a Replacement?

761 111 16
                                    

Pagi dan malam silih berganti, hari terus berlalu dan waktu tidak akan berhenti berputar. Kedekatannya dengan Jungwoo semakin erat, terutama selama ini pria itu sering sekali mengunjungi Doyoung di siang hari dan kembali di sore hari.

Bukan hanya sekedar mengobrol dengan Doyoung, namun Jungwoo lenih sering menghabiskan waktunya bersama dengan Yangyang yang kini sudah bisa merangkak. Jadi bisa dibayangkan bukan sudah berapa lama Doyoung tinggal disini.

Terkadang Doyoung mencuri pandangannya pada Jungwoo yang sedang bermain dengan Yangyang. Bahkan saat Yangyang menangis atau buang air, Jungwoo tidak masalah untuk mengurus Yangyang. Kilas balik yang terkadang lewat dipikirannya membuat tangannya mengepal, Taeil tidak pernah mau menyentuh apalagi sampai mengurus Yangyang. Justru Taeil mengabaikan hingga menyiksanya agar Doyoung melepaskan Yangyang

"Papa?" Yangyang menghentak-hentak tangannya bersemangat saat Doyoung menghampirinya.

"Dadda?" Yangyang menunjuk-nunjuk Jungwoo yang ada disebelahnya

"Dada?" Yangyang tertawa, merangkak kearah Jungwoo.

"No, ini uncle woo atau paman woo bukan daddy" Jungwoo mengangkat Yangyang untuk naik ke gendongannya.

"Dadda?" Yangyang menentuh wajah Jungwoo.

Doyoung hanya tersenyum miring, mungkin karena Jungwoo yang selalu ada disisinya hingga menganggap Jungwoo adalah daddy nya. Dengan berani Doyoung merangkul lengan Jungwoo dan menyandarkan kepalanya di pundak pria itu. Jungwoo sepertinya terkejut dengan tindakan Doyoung, tetapi setelah beberapa saat Jungwoo mengerti tentang perasaan yang dirasakan oleh Doyoung.

Yangyang tampak senang melihat antara Doyoung dan Jungwoo. Sehingga Doyoung sedikit meremas lengan Jungwoo untuk mengerti suasana kali ini.

"Terima kasih" bisik Doyoung pada Jungwoo.
.
.
.
.
.
.
"Bagaimana?" Tanya Doyoung saat menyuapi Jungwoo untuk mencicipi masakan yang telah Ia buat.

"Ini enak!" Jungwoo memberikan pujian yang membuat Doyoung sedikit tersipu.

"Pasti berat bukan mengurus anak sendirian? Kau pria hebat Doyoung" Jungwoo mengacak rambut Doyoung.

Entah kenapa Doyoung merasa kalau pernyataan Jungwoo tadi seperti menyisipkan suatu pesan yang tidak bisa Doyoung terjemahan kan. Doyoung percaya kalau pria yang sednag bersamanya ini benar sudah tobat. Bibirnya melengkung keatas jika mengingat semuanya, Doyoung tidak bisa kembali membenci Kim Jungwoo semua kesalahannya dimasa lampau sudah Doyoung maafkan.

Hatinya menghangat saat Jungwoo sangat menyayangi anaknya. Bukannya pada akhirnya Yangyang dapat merasakan kasih sayang dari seseorang selain dirinya? Akan tetapi Doyoung takut. Takut akan rasa yang mulai tumbuh dan juga rasa yang perlahan menghilang.

Pesannya pada Tuhan jika memang Moon Taeil adalah jodohnya maka Ia akan kembali walau sampai saat ini tidak ada tanda apapun kalau suaminya mencarinya dan Yangyang. Apa pria itu memang sudah bahagia disana atau senang saat anak yang Doyoung pungut akhirnya pergi.

Lamunannya disadarkan oleh Jungwoo yang tiba-tiba menyodorkan tangan Yangyang kepadanya. Pria itu tertawa kecil disusul oleh Yangyang yang juga terlihat tersenyum. Rasanya seperti mempunyai keluarga baru dan disinilah Doyoung merasa terbagi dua. Doyoung yang masih mencintai Moon Taeil dan Doyoung yang nyaman bersama Kim Jungwoo.

"Doyoung ayo kita pergi keluar, mungkin belanja kebutuhan Yangyang"

Doyoung menurut, setelah dirinya dan anaknya bersiap-siap mereka langsung menuju ke satu-satunya supermarket yang ada dikota ini. Cukup padat karena tidak ada tempat belanja sebesar dan selengkap ini selain supermarket satu ini.

Hello Baby!! [Moon Taeil x Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang