[05] AMARAH GAFFI

847 44 14
                                    

Brak!!

Sebuah bunyi gebrakan yang cukup keras membuat para penghuni kelas terkejut. Dengan mata memerah dikabuti amarah yang memuncak Gaffi menghampiri pacarnya yang tengah di ganggu oleh kawanan Algifar.

Algifar adalah salah satu murid yang sangat terkenal karena kenakalanya. Ia dijuluki sebagai singa sekolah. Algifar juga menjabat sebagai ketua geng motor yang sangat terkenal di Jakarta.

Melihat hal tersebut, bibir Algifar tersungging. Ia sangat menyukai amarah Gaffi. Maka dengan itu ia selalu mencoba mengganggu Biya.

Algifar juga satu-satu nya murid yang mengetahui bahwa Gaffi dan Biya berpacaran selama ini. Membuat nya semakin tertarik untuk mengganggu hubungan keduanya. Biya gadis cantik, dan manis. Siapapun yang melihatnya pasti akan suka.

"Keluar lo," ucap Gaffi sambil menujuk ke arah pintu. Mendengar hal tersebut alis Algifar terpaut.

"Siapa lo nyuruh gua keluar? Hah?" ucap Algifar dengan nada tinggi.

"Keluar!" ucap Gaffi keras. "Jangan lo sentuh Biya!" Sambungnya, membuat seisi kelas terkejut tak terkecuali Biya.  Karena mereka jarang sekali, bahkan tidak pernah melihat Gaffi semarah ini, apalagi karena seorang perempuan bernama Biya. Membuat mereka bertanya-tanya ada hubungan apakah keduanya. Sampai-sampai membuat Gaffi semarah itu. 

"Ga suka lo?" Pancing Algifar sengaja agar Gaffi semakin marah.

"Bangsat!"

Bugh! Bugh! Bugh!

"Gaffi," ucap Biya lemah. Pasalnya ini baru pertama kalinya Biya melihat Gaffi seperti ini. ini bukan seperti Gaffi yang ia kenal sebelumnya.

Biya melihat secara langsung perkelahian keduanya. Lidah nya kelu, bahkan untuk beranjak pun tidak bisa. Sampai-sampai Pak Handoko datang melerai adu jotos yang Gaffi dan Algifar lakukan.

"KALIAN INI APA-APAAN HAH!" bentak Pak Handoko didepan keduanya dengan wajah yang dikabuti amarah.

"Dia duluan pak," ucap Algifar sambil menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya.

Mendengar hal itu Gaffi tidak membantah, sebelum Pak Handoko menceramahinya. Dengan gerakan cepat Gaffi membawa Biya pergi dari kelas.

"Gaffi tidak sopan kamu! Besok orang tua kamu menghadap saya!" ucapnya penuh amarah. Gaffi tidak peduli rasa cemburunya membuat ia tak terkendali. Gaffi tidak suka ketika melihat miliknya di ganggu oleh orang lain, apa lagi Algifar yang mengganggu pacarnya.

"Dan kamu juga Algifar, orang tua kamu besok menghadap saya!" setelah mengatakan itu Pak Handoko bergegas pergi.

***

"Ga... gafi... " ucap Biya terbata sambil memundurkan langkahnya karena rasa takut yang melanda.

"Kalau di gangguin itu lawan! Jangan diem aja bisa gak!" ucap Gaffi dengan nada tinggi. Cowok itu masih dikabuti amarah yang begitu besar. Marah karena melihat pacarnya diganggu oleh kawanan Algifar. Padahal menurut Biya itu adalah hal yang tidak perlu di besar-besarkan. Tapi entah kenapa jika itu berurusan dengan Algifar, Gaffi bisa semarah itu.

"Sa.. sakit," ucap Biya ketika Gaffi mencekram kuat kedua bahunya.

"Jawab kalo gue ngomong!" Tak terasa satu tetes air mata Biya keluar setelah ucapan yang keluar dari Gaffi tadi.

"Gue bilang jawab!" bentak nya lagi.

"Iya aku... aku minta... maaf. Aku bakal lawan kalau Algifar ganggu lagi," ucap Biya akhirnya. Meski saat mengatakan nya tersendat-sendat.

"Bagus," ucap Gaffi akhirnya. Gaffi pun mulai melepaskan cekraman kedua tangan nya pada kedua bahu Biya.

Sejenak keduanya diam membisu, sampai akhirnya Biya membuka suara, "bibir kamu luka, aku obatin ya?" Biya sambil meringis melihat luka yang cukup parah pada wajah pacarnya, pasti itu sangat sakit. Gaffi lebih memilih untuk duduk dan tidak menjawab.

"Sebentar aku ambil obat P3K nya dulu di UKS." Setelah mengatakan itu Biya bergegas pergi untuk mengambil obat di UKS. Untungnya jaraknya tidak terlalu jauh.

Selang beberapa menit Biya pun datang dengan membawa obat P3K yang telah dia ambil. Ketika posisinya sudah berada di depan Gaffi, Biya berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Gaffi. "Aku obatin ya?" ucapnya.

Pergerakan Biya tidak luput dari pandangan Gaffi. Biya sangat cantik dan sabar. Ia jadi sangat menyesal karena tadi sudah membentak gadisnya. "kalau sakit bilang ya, aku pelan obatin nya," ucap Biya lagi.

"Gaffi dari tadi diem aja. Kamu masih marah sama aku? Aku benar-benar minta maaf ya. Soalnya aku takut mau lawan mereka. Algifar juga bawa teman-teman nya banyak banget. Aku kan cuma satu," ucap Biya setelah selesai mengobati luka di wajah Gaffi.

"Aws..." ringis Gaffi.

"Ah maaf, aku buat kamu sakit ya?" ucap Biya merasa bersalah. Tanpa aba-aba Gaffi mendekap Biya. membuat Biya terkejut.

"Maaf," ucap Gaffi saat itu juga.

"Maaf. Lagi-lagi aku nggak bisa lindungin kamu."

"Aku cinta kamu Biya."

POSESIF GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang