Written by:FairyYizhan520
🎁🎁🎁
Kakinya terus melangkah, menyusuri jalan berliku. Jalan yang cukup sempit dan hanya bisa dilalui seorang saja. Nie Huaisang, pikirannya tengah dirundung kegelisahan hingga terus mengikuti arah kakinya melangkah.
Jalan di depannya seperti labirin tiada, terus berkelok sampai Nie Huaisang merasa kegelisahannya kian membendung. Dirinya seperti kehilangan arah. Setiap kali bertemu tikungan baru, Huaisang akan menoleh pada kedua sisi, mencari keberadaan seseorang.
Seseorang yang selalu ada di saat dirinya senang maupun sedih. Akan tetapi hanya semilir angin tanpa suara yang membingungkan.
Nie Huaisang mulai berlari kecil. Detak jantungnya berpacu seiring langkah kaki yang kian berlomba, napasnya memburu dengan dada yang kembang kempis, bulir keringat mulai muncul di pelipis, membasahi sekitar wajah eloknya.
Nie Huaisang dibuat tidak berdaya dalam labirin tak berujung. Dalam kepanikan jiwanya makin gelisah. Dimensi sekitarnya seakan berputar mengelilingi pemuda itu.
Sampai satu jentikan jari tertangkap Indra rungu dan netra gelap kecoklatan miliknya terbuka.
Nie Huaisang terbangun dari sesi hipnotisnya. Ruang persegi dengan perabotan khas ruang kerja biasa, adalah hal pertama yang dia lihat.
Sejenak pemuda itu mendengkus lalu duduk tegap, mengalihkan pandangannya pada seseorang yang kini melakukan hal serupa ke arahnya, tetapi tatapannya tersirat kecemasan.
Pria yang memandang Nie Huaisang bangkit dan berjalan, mendudukan dirinya di samping Nie Huaisang sambil berkata, "A-Sang, bagaimana kalau besok kau datang lagi untuk melakukan sesi hipnoterapi lagi."
"Tidak, Mingjue Ge. Besok hari pernikahan Wei Wu Xian, aku sudah janji akan datang," Nie Huaisang menjawab datar tanpa ekspresif.
Sementara pria yang dipanggil Gege oleh pemuda itu cukup tahu, kalau dibalik wajah tanpa ekspresi itu terdapat hati yang patah karena sahabat yang diam-diam dicintai akan menikah dengan belahan jiwanya.
Mingjue hanya bisa membuang napas panjang. Bagaimanapun dirinya hanya sebatas psikiater yang membantu, jika pasien ingin dibantu, tetapi kalau pasiennya belum berkenan maka dirinya harus sabar menghadapinya, selayaknya kewajiban profesi yang dijalaninya.
"Baiklah, berarti lusa saja ... bagaimana?" tawar Mingjue.
Nie Huaisang mengangguk sekali, tidak lupa setelah bangkit berdiri dan berada di depan pintu. Pemuda itu sedikit membungkuk, tanda kesopanan dan terima kasih kepada si pemilik ruangan.
Pintu tertutup. Mingjue membuat gestur layaknya seorang yang berpikir, sambil memijat-mijat satu sisi pelipisnya dengan dua jari.
"Hah ... pemuda yang lugu, hanya salah jatuh cinta saja bisa seperti itu," ungkapnya pada udara di ruang itu yang hanya bisa menjadi pendengar lalu.
***
Bunyi piano yang dimainkan untuk mengiringi pengantin terdengar nyaring bersama tepuk tangan yang perlahan menjadi sunyi. Di salah satu deretan bangkunya, Nie Huaisang tersenyum paling cerah di antara semua tamu yang hadir.
Tatapannya tersita pada sosok sahabat yang berjalan menuju altar.
Wei Wu Xian, pemuda itu kini telah resmi menjadi suami dari Lan Wang Ji teman kuliahnya, semua terlihat sempurna, pemuda itu bahagia karena akan menjalani kehidupan baru bersama pujaan hatinya, sampai tatapan keduanya bertemu.
Nie Huaisang bertepuk tangan paling meriah, tanpa sadar bulir bening mengalir dari dua sudut matanya. Dirinya ikut bahagia, sangat bahagia pada keputusan apapun yang dibuat sahabatnya.
Asalkan dirinya tetap bisa di samping Wei Wu Xian, Nie Huaisang akan tetap menjadi sahabat senantiasa sehidup semati.
══════ ∘◦❁◦∘ ═══════
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshoot Ulang Tahun Nie Huaisang
FanficKumpulan oneshoot untuk memeriahkan ulang tahun Nie Huaisang yang jatuh pada 20 Mei. Semoga pada menikmati project kecil-kecilan ini. Luv, Herman Zhuh