Setelah membersihkan diri, Clara segera beristirahat. Dia sangat kelelahan, perjalanan yang sangat jauh itu membuat tubuh kecilnya lelah dan dia ingin istirahat.
Clara akan memikirkan langkah apa yang harus ia ambil selanjutnya. Clara tahu, ia tidak lagi memiliki kesempatan untuk kembali ke rumahnya. Satu-satunya jalan adalah yang di katakan pria itu. Dan Clara tidak ingin mengambil jalan itu, jadi dia akan mengikuti peraturan pria itu.
Benar, Clara tidak pernah tahu siapa namanya, hanya saja Clara harus memanggilnya dengan sebutan 'Daddy', walaupun dengan enggan.
Tak lama kemudian, Clara pun terlelap dalam mimpinya.
****
Keesokan harinya, Clara bangun pagi sekali. Pukul 4 pagi, dia sudah terbangun. Melihat sekelilingnya Clara menyadari bahwa apa yang terjadi kemarin bukanlah sebuah mimpi kini Clara harus belajar menerima apa yang terjadi pada dirinya.
Termenung begitu lama. Yang ia tahu hari ini dia hanya akan menjalani tur berkeliling bangunan kastil ini, untuk selanjutnya ia tidak tahu.
Ruangan tempat dia tidur cukup luas. Dengan kasur berukuran queen size, di sampingnya terdapat nakas ada juga tempat duduk dan meja di dekat jendela, 3 rak buku yang masih kosong, meja belajar dengan komputer, laptop, ipad dan smartphone di atasnya. Terdapat laci di meja belajar juga, Clara tidak tahu apa isinya mungkin masih kosong. Lampu belajar, printer, tempat pensil dan sebuah kotak.
Kotak?
Clara bangkit dan berjalan menuju meja belajar untuk membuka kotak itu. Kotak itu berukuran cukup besar, ia tidak tahu apa isinya. Clara yakin kemarin tidak ada sebuah kotak di sini.
Setelah membukanya, ternyata isinya adalah sepasang sepatu. Sepatu ini cukup nyaman, ia ingat dirinya tidak memiliki sepatu lain selain yang dikenakannya kemarin. Di dalamnya terdapat sebuah surat.
' To : Clara adik kecil baruku
Ini adalah hadiah selamat datang untuk mu. Saat aku ingin memberikannya padamu kamu sudah tertidur pulas, aku tidak ingin membangunkan mu yang tertidur seperti malaikat kecil. Semoga kau suka. Ah, aku tahu ukuran sepatumu dari sepasang sepatu yang kau kenakan.
Salam hangat dari kakak barumu Hanna '
Ah, ternyata dari Hanna. Clara cukup senang melihat Hanna, sepertinya Hanna tidak akan menyakitinya. Hingga saat ini, Clara masih merasa takut dengan 'saudari' barunya itu.
Untuk saat ini, Clara akan mencoba mempercayai Hanna.
Clara tidak pernah bangun sepagi ini. Ia terbiasa bangun pukul 6 pagi, tapi karena dia berada di lingkungan yang tidak dikenalnya ia menjadi waspada dan tidur dengan perasaan waspada.
Pukul 4.30 pagi, Clara memutuskan untuk pergi mandi. Setelahnya, ia teringat bahwa ia hanya mempunyai dua pasang pakaian, satu saat dia kenakan kemarin dan satu lagi yang telah di siapkan oleh Flora. Dengan terpaksa ia mengenakan pakaian yang di kenakannya kemarin.
Kemudian, dia terdiam di ruang yang besar itu. Clara mengambil sepatu yang di berikan Hanna dan mengenakannya. Itu sangat pas di kaki kecilnya, sepatu itu tidak berat itu sangat ringan. Selain itu sepatu itu terlihat sangat modis, luar biasa.
Clara menuju meja belajarnya, membuka laptop dan menyalakannya. Itu tidak di kunci. Clara tidak terlalu mengerti bagaimana mengoperasikan benda ini, ia terbiasa bergulat dengan tumpukan buku dan bermain. Ia tidak pernah tertarik dengan benda elektronik ini. Jadi, Clara menyerah dan mematikan benda itu.
Saat itu pukul 5.30 pagi, Clara berjalan keluar ruangan. Dan, betapa terkejutnya dia, dia melihat pria aneh itu duduk dengan tenang di atas sofa di ruang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bunch Of Roses
Подростковая литератураdi culik ketika dia masih kecil. mengikuti pelatihan seperti berada di neraka, di latih untuk memiliki berbagai macam keahlian. berjuang dengan keras hanya untuk hidup. bersama dengan keenam "saudari"nya yang lain, ia menjalani hidup seperti seorang...