5 : Green Light?

128 41 3
                                    

"Sarah? Kamu kesambet apaan?"

Mami melongo waktu melihatku pagi itu sudah siap memasak di dapur.

Aku cuma melambaikan tangan ke arahnya, "Oh, hai Mami," dan lanjut memasak.

"Kamu belanja dan masak???" Mami masih tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya.

"Bukannya bagus? Jadi aku nggak lagi dibanding-bandingin sama Evan," kataku berkacak pinggang.

"T-tapi fakta kalau kamu bangun lebih pagi dari Mami, terus belanja, dan sempet-sempetnya masak itu masih buat Mami speechless," kata Mami lalu berjalan mendekatiku.

"Kamu masak sayur sop? Buat siapa?" 

"Hari ini aku mau jenguk Sean terus pengen bawain dia makanan."

"Oalah jadi itu motivasi kamu," kata Mami mengangguk-angguk sambil menatapku dengan tatapan menyelidik.

Aku hanya mengangkat kedua bahuku sebagai respon.

"Lebih baik kamu bawa juga buah-buahan tuh buat dia."

Aku mengangguk. "Udah aku siapin kok. Kalau memang Sean masih belum bisa makan, ini biar buat Evan. Kemarin habis antar aku pulang, dia balik ke rumah sakit buat jagain Sean. Kayaknya nggak sempat makan."

"Jadi?"

"Jadi apa?" tanyaku bingung sambil menatap Mami.

"Sean atau Evan yang bakalan jadi mantu Mami?"

"MAMI!"





[ Sean and His Twin, nthemoodnightj ]




Aku menghela nafas panjang sebelum mengetuk pintu ruangan tempat Sean menginap di rumah sakit. Rasanya kecanggungan kemarin malam dengan Evan masih sangat terasa. Aku bisa saja menghindar, tapi rasanya aku bakalan jadi orang yang tidak bertanggung jawab. Aku masih merasa kondisi Sean seperti ini karena aku yang kemarin ngajak dia makan di sembarang tempat.

"Lo suka sama Sean?"

Pertanyaan Evan kemarin sukses bikin aku panik.

Belum sempat aku menjawab, Sean bangun dan Evan langsung menanyakan keadaan kembarannya itu. Apakah masih mual? Apakah butuh sesuatu?  Apakah perutnya masih terasa sakit? Dan pertanyaan lainnya.

Setelah Sean tidur kembali, Evan menghampiriku dan bilang akan mengantarkanku pulang seperti janjinya pada Mami.

Sepanjang perjalanan, kami cuma diam. Evan tidak membahas pertanyaannya tadi sampai dia pamit untuk kembali ke rumah sakit setelah memastikanku masuk ke dalam rumah.

"Sarah?" kata Evan ketika membuka pintu kamar dan melihatku berkunjung hari ini.

"Hai," balasku berusaha untuk tidak terlihat canggung. 

"Siapa?" Terdengar suara Sean dari dalam.

"Ada Sarah," jawab Evan lalu mempersilakan aku untuk masuk.

"Yeay, ada Sarah!"

Aku menatap Sean dengan senyum cerahnya —seperti biasa— seolah tidak terjadi apapun padanya. Itu semakin membuatku merasa bersalah. Kalau saja kemarin aku lebih memperhatikan makanan yang kami makan, dia mungkin tak akan ada disini dan merasakan sakit.

Sean and His Twin [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang