Home

1.3K 186 37
                                    


A/N : Pastikan kalian sudah membaca chapter sebelumnya yang sudah di revisi.




Same shit, but different story




Jennie POV

Malam ini aku tidak lagi akan pulang ke rumah ayah dan ibuku. Setelah menggelar pesta pernikahan yang cukup mewah, Chaeyoung membawaku ke apartemen miliknya. Ya, kami berdua akan tinggal di sini untuk sementara waktu, begitu kata Chaeyoung saat berbicara pada keluarga kami. Sebelumnya dia juga sudah berbicara padaku terlebih dahulu, sehingga aku sudah mempersiapkan semua kebutuhanku selama tinggal di sini.

Waktu sudah menunjukkan lebih dari tengah malam dan kami masih bersantai di kamar apartemen ini. Ah, biar ku perjelas, aku duduk di sofa dan Chaeyoung duduk di atas ranjang sambil memainkan ponselnya.

Sejujurnya, aku sedikit tidak nyaman dengan sikapnya yang dingin padaku. Namun sepertinya, mulai sekarang aku harus terbiasa. Katanya cukup sulit untuk menaklukan hati Chaeyoung.

"Aku akan mandi lebih dulu." Mataku yang tadinya sibuk memerhatikan setiap sudut ruangan ini teralihkan setelah mendengar suara Chaeyoung.

Aku mengangguk. "Mau ku siapkan baju tidurmu?"

Chaeyoung tampak terkejut atas pertanyaan ku. "Tidak perlu, aku akan mengurusnya sendiri." Jawabnya lalu berjalan menuju kamar mandi.

Aku tidak melupakan syarat yang dia berikan kala itu, tapi aku juga tidak melupakan apa yang sudah aku katakan padanya bahwa aku akan tetap menjadi seorang istri yang baik. Ini baru permulaan, beberapa hal yang ku tawarkan padanya selalu ditolak. Mungkin memang aku harus selalu siap akan penolakan yang kapan saja bisa dia lakukan.

Selesai Chaeyoung membersihkan tubuhnya, kini giliran ku. 30 menit berlalu, dan aku pun selesai. Aku keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah ku pakai, menghampiri tempat tidur kami dengan perlahan karena sepertinya Chaeyoung sudah terlelap. Aku masuk ke dalam selimut yang kemudian menyelimuti tubuh aku dan Chaeyoung.

Posisi tidur kami berjarak ditambah dengan sebuah guling yang menjadi penghalang. Tentu itu semua sudah diatur oleh Chaeyoung. Aku hanya tersenyum dengan rasa sesak di dadaku, menyadari bahwa lembaran hidupku yang baru ternyata tidak sesuai dengan yang ku impikan.

Merasa cukup lelah, perlahan aku pun mulai memejamkan mata, menyusul Chaeyoung yang sudah lebih dulu menyapa mimpi tidurnya.

\\ \\ \\

Pagi ini aku awali dengan memasak. Kemampuanku dalam memasak cukup baik, karena sejak kecil aku selalu membantu ibuku. Dan mulai hari ini sepertinya juga aku akan lebih sering berurusan dengan dapur, membuat sarapan pagi dan makan malam untuk aku dan Chaeyoung.

Tentu itu sudah menjadi kewajiban ku. Memastikan Chaeyoung untuk selalu makan dengan teratur, sebab sebelumnya ibu mertuaku memberitahu bahwa Chaeyoung sulit memakan masakan rumah karena dia cukup sibuk dengan pekerjaannya. Maka kali ini, aku akan berusaha untuk memberikan yang terbaik padanya. Kuharap dia akan menyukai masakan yang ku buat.

Semua sudah siap, aku menunggu Chaeyoung di meja bar, sepertinya dia baru saja selesai mandi. Dan sesuai dengan apa yang ku harapkan, Chaeyoung menghampiriku dengan wajah datarnya. Dia mengambil posisi duduk di depan meja bar, berhadapan denganku.

Oh, tunggu!

Kenapa jantungku mendadak berdetak sangat cepat? Ayolah Jennie, jangan sampai Chaeyoung mendengarnya. Bersikaplah biasa saja, jangan gugup.

MY MARRIED LIFE (The New Story)Where stories live. Discover now