[04] MALL?

851 55 22
                                    

Seperti janji nya kemarin malam. Hari ini Biya menemani Gaffi untuk memotong rambut di salah satu mall terdekat.

"Kamu harus pakai masker ya. Aku juga nanti pake masker. Supaya nggak ada yang tahu dan curiga," ucap Biya sambil memakaikan Gaffi masker di wajah cowok itu. Sedangkan Gaffi hanya menatap pacarnya dengan tatapan datar tanpa mengucapkan apa pun.

"Nanti setelah sampai kita makan dulu ya?" ucap Biya.

"Ya," jawab Gaffi.

"Sip. Aku siap-siap sebentar," ucap Biya lalu bergegas menuju ke kamarnya.

"Ngga usah cantik-cantik." Peringat Gaffi ketika Biya sudah masuk ke dalam kamar nya.

"Iya, enggak!" jawab Biya sambil berteriak agar Gaffi dapat mendengar nya.

Kini keduanya sudah sampai di pusat perbelanjaan mall. Keduanya memilih  untuk makan terlebih dahulu barulah setelah itu Biya akan menemani Gaffi untuk memotong rambut.

Banyak sekali para pengunjung yang berdatangan. Karena kebetulan ini adalah hari minggu.

Gaffi memilih tempat makan yang cukup privat, karena ia tidak mau acara makan nya terganggu.

Akan tetapi ketika keduanya akan masuk ke dalam Biya menghentikan langkah nya. Biya berjinjit dan membisikkan sesuatu di telinga nya. "Ini mahal, kita cari tempat makan yang murah aja."

"Kenapa?" ucap Gaffi dengan satu alis terpaut.

Bukannya menjawab Biya malah menyeret Gaffi ke samping restoran lalu berucap, "aku takut uangku nggak cukup."

Gaffi yang mengerti kekhawatiran Biya pun menghela nafas nya jenggah. Pacar nya memang selalu mengejutkan. Padahal mereka sudah dua tahun pacaran. Tetapi Biya selalu saja merasa tidak enak terhadap nya.

"Kamu anggap aku apa sih selama ini?" sentak Gaffi dengan raut wajah dingin untuk pertama kali nya. Membuat Biya sedikit terkejut.

"Kok kamu ngomong kaya gitu," jawab Biya sedikit terbatas.

"Aku nggak laper sekarang," ucap Gaffi kesal lalu pergi meninggalkan Biya begitu saja.

Melihat hal tersebut Biya langsung saja mengejar langkah pacarnya. "Sayang!" Seru nya. Namun Gaffi mengabaikan panggilan Biya.

"Sebentar dulu," ucap Biya ketika sudah berada di depan Gaffi.

"Apa?" jawab Gaffi dingin.

Melihat respon Gaffi yang dingin dan tatapan tajamnya membuat nyali Biya menciut. Biya menautkan jari nya sambil berkata, "aku minta maaf. Aku nggak bermaksud..."

"Kalo lagi bicara itu tatap matanya!" sentak Gaffi. Mendengar hal itu mata Biya berkaca-kaca.

"Udah jangan nangis. Cengeng," ucap Gaffi dengan nada lembut kali ini, lalu mulai menghapus lelehan air mata yang keluar dan segera memeluk pacarnya dengan penuh kasih sayang.

****

YEAY AKHIRNYA AKU UPDATE JUGA.

SEMOGA SUKAK YA❤

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM @nazihanss

POSESIF GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang