Setelah sarapan, seperti rencana kemarin. Mereka berenam berencana mengajak Clara berkeliling bangunan kastil ini.
Mereka pun bersiap.
"Clara, kamu tidak mengganti bajumu?"
Flora melihat Clara mengenakan baju kemarin, dan bertanya dengan penasaran.
"Aku, aku baru saja mendapatkan baju baru tadi dari Daddy."
"Oh, benar. Aku sudah menyiapkan beberapa desain baju untukmu, tenang saja desain ini sangat nyaman dan tidak menghalangimu bergerak. Aku sendiri yang akan menjahitnya."
Ucap Flora dengan lembut pada Clara.
Menjahit?
Clara tidak menyangka dia bisa menjahit baju sendiri. Itu luar biasa.
Hanna: "Benar Clara, kegiatan apa yang paling kau sukai?"
Clara: "Umm, bermain piano, melukis, dan menari."
Hanna: "Itu hebat. Luna sangat pandai dalam bermain piano kau bisa memintanya untuk mengajarimu, Flora dan Angel pandai melukis kau bisa belajar dengan mereka, Jessy dan Cerry pandai menari belajar lah dengan mereka. Mungkin saja kau, Jessy dan Cerry bisa membentuk kelompok menari."
Jessy: "Aku tidak menyangka kau sangat berbakat Clara. Kita bisa menari bersama. Tarian seperti apa yang biasanya kau lakukan?"
Clara: "Tarian yang bersemangat dan energik?"
Jessy: "Yah, kau bisa belajar dariku. Jika kau ingin mempelajari tarian yang lembut dan anggun kau belajar saja pada Cerry. Walaupun kami sama-sama belajar menari tapi aliran kami benar-benar berbeda."
Clara: "Uh, baiklah."
Luna: "Cukup basa basinya. Pria gila itu sudah ada di depan pintu."
Clara bingung dengan ucapan Luna. Siapa pria gila yang dimaksud Luna?
Saat membuka pintu, ternyata pria yang dipanggil Daddy itu sudah berdiri di depan pintu. Kini Clara menyadari bahwa 'pria gila' itu adalah orang ini. Oh benar, hingga saat ini Clara tidak tahu siapa namanya.
"Ternyata kalian sudah siap. Ayo pergi." ucap pria itu dan di ikuti mereka bertujuh.
Pria itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya diam dan memperhatikan Clara dengan seksama, Clara merasa sedikit tidak nyaman. Dia merasakan hawa dingin dari arah belakangnya, dan dia tidak tahu mengapa dia merasa seperti itu.
Selama tur mereka, yang menjelaskan semua tata letak ruang di sini adalah Jessy dan Cerry. Mereka seperti kereta berkecepatan tinggi yang tidak memiliki tempat pemberhentian. Bagaimana bisa mereka berdua mengoceh tanpa berhenti seperti itu, tidakkah mereka merasa lelah?
Sedangkan yang lain, mereka hanya menjadi pendengar setia ocehan mereka.
Clara mendengar dengan seksama, karena bangunan ini akan menjadi tempat dia tinggal mulai sekarang jadi dia harus mengetahui tata letak ruangan ini.
Bangunan ini sangat luas membuat Clara merasa lelah karena berjalan tanpa henti.
Di tengah perjalanan, ada seorang pria yang menyapa kami dengan tidak sedapnya. Entah dendam kesumat apa yang dia simpan.
"Oh, bukankah ini Leo? Kau sudah mendapatkan barang baru rupanya."
Oh ternyata pria ini bernama Leo.
Leo: "Diam. Ini tidak ada hubungannya dengan mu."
Pria: "Kenapa? Tentu saja ini ada hubungannya denganku. Aku harus mengetahui siapa saja yang akan menjadi musuh anak didikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bunch Of Roses
Ficção Adolescentedi culik ketika dia masih kecil. mengikuti pelatihan seperti berada di neraka, di latih untuk memiliki berbagai macam keahlian. berjuang dengan keras hanya untuk hidup. bersama dengan keenam "saudari"nya yang lain, ia menjalani hidup seperti seorang...