[03] DARI MANA?

1.4K 135 115
                                    

"Bagus! Jam segini baru pulang!" ucap seseorang dingin dengan penuh penekanan. Membuat Biya yang baru saja menutup pintu apartemen nya terlonjak kaget. Biya sudah tahu siapa orang tersebut. Seketika bulu kuduk nya meremang.

Dengan sedikit takut Biya pun menghampiri pacar nya. "Kamu di sini?"

Satu alis Gaffi terpaut. Lalu berucap," kenapa? Kamu nggak suka?" Mendengar hal itu langsung saja Biya menggelengkan kepalanya.

"Aku nggak bilang seperti itu," jawab Biya.

Gaffi diam. Tapi tatapan nya masih tertuju pada Biya. Tatapan yang begitu tajam dan intens.

Melihat hal itu Biya langsung memalingkan wajahnya. Tidak mau melihat wajah mengerikan Gaffi. Hal tersebut membuat Gaffi geram.

"Dari mana kamu!? Tatap aku!" ucap Gaffi, tidak suka di abaikan.

"A-aku habis kerja," jawab Biya sedikit gugup karena rasa takut.

"Kerja apa jam segini baru pulang!? Hah! Ini sudah jam 12 malam!" bentak nya.

"Tadi kebetulan lagi rame banget karena malam minggu. Banyak banget pengunjung yang datang. Jadi aku baru pulang," jawab Biya.

"Bohong!"

"Aku nggak bohong, sayang. Beneran," jawab Biya. Biya melihat wajah Gaffi yang begitu merah akibat menahan amarah yang begitu meluap.

"Kamu udah lama di sini?" tanya Biya mencairkan suasana.

"Hm," balas Gaffi dengan dehaman.

"Dari jam berapa?" tanya Biya.

"Dari jam 8. Nungguin kamu ngga datang-datang, " jawab Gaffi.

"Maaf ya," ucap Biya. Ia sungguh sangat lelah dan tidak ingin berdebat dengan pacar nya kali ini. Gaffi begitu pencemburu sekali. Membuat Biya mau tak mau harus selalu mengalah.

"Duduk!" Perintah Gaffi. Biya pun tanpa pikir panjang langsung menuruti nya.

"Besok aku mau kamu temenin aku potong rambut. Tidak ada penolakan!"

"Harus besok ya, sayang?" ucap Biya lembut sekali. Karena pasalnya besok ia ada sift bekerja pagi sampai sore.

"Ya," jawab Gaffi singkat.

"Tapi besok pagi aku ada sift kerja pagi sampai sore. Di ganti hari nya aja bisa?"

"Ngga bisa!"

"Kalo aku nggak kerja aku nggak dapat uang," ucap Biya memasang raut wajah sedih. Agar Gaffi dapat memahaminya.

"Nggak usah kerja! Aku bisa kasih uang kamu banyak!"

Karena tidak mau melihat pacar nya  semakin marah besar Biya pun memilih untuk mengalah dan langsung memeluknya. "Duh sayang nya. Iya enggak, besok aku nggak kerja. Aku temenin kamu ya."

Mendengar hal itu hati Gaffi menjadi luluh. Gaffi balas memeluk Biya. Dan menaruh kepalanya di ceruk leher pacarnya.

"Aku kangen banget sama kamu," ucap Gaffi serak dengan mata memerah.

"Iya aku tau," jawab Biya.

"Kamu nggak kangen aku?" tanya Gaffi semakin mengeratkan peluk kan nya.

"Kangen," jawab Biya lembut. Biya memberanikan dirinya untuk mengusap kepala Gaffi. Membuat Gaffi memejamkan mata menikmati usapan yang Biya berikan.

"Tidur, Sayang," ucap Biya lembut.

"Hm. Peluk," ucap Gaffi manja.

"Manja banget. Pacar siapa sih?" ucap Biya gemas. Mendengar hal itu Gaffi semakin mengeratkan pelukkan nya. Karena rasa kantuk yang begitu melanda tak terasa Gaffi pun tertidur pulas di dalam pelukkan Biya.

****

Suka nggak sama part ini?

Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga vote suapaya aku semangat updatenya ya!!

Rekomendasi kan ke teman-teman kalian juga ya:)

POSESIF GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang