EPILOGUE

1.1K 167 18
                                    

Menantimu sepanjang waktu, ditemani kelembutan tanpa suara, betapa aku ingin menggenggam tanganmu saat ini.

Sekalipun harus berharap sepanjang usia, kutukar dengan lirikanmu sekali lagi, setidaknya saat aku terbangun, aku tidak ditinggalkan tanpa apapun.
羡云 [MDZS ost.]


















Malam nya gelap, langit tak berbintang, cahaya bulan pelan pelan meredup tertutup mega hitam yang melambai lembut di cakrawala.

Jauh satu kilo mil jauhnya, pusara kesepian memendam jiwa yang telah hilang. Sebuah batu tertancap di atasnya, nama yang begitu familiar namun terlalu menyakitkan untuk di lafalkan—yongbok, nama itu diukir diatas permukaan nya yang kasar, menggunakan bilah pedang tajam.

Hyunjin berdiri di hadapan pusara itu, tanpa adanya ekspresi yang berputar di wajahnya. Seratus tahun berlalu— yongbok sudah pergi selama itu dari hidupnya, dia enggan untuk melupakan. Tetapi cinta nya kini sudah jadi cerita pahit yang di torehkan dalam sejarah hidupnya.

Seratus tahun baginya sudah lebih dari cukup untuk berduka tanpa henti.

Hyunjin telah berdiri sekokoh itu, sanggup untuk belasan jam lamanya. Namun ketika nama yongbok terucap di ujung bibirnya dia tidak bisa menahan diri, dan terjatuh dengan air mata yang membludak dari pelupuk matanya, seperti kelopak bunga yang berguguran jatuh tepat di atas pusara.

Tangan nya yang gemetar meraih batu itu, mengusapnya putus asa.

"Maaf yongbok"

Tangan kanan nya bergerak ke pinggang, menggapai batang besi yang dingin. Dia tidak memiliki pilihan lain saat ini, selain pergi dan memulai perjalanan, dia sendiri tidak bisa menjamin. Apakah kelak dia akan menemukan yongbok, atau bahkan dirinya akan hilang terombang ambing dalam ruang dan waktu, hingga jiwa dan ingatan nya pelan pelan terkikis dan hilang.

Tetapi dalam pikiran kritisnya dia masih berani untuk mengangkat pedang itu tinggi-tinggi, dalam satu hentakan dia menusuk dirinya sendiri tepat di jantung. Nyeri mengonyak jantungnya, dalam pengelihatan nya yang terakhir, semua hal yang ada didekatnya berputar dan mengabur.















Hyunjin merasakan penekanan di jantungnya, dia langsung membuka matanya dan menarik udara dengan rakus.

Seseorang disampingnya berteriak

"Jantungnya berfluktasi!"

—Dia bangkit lagi, untuk ke sekian kalinya.











Hyunjin menatap selang infusan di tangan nya, dia tidak bisa merasa lebih buruk lagi kali ini, setelah kebangkitan nya yang entah untuk keberapa kalinya—dia mulai merasa lelah, semangatnya melemah.

Beribu beribu tahun telah dia lewati, menjelajahi setiap kehidupan dengan sia-sia. Dia mati, lalu dihidupkan kembali di kehidupan yang lain, dan selama itu pula dia tidak pernah menemukan sosok yongbok kembali ke pelukan nya.

Dia hampir menyerah, dia putus asa. Yongbok sudah tiada untuk selamanya, dalam kehidupan nya yang dahulu, dan kehidupan di masa ini. Jiwanya hancur, tersebar menjadi fragmen fragmen kecil yang sudah nyaris tak bisa terlihat lagi—dia tidak akan pernah kembali lagi.







Hari itu hujan turun, langit tak pernah sekelabu itu dalam ingatan nya yang terakhir. Dia menatap langit gelap, suara rinai hujan yang ramai menghujam bumi tanpa jeda, hyunjin menghela.

Dia telah bereinkarnasi ribuan kali tanpa henti, seluruh ingatan selalu memudar tiap kali dia kembali. Terkadang itu hanya menyisakan titik titik pudar dari masa lalu, tetapi selalu ada satu hal yang dia ingat—Dia lahir untuk menunggu seseorang, untuk menunggu yongbok.

爱殇; Hyunlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang