Chapter 2

965 80 2
                                    


"Kau belum tidur Ai-Kun?" terdengar suara Profesor Agasa.

"Kau juga Hakase?" tanya Haibara yang masih terduduk di tempat tidur.

Profesor Agasa mendekatinya dan duduk di tepi ranjang, "Ada apa Ai-Kun? Kau masih memikirkan penawaran Jodie Sensei?"

Haibara menggeleng, "Tidak. Lagipula aku memang tidak pernah tertarik dengan FBI,"

"Kenapa? Itu kesempatan bagus untukmu. Meskipun mungkin aku akan kesepian lagi, aku terlanjur terbiasa dengan kehadiranmu. Aku sudah menganggapmu putriku sendiri Ai-Kun,"

"Begitu juga denganku Hakase. Kau sudah seperti ayahmu sendiri,"

"Jadi, kau mau menjelaskan padaku kenapa kau tidak tertarik dengan penawaran mereka?"

"Karena aku mencintai negara ini, Jepang,"

"Eh?"

"Tapi aku tahu, aku tidak dapat hidup disini lagi," Haibara tampak murung ketika mengatakannya.

"Eh? Apa maksudmu? Jangan anggap serius perkataan Sonoko. Kami semua menyayangimu Ai-Kun. Aku, Detektif Cilik dan Shinichi,"

Ketika nama Shinichi disebut, Haibara terkesiap. Profesor Agasa menyadari bahasa tubuh tersebut.

"Apakah tentang Shinichi?" tebak Profesor Agasa.

"Hakase?"

"Tidak perlu menutupinya Ai-Kun. Aku tahu kau punya perasaan terhadapnya,"

"Tapi tidak ada harapan untukku kan? Hanya karena sesuatu yang disebut teman masa kecil,"

"Ai-Kun..."

"Tidak apa-apa Hakase. Sebagai partnernya, aku ingin dia bahagia dengan wanita yang dicintainya. Lagipula, Mouri-San adalah wanita yang baik, sepertii kakakku Akemi. Aku benar-benar berharap mereka bahagia bersama. Aku tidak ingin menjadi egois, karena itu aku ingin pergi,"

"Tapi Ai-Kun. Kau maish bisa hidup disini sebagai teman mereka. Aku yakin Shinichi masih memerlukanmu untuk membantu investigasinya,"

"Aku tahu, tapi meskipun aku bisa menahan diri dan tetap berpikir kami hanyalah partner namun bagaimana dengan Mouri-San? Aku tidak ingin membuat mereka tidak nyaman dengan kehadiranku,"

"Jadi apa rencanamu Ai-Kun?"

"Aku hanya ingin tenang, Hakase. Hidup damai. Aku tidak membutuhkan ketenaran sebagai ilmuwan muda yang hebat. Aku hanya ingin menjadi wanita biasa. Aku ingin hidup di sebuah desa terpencil yang indah lalu melupakan semua ini,"

Profesor Agasa mengangguk, "Aku mengerti perasaanmu Ai-Kun. Kau telah melalui banyak hal berat dan berbahaya. Kau pasti lelah,"

Haibara mengangguk.

"Ai-Kun, aku ada sebuah ide dan penawaran. Mungkin kau mau,"

"Nani?"

***

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Haibara ketika melihat kedatangan Shinichi.

Saat itu Haibara sedang duduk berjemur di kursi taman rumah sakit.

"Ya ampun haruskah kau sesinis itu? Aku cuma ingin menjengukmu," gerutu Shinichi seraya duduk di sebelah Haibara.

Haibara nyengir, "Maaf maaf,"

"Bagimana keadaanmu sekarang?"

"Sudah lebih baik. Aku berharap bisa pulang besok, aku sudah bosan di rumah sakit,"

Berbagi Hati Yang SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang