PROLOG

1.5K 106 5
                                    

Sooyoung POV
Apa pendapatmu jika kau memiliki saudara kembar yang selalu lebih beruntung dibanding dirimu? Kau iri untuknya? Itu bisa diterima dan di maklumi. Dan inilah aku si yatim piatu yang hidup dari belas kasih orang lain. Hidup Jiyoung, saudara kembarku cukup sempurna. Ia memiliki seorang ibu yang begitu menyayanginya sejak 8 tahun ia diadopsi. Ayah adopsinya orang terpandang. Umurku genap 16 tahun ini. Aku tak lagi berada dalam panti asuhan itu. Aku tinggal sendiri disebuah kamar yang disewakan oleh Kim Ahjumma. Aku bekerja untuk seluruh biaya hidup diriku sendiri. Melewatkan jam makan sepertinya sudah bukan masalah untukku.

"Sooyoung-a, eomma membawakan makanan untukmu", lagi. Ibu dari Jiyoung kembali datang menemuiku. Untuk kesekian kalinya mataku tak lagi menangkap sosok yang terlihat persis wajahnya denganku. Jika penampilan? Ya jelas berbeda. Maksudku cara berpakaian dan style. Kalian paham maksudku pasti. Aku senang tentu! Aku menginginkan seorang ibu sama seperti Jiyoung.

"Eomma kenapa repot-repot begini?",  aku segera berlari kearahnya dan memeluknya erat. Aku mungkin tak seberuntung Jiyoung namun aku cukup bersyukur dikasihani oleh keluarga yang mengadopsinya. Ia memelukku tak kalah erat. Aku dapat melihat kantung hitam dibawah kedua matanya.

"Ini memang apa yang harus eomma lakukan bukan?", aku tersenyum lebar menariknya untuk masuk ke ruanganku. Lagi. Dia menatapku sedih.

"Pulanglah bersama eomma", aku terdiam menatapnya tak percaya. Penawaran berharga semacam ini didepanku?

"Jiyoung, sedang sangat amat membutuhkanmu", tentu aku mengangguk cepat dan kembali memeluk sosok wanita cerminan malaikat itu.

......................................................................

Normal POV
Park Seojoon, pengusaha ternama dalam segala bidang. Terutama dalam bidang penerbangan. Bisa kalian bayangkan seberapa besar dirinya di Korea Selatan? Sosok inspiratif untuk jiwa-jiwa pebisnis di negeri itu. Pria 45 tahun itu tersenyum lebar begitu mendapati Sooyoung masuk kedalam rumahnya bersama istri tercinta. Tubuh tegap itu berjalan cepat untuk memeluk sosok yang persis dengan putri kesayangannya yang ia adopsi 8 tahun lalu.

"Sooyoung apa kabar?", mereka selalu ramah padanya. Jadi Sooyoung tak perlu merasa canggung lagi bukan?

"Aku baik appa", ia berujar ceria dan sopan. Seojoon tersenyum cerah.

"Mulai sekarang namamu Park Sooyoung mengerti?", Sooyoung mengangguk. Ia mendapatkan marga setidaknya dan jangan lupakan sosok pria tampan yang selalu menggodanya sejak pria itu kecil dan berkunjung kepanti asuhan.

"Aigoo bayi baru keluarga Park sudah datang", sosok jangkung itu memeluknya erat dan mengecup pipi milik Sooyoung gemas. Membuat perasaan gadis itu meledak-ledak meletup bagaikan popcorn. Benar tebakan kalian! Sooyoung menyukai pria bernama Park Chanyeol itu.

"Tapi eomma, appa. Jiyoung dimana?", semuanya membisu. Sooyoung benar-benar tidak mengerti. Sampai seseorang datang dan membuka suara.

"Jadi anak ini yang akan mendonorkan ginjal untuk Jiyoung?"

......................................................................

Sooyoung menangis dalam diamnya. Ia memang memiliki segalanya saat ini. Ia tidak kalah jauh dengan Jiyoung saudara kembarnya yang terakhir ia jenguk 3 hari lalu. Saudaranya masih tersenyum begitu lebar untuknya dan menggenggam tangannya erat setiap pertemuan mereka. Jiyoung menangis begitu tahu bahwa mereka berada disatu keluarga utuh yang sama. Namun tidakkah semua orang memikirkan Sooyoung? Seojoon menatap putri yang baru saja ia angkat 2 minggu belakangan ini. Namun ia dan istrinya memang menyayangi anak ini meskipun tak sebesar pada Jiyoung. Pria itu memeluk erat putrinya yang tengah menangis.

"Appa tidak akan memaksamu untuk mendonorkan milikmu pada Jiyoung", pria itu berujar lembut menenangkan putrinya. Sooyoung tidak merespon hanya tetap menangis dalam pelukan sosok ayah yang ia dapatkan 2 minggu terakhir ini.

"Maafkan appa", pria itu kembali berujar putus asa. Sooyoung menggeleng pelan meskipun batinnya berperang keras ia membulatkan keputusannya kali ini.

"Appa. Aku akan membagi ginjalku pada Jiyoung"

......................................................................

"Apa?! Kami akan kesana sekarang!"

"Yeobo, ada apa?", tanya Jiwon sang istri panik. Seojoon menggenggam jemari istrinya erat. Mencoba saling menenangkan lewat tautan itu.

"Jiyoung ia pergi"

......................................................................

Sooyoung terdiam tanpa suara, pikirannya berkelana kemana-mana. Tanggal menunjukan tepat 3 bulan setelah kepergian Jiyoung.

'Lepaskan alat-alat ini dari tubuhku. Sooyoung-a kau harus bahagia di keluarga Park. Jika aku pergi kau pasti jauh lebih bahagia'

'Andwae! Aku tidak bisa melakukan ini Ji! Kau kakakku', Jiyoung menggeleng.

'Kau akan seperti Min Seol Ah di Penthouse jika aku hidup. Kumohon', Sooyoung berhenti bernafas. Pandangan matanya berubah ia tersenyum senang dan tak lama setelah itu. Ia dapat mendengar dengan jelas suara bip berkepanjangan terdengar jelas. Dan Jiyoung pergi untuk selama-lamanya.

'Karna kau meminta, dengan senang hati kulakukan'

......................................................................

Yuhu! Cerita baru siap menghibur kalian. Aku harap kalian suka ya! Biar adil kali ini aku bikin HunJoy hehe.  Jangan lupa vote n komen yaa

Eccedentesiast (HUNJOY) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang