28🌻

733 146 27
                                    


******* 

Pagi tiba kembali, posisi bulan di gantikan oleh matahari. Alwi tengah bercermin di depan lemari kamarnya sambil sesekali merapikan rambutnya. Memang kondisi yang sekarang tengah adanya virus. Dimana sekolah di berhentikan untuk sesaat dan para siswa wajib belajar di rumah. Alwi menatap antusias wajah nya yang terlihat sedikit pucat. Yah memang setiap harinya juga seperti itu. Ia memperdulikan nya lalu turun ke bawah untuk mengisi kekosongan nya.

Tap tap tap!

Langkah kaki nya terdengar nyaring membuat semua anggota keluarga menoleh padanya. Alwi memberikan senyuman tipis lalu beranjak pergi ke belakang taman. Dimana tempat yang sering ia datangi ketika dirinya tengah mengalami keterpurukan. 

"Mau kemana?" tanya Inne seraya tersenyum, namun beda hal nya dengan Ananda dan Ridho yang hanya diam seakan tidak melihat kedatangan Alwi.

"Taman belakang," jawab nya singkat lalu sedikit berlari untuk sampai ke tempat yang ia tuju.

"Kak Ridho masih cuek. Ayah juga sama, Alwi kesepian." Alwi menarik napas gusar lalu menatap ke arah langit yang terlihat cerah.

'Ayo masuk.'

'Hai apa kabar bro.'

'Mau minum apa?'

Alwi melirik kesana-kemari mendengar suara yang sedikit berisik dari dalam rumahnya. Seperti ada tamu, Alwi masih tidak peduli. Ia masih duduk sendiri sambil beberapa kali mengerjapkan matanya.

"Al." panggilan yang tidak asing menurutnya berhasil membuat sang pemilik badan menoleh.

"Kak Panji?"

Alwi berlari memeluk tubuh yang ia bilang 'Kakak' tadi. Rasanya sama seperti ia memeluk Ridho. Tidak ada perbedaan, Panji merupakan anak dari Selvi dan Rico. Rico sudah lama meninggal 2 tahun yang lalu tanpa alasan yang jelas. Rico merupakan adik dari Ananda. Sipat nya yang dermawan juga di pandang banyak orang membuat Alwi nyaman ketika berhadapan dengannya.

"Hei anak manis. Apa kabar?" tanya Panji mengusap wajah Alwi pelan.

"Baik, Kakak sendiri?" tanya Alwi berbalik.

"Kakak juga baik. Ohh iya kenapa Alwi sendiri di sini? Keluarga yang lain lagi kumpul di ruang tengah." ucapan Panji berhasil membuat Alwi tetunduk sekaligus bungkam.

"Kenapa?" tanya Panji yang kini mulai serius.

Alwi menarik napas panjang, lalu hendak pergi tanpa menjawab pertanyaan dari Panji. Panji yang merasa aneh ia pergi mengikuti Alwi yang kini tengah berlari ke dalam rumah.

Alwi ber pas-pasan dengan Selvi yang hendak ke dapur. Karena sudah saling berhadapan Alwi terlebih dahulu menyapa Selvi dengan mencium tangan nya lalu pamit permisi untuk pergi ke atas. Yah Alwi sudah lama mengetahui sipat Selvi yang sebenarnya. Namun ia diam, karena tidak ingin jika permasalahan dengan nya akan begitu berpengaruh.

Brak!

Alwi membanting pintu kamar nya kasar, lalu merebahkan tubuhnya yang terasa letih. Padahal hari ini ia belum melakukan aktivitas apapun. Hanya ... bolak-balik turun tangga saja sudah menguras energi nya. Apalagi mengangkat pesawat (enggak canda 😭 hehe)

"Kedatangan Tante Selvi ke sini mau apa?" batin nya bertanya-tanya.

Alwi bangkit dari baringannya, lalu menatap lurus ke depan. Ia mengingat kembali memori masa lalu nya dan mulai mencerna perkataan nya.

#Flasbackon

'Dengar. Mungkin kali ini saya gagal untuk menghancurkan keluarga mu! Tapi lihat lah nanti. Aku akan kembali.'

SEGORES LUKA [End] || Alwi Assegaf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang