempat nya bekerja banyak sekali para pengunjung yang berdatangan tidak seperti hari-hari biasanya. Biya begitu lihai melayani para pembeli sampai-sampai Biya tidak tahu seseorang tengah memperhatikan nya.

"Loh, Biya?" ucap seseorang. Mendengar ada yang memanggilnya Biya menengok ke arah sumber suara, betapa terkejutnya Biya ketika melihat Gaffi dan beberapa teman nya sedang berada di sini. Ketika Biya melirik Gaffi cowok itu langsung memainkan ponselnya. Entah apa yang tengah cowok itu lakukan.

"Kalian kok ada di sini?" tanya Biya basa-basi.

"Iya nih kita mau ketemu lo," ucap Dirga salah satu teman Gaffi. Biya hanya balas dengan senyuman canggung.

"Udah pesen?" tanya Biya pada mereka.

"Udah nih, kita lagi nungguin makanan nya," jawab Dirga cepat. Melihat keakraban Biya dengan teman nya membuat Gaffi mengepalkan tangan nya erat. Ia sangat tidak suka.

"Kalo gitu, Biya duluan ya. Soalnya banyak banget pengunjung," ucap Biya begitu sopan. Mereka kompak mengangguk.

"Bener-bener ya si Biya, udah cakep, pekerja keras lagi. Salut gue sama dia," ucap Dirga di angguki yang lainnya.

"Awas lo nanti suka," Sahut Dino adik Dirga.

"Gue juga nggak tahu, " ucap Dirga.

"Menurut Gue, Gaffi kayanya suka deh sama Biya. Liat aja dia, kalo ada Biya gimana," ucap Dirga diangguki yang lain.

"Lo bener suka sama dia?" tanya Dino membuat Gaffi langsung mematikan ponsel nya.

"Tau apa lo tentang Gue!? Gue nggak pernah suka sama dia, " ucap Gaffi dingin dan tajam.

"Awas lo, nanti lo suka beneran sama Biya," ucap Dirga diangguki yang lain. Gaffi diam dan tidak menjawab.

"Gue mau ke toilet," ucap Gaffi, lalu berdiri dari duduk nya dan bergegas pergi.

"Gara-gara lo berdua si. Gaffi marah kan," ucap Gilang memarahi si kembar Dino dan Dirga.

"Yaelah! Kita berdua kan cuma bercanda," ucap Dirga diangguki Dino.

Sebenarnya Gaffi tidak pergi ke toilet, melainkan ia pergi ke sebuah tempat untuk menemui Biya. Ia sudah mengirimkan pesan kepada Biya, dan Biya sudah menunggu nya di sebuah tempat.

"Kenapa? Ada sesuatu?" tanya Biya ketika melihat Gaffi sudah datang. Biya melihat raut wajah Gaffi yang tidak seperti biasanya.

"Kangen," ucap Gaffi membuat Biya tersenyum hangat saat mendengarnya.

"Ada lagi?" tanya Biya. Gaffi mendekat dan langsung memeluk Biya. Biya tahu jika sudah seperti ini Gaffi sedang dalam mode manja nya.

"Kangen banget yah?" Gaffi tidak membalas, ia malah mengecupi puncak kepala Biya berkali-kali.

"Aku nggak suka kamu bicara sama Dirga. Aku nggak suka kamu senyum sama dia, aku nggak suka milik aku berdekatan dengan yang lain," ucap Gaffi panjang lebar sambil mengeratkan pelukkan nya.

"Kamu nggak boleh berdekatan sama cowok lain kecuali aku Biya. Kamu cuma milik aku," ucap Gaffi lagi begitu posesif.

"Kenapa?" tanya Biya terheran.

"Aku nggak suka mereka bicarain tentang kamu di depan aku," jelasnya membuat Biya langsung mengerti bahwa pacarnya tengah cemburu saat ini.

****

Lanjut?
Semoga suka ya temen-temen)

POSESIF GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang