Written by:CandleMits
🎁🎁🎁
"Ini," ucap Wei Wuxian sembari meletakkan beberapa makanan ringan di sisi meja Jiang Cheng. "Bagaimana hasilnya?"
"Nihil. Aku belum menemukan orang yang cocok untuk donor Huaisang." Ia menyesap teh yang sudah dingin. "Ini akan memakan waktu yang lama."
Wei Wuxian terdiam di samping Jiang Cheng. "Aku bisa pergi ke luar kota kalau kau mengizinkan."
"Soal itu terserah, aku tidak melarangmu. Kekasihmu yang akan mempersulitmu sebenarnya nanti."
"Benar juga." Pemuda dengan handband merah di tangan kirinya itu mengedar pandang ke penjuru lab penelitian di kampus mereka yang Jiang Cheng gunakan saat ini. Remang, hanya ada cahaya dari laptop yang ada di hadapan Jiang Cheng.
"Lebih sulit dari donor darah. Andai kejadian itu tidak pernah terjadi."
"Bro, itu sudah takdir yang harus Huaisang hadapi."
Jiang Cheng menyandarkan punggungnya ke Sandara kursi. Ia memijat pelipisnya pelan. "Aku ingin menemuinya hari ini, tapi sepertinya tidak bisa."
"Huh? Kenapa?"
Jiang Cheng menunjuk jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, itu membuat Wei Wuxian mendecih pelan.
"Jadi kita terkurung lagi di kampus?"
***
"A-Sang, selamat pagi."
Nie Mingjue melangkah masuk ke dalam ruang inap VIP yang adiknya tempati. Jendela masih tertutup gorden. Langkahnya terhenti di sebelah ranjang Huaisang.
"Kau sudah bangun?"
Nihil. Nie Mingjue lebih memilih membuka gorden dan satu jendela, membiarkan cahaya serta udara segar masuk ke dalam ruangan itu.
Ia memperhatikan gundukan di atas ranjang yang tak bergerak sedikit pun. Mingjue kembali mendekatinya.
Usapan lembut ia berikan di kepala Huaisang. Matanya menatap sendu adiknya yang tertidur sangat pulas.
"Dage ...." Suara serak itu terdengar setelah sekian menit.
Mingjue membantunya untuk duduk. "Aku di sini."
"Dage ... gelap." Ia meraba sekitar, mencoba mencari tangan Mingjue untuk ia genggam. "A-Sang takut. A-Sang tidak bisa melihat apa pun di sini, Dage."
"A-Sang. Aku di sini," ujarnya setelah duduk di samping Nie Huaisang, ia menarik pemuda itu pelan untuk didekap. "Kau tidak perlu khawatir, aku di sini. Tidak akan meninggalkanmu, aku janji."
Huaisang balas memeluknya dengan erat. "Dage ... kapan penglihatanku kembali?"
Ia kembali mengusap pelan rambut adiknya. "Secepatnya, A-Sang. Secepatnya ...."
Huaisang menyamankan dirinya dalam dekapan Nie Mingjue. Setidaknya ... setidaknya Huaisang merasa lebih baik walau saat ini ia tak bisa melihat apa pun.
***
Wei Wuxian tersenyum setelah ia menaruh sebuah kantong berisi banyak bakpao di pangkuan Huaisang. "Minggu lalu kau memintanya, kan? Aku bawakan yang banyak, anggap saja itu denda karena aku terlalu lama mengabulkan permintaanmu."
Huaisang tersenyum cukup lebar saat dirasa ada satu bakpao yang ditaruh oleh Wei Wuxian di atas tangannya.
"Makanlah," ucap Wei Wuxian. Ia memperhatikan Nie Huaisang yang secara perlahan melahap roti kukus isi daging di tangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot Ulang Tahun Nie Huaisang
FanficKumpulan oneshoot untuk memeriahkan ulang tahun Nie Huaisang yang jatuh pada 20 Mei. Semoga pada menikmati project kecil-kecilan ini. Luv, Herman Zhuh