Siapa yang akan menyangka jika hidup Jennie harus berjalan seperti ini?
Bahkan dirinya sendiri pun tidak menyangka bahwa keputusannya menikah dengan Chaeyoung pernah menjadi hal yang paling dia tunggu.
Sekarang, setelah dijalani Jennie merasa ragu dan baru menyadari suatu hal.
Bagaimana bisa pernikahan didasarkan syarat seperti yang dibuat Chaeyoung?
Bukan pernikahan seperti ini yang Jennie inginkan.
Dia pikir seiring berjalannya waktu semua akan membaik, tapi ternyata jauh lebih sulit dari yang dia kira.
Sekarang Jennie harus duduk sendirian di sebuah cafe yang tidak jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja, sementara di depan sana ada Chaeyoung sedang bermesraan dengan seseorang yang Jennie yakini adalah kekasihnya.
Chaeyoung menyadari kehadirannya, tapi dia bersikap seolah tidak mengenali Jennie.
Bagi Jennie, dia seakan dipaksa untuk menikmati sesuatu yang tidak diinginkan.
Tapi Jennie tidak berniat untuk cepat pergi dari sana, dia ingin tahu bagaimana hubungan mereka.
Beberapa pertanyaan muncul di benaknya.
Apakah kekasihnya itu tahu jika Chaeyoung sudah menikah?
Bagaimana jika dia tahu?
Apakah Chaeyoung sangat mencintai wanita itu?
"Dokter, Kim?"
Suara itu menyadarkannya dari lamunan. Jennie menoleh ke arah seorang lelaki yang berdiri di samping mejanya.
"Apa kau ingat aku?" tanya lelaki itu, menarik kursi dan duduk di sana.
Jennie mengerutkan keningnya, bingung. Mencoba mengingat-ingat siapa lelaki yang ada di depannya itu.
"Aku salah satu pasien mu. Setahun yang lalu, namaku Kai."
Jennie membuka mulutnya terkejut. Sekarang dia ingat. "Kau yang aku sarankan untuk melakukan pengobatan pada sumsum tulang belakangmu, bukan?" Lelaki itu mengangguk. "Maafkan aku, terlalu banyak pasien hingga aku lupa." lanjut Jennie.
Lelaki itu tertawa kecil. "Tidak apa-apa, lagi pula itu sudah lama sekali."
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Jennie.
"Berkat saranmu untuk aku melakukan pengobatan di Jerman, aku dinyatakan sembuh dari penyakitku." Kai tersenyum lebar.
Senyuman Jennie pun tak kalah lebar, dia bahagia mendengarnya. Melawan penyakit yang mematikan itu tidak mudah, dan salah satu pasiennya dulu ini berhasil melewatinya.
"Aku senang mendengarnya."
"Aku datang ke sini sebenarnya karena ingin membawakan makanan untukmu makan siang sekarang, tapi ternyata kau juga ada di sini," ucap Kai mengelus lehernya, tersenyum canggung.
"Kenapa harus repot-repot ingin membawakan makanan untukku?"
"Aku ingin mengunjungimu, tidak enak jika tidak membawa apa-apa."
Jennie tertawa. "Oh ayolah, tidak usah kaku begitu. Dengan kau berkunjung untuk memberitahuku kabar baik itu sudah lebih dari cukup."
"Kau masih sama, dokter Kim."
Jennie menautkan satu alisnya, tidak mengerti maksud Kai.
"Iya, kau tetap menjadi Jennie Kim yang ku kenal setahun lalu. Tidak pernah berubah, selalu rendah hati."
"Tapi, apa kau menyadari ada sesuatu yang lebih dari dirimu sekarang?" tambah Kai.
Jennie menggeleng, "Apa memangnya?"
YOU ARE READING
MY MARRIED LIFE (The New Story)
FanfictionDia berbaring di pangkuanku saat aku menangis diam-diam berusaha untuk tidak membangunkannya. - Jennie Aku menangis pelan di pangkuannya saat dia mengira aku sedang tidur. - Chaeyoung