3 : Flashback

149 43 2
                                    

"Sarah."

Aku memberhentikan langkahku ketika mendengar suara yang memanggil namaku.  Sebenarnya tanpa membalikkan badan aku sudah tahu pemilik suara tersebut.

"Mau ngomong apa?" tanyaku tanpa membalikkan badan.

Terdengar hembusan nafas berat dari Kak Sky yang berdiri di belakangku. "Aku senang kita bisa ketemu lagi."

"Akunya nggak, Kak," jawabku.

"Sarah..."

Akhirnya aku membalikkan badan dan dengan berani menatap kedua matanya. Ya ampun, sorot mata ini yang dulu selalu membuatku merasa nyaman. Semua kenangan yang sudah susah payah kukubur perlahan mencuat kembali di permukaan hanya dengan menatap mata lelaki ini. Sky Adinata Anthony dengan kedua matanya yang cantik. Satu kebenaran yang tak bisa kubantah meskipun aku membencinya.

"Gimana? Udah damai, 'kan hidupnya sekarang?" kataku yang terpaksa harus flashback setiap kali melihat lelaki ini.

Dulu setelah Kak Sky secara tiba-tiba memintaku untuk jadi pacarnya, aku masih belum percaya dan tentu saja kaget. Bagaimana mungkin laki-laki yang dulu hanya kuketahui sebatas nama tiba-tiba meminta menjadi kekasihnya?

"Gila," ucapku kala itu lalu berjalan menjauh.

Kukira dia cuma iseng saja tapi besoknya dia datang dan menghebohkan kelasku. Teman-temanku kaget karena biasanya Kak Sky jarang nyamperin junior tapi aku malah disamperin dan diajarin!

"Sarah pake pelet apaan?" bisik teman-temanku.

Kak Sky terus mendekatiku dan akhirnya aku luluh. Singkatnya kami akhirnya berkencan.

"Lo beneran macarin junior yang itu?"

Kulihat Kak Sky sedang nongkrong bersama teman-temannya di kantin pas jam makan siang. Aku hendak menghampirinya tapi langkahku otomatis berhenti ketika mendengar jawabannya.

"Iya," jawabnya.

"Gila langsung dapet aja."

"Gue emang lagi nyari cewek biar gampang nolakin cewek-cewek keganjenan yang suka caper. Geli aja rasanya. Pas gue nyari, eh dia datang. Yaudah," jawabnya seperti tanpa beban.

Y-a-u-d-a-h.

"Tapi lo beneran sayang, nggak? Gue denger lo sampai pacaran sama dia."

"Gue lebih menganggap ini simbiosis mutualisme sih. Sama-sama menguntungkan. Dia untung karena gue ngajarin dia dan gue untung pula karena itu cewek bisa jadi alasan."

"Emang dia tahu?" 

Kak Sky menggeleng. "Udah ah. Jangan bahas itu. Ntar juga tahu sendiri."

Brengsek.

Kami bertengkar saat itu juga. Aku mencoba mengkonfrimasi kembali perasaan Kak Sky terhadapku dan dia tidak bisa menjawab.

"Aku udah terima karmanya kok," kata Kak Sky.

"Aku udah terima karmanya kok," kata Kak Sky

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sean and His Twin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang