0.1 Peluang atau Penghambat

1.3K 189 43
                                    

Keramaian bukan jaminan keindahan, kadang hanya hiasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keramaian bukan jaminan keindahan, kadang hanya hiasan. Hiruk pikuk pekerja di segala arah. Orang-orang berjalan begitu ganasnya, saling sikut kanan kiri tanpa peduli.

Terselip gadis tengah termangu larut dalam pikiran, nyaris tak berekspresi. Nada dering telepon seluler memecah semua imaji nya. Memuat benda balok tersebut, seseorang menyahut dari seberang.

Menit berikutnya gadis itu beranjak setelah telepon dimatikan. Berjalan dengan mata yang tampak 'mati', tak memiliki semangat hidup.

Kantor Pusat Pemburu Iblis, itulah nama gedung di depannya. Melangkah memasuki gedung, sapaan dari orang orang yang melewatinya hanya dijawab dengan anggukan. Sungguh, ia seperti mayat hidup yang berjalan kian kembali tanpa memiliki tujuan.

Jari kurusnya mengetuk pintu dihadapannya. Tampak wanita setidaknya berkepala dua tengah singgah di meja tersebut.

"Pergilah ke pemukiman di Timur Nerima Ward." Ucapnya tersenyum simpul.

(y/n), beberapa saat ia tetap mengatup mulutnya. "Hanya itu?" Sahut (y/n) kemudian.

"Disana sudah ada Aki dan anggota baru, Denji.. tugasmu hanya mengawasi mereka," Tutur wanita tersebut, Makima, "aku membuatkan mereka squad, anggota mereka akan ditambah dengan Power.. kau berniat ikut bergabung?"

"Tidak, terimakasih," jawab (y/n) berbalik badan, "menyembunyikan identitas dihadapan orang yang memiliki dendam besar pada'nya' sangat merepotkan." Sambungnya menutup pintu.

☬☬

Rumah dua lantai tersebut dikelilingi pembatas polisi. Sirine serta orang orang disekitar membatu roboh. Tampak salah satu petugas kepolisian berbincang dengan dua orang pemuda. Samar samar, gadis itu menguping dari balik hitamnya kaca mobil.

Tertentang, petugas kepolisian tersebut mengetuk kaca mobil saat kedua pemuda tadi sudah beranjak memasuki rumah. "Nona (y/n)? Dengan alasan apa Anda kemari?"

Membuka kaca, ekor matanya melirik petugas tersebut. "Pertanyaan yang konyol. Aku kemari untuk mengawasi mereka, orang yang bersama Aki adalah pemula, dan dia nampaknya sangat diaku oleh Makima."

"Baik, maaf mengganggu tugasmu." Sahut petugas tersebut menunduk.

(y/n) Mendengus seraya keluar dari singgahannya. "Didalam sangat pengap." Sekilas ia melirik rumah didepannya, "nampaknya akan baik baik saja, aku ada urusan lain, jika terjadi sesuatu panggil saja anggota divisi 2.. oh ya, terimakasih tumpangannya."

Kembali menunduk, petugas kepolisian tersebut menjawab, "baik, terimakasih atas kerjasamanya, Nona (y/n)."

Daun daun nampak berjatuhan pelan satu persatu yang telah menguning. Namun rimbun hijau masih berada pada tangkai. Sejuk terasa dibawahnya. Semilir angin berhembus damai terasa, menjadikan diri betah disana. Namun, siapa sangka didepannya adalah sebuah padang pemakaman masal.

Kolopsia - Chainsaw Man Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang