Hai guys, jadi aku memang me remake cerita ini. Awalnya aku nyari penerbit yang pas buat nerbitin novel ini. Tapi, karena aku nggak cocok sama penerbit-penerbit tersebut jadilah pilihan aku buat nge upload cerita ini ke Dreame.
Aku menghapus beberapa chapter karena semua udah ada di Dreame meskipun ceritanya sebagian besar aku ubah. Aku nulis ini waktu jaman sekolah dan belum ngerti cara nulis yang benar tuh seperti apa, jadi maklum ya kalo yang ada di wattpad absurd banget.
Tapi tenang, di Dreame insyaallah nggak seabsurd di sini kok ceritanya. Ketemu lagi yuk, sama Ervan dan Aluna. Cerita ini di Dreame sudah full chapter sampe Epilog ya. Jadi yang mau baca silahkan dibaca.
Oh ya, aku juga akan mengupload beberapa ceritaku yang lain di Dreame juga. Kira-kira yang mana ya? Ada saran?
Ini cuplikan salah satu chapter yang ada di Dreame.
Saat ini gue sedang berada di kamar. Gue duduk di depan meja belajar gue, berniat untuk mengulang materi-materi yang kemungkinan besar akan keluar saat olimpiade. Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, namun, Aluna belum juga pulang.
Biasanya, Aluna selalu memberitahu gue kalau dia akan pulang telat. Mama juga sudah memberikan ultimatum padanya agar selalu mengabari gue jika harus pulang telat.
Hingga pukul sepuluh malam, Aluna belum juga pulang. Gue akhirnya membereskan buku-buku, lalu bangkit dari kursi. Saat gue berniat untuk menelepon Aluna, suara gerbang yang dibuka berbunyi. Gue segera melihat lewat jendela, ingin memastikan itu Aluna atau bukan. Dan ternyata benar, itu Aluna.
Namun yang membuat gue kesal adalah, Aluna datang bersama Lukas. Ah, maksud gue, Aluna diantar oleh Lukas. Cowok berandal itu berani menginjakkan kaki di rumah gue, dan semua karena Aluna!
Gue segera bergegas keluar dari kamar untuk menghampiri Aluna di luar dan berniat untuk menegur Lukas. Namun, yang gue lihat hanya Aluna yang sudah menutup pintu gerbang. Dia masih memakai seragam sekolah, dibalut dengan sweater.
"Lo abis dari mana? Kenapa Lukas ke sini?" tanya gue ketus.
"Gue ada perlu tadi." jawab Aluna.
"Kenapa nggak ngabarin?"
"Hape gue mati."
Gue berdecak, "Lo belom jawab pertanyaan gue, kenapa lo dianter Lukas? Lo udah berani pacaran dan bawa pacar lo ke sini? Hah?" tanya gue, dan kali ini gue benar-benar marah.
"Gue nggak pacaran sama Lukas, dia cuma anterin gue pulang karena udah nggak ada angkot."
"Gue nggak mau lo dianter dia lagi."
Aluna mengerutkan dahi, "Loh, kenapa? Emangnya dia berbuat salah sama lo? Lagian kan yang dianter gue."
"Gue nggak mau dia ke sini lagi, titik. Kalo lo bilang sama gue, pasti bakalan gue jemput."
"Kan lo sendiri yang bilang, lo nggak mau diganggu sampe olimpiade sains selesai. Hape gue juga mati. Terus salah gue di mana?"
"Emangnya lo nggak bisa pinjem hape temen lo buat hubungin gue? Dan kalo itu darurat, kenapa mesti gue nolak?"
Aluna menyentakkan kakinya kesal, "Lo kenapa sih Ervan? Kadang lo baik, kadang lo marah-marah kayak gini. Mau lo tuh apa? Gue merasa gue udah ngelakuin hal benar. Gue nggak ganggu lo, tapi lo masih marah-marah sama gue perkara gue dianter pulang doang sama Lukas!"
Aluna menangis. Dan gue terdiam. Gue tidak mengira sebelumnya bahwa dia akan menangis.
"Maaf gue emosi." ujar gue pelan, gue merasa bersalah.
Aluna menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dia menangis cukup lama. Sementara gue hanya mematung dihadapannya, tidak bisa berkata apa-apa.
Perlahan dan dengan ragu-ragu, gue menarik Aluna ke dalam pelukan gue. "Gue minta maaf." ucap gue. "Gue cuma kesel lo nggak ngabarin gue sama sekali."
Aluna melepaskan pelukan gue, dia menghapus air matanya. "Gue mau tidur." katanya lirih.
Gue pun mengangguk, membiarkannya pergi ke kamarnya. Lalu dalam hati gue bertanya-tanya.
Ada apa dengan gue?
Udah ya segtu aja. Sisanya bisa kalian baca di Dreame.
Username aku : thiaranyptr
Judul cerita tetap sama, Troublemaker Girl.
Ini link Dreame nya.
https://m.dreame.com/novel/1BDwHYlcjdYEVt9EafIiXg==.html
Thank you :)
KAMU SEDANG MEMBACA
MGS [1] Troublemaker Girl
Teen FictionFull Chapter Tersedia di Dreame. Link in bio.