🌿 六

826 148 48
                                    

I will still remember the scene at that time, recollectin' the things you said. The me at that time was already used to cryin' alone, knowin' we would be separated, so don't say 'I Love You'

只是太在意















Yongbok membuka matanya, untuk pertama kali dia melihat kelambu kamar menggantung di atas tempat tidurnya. Dia menggulingkan tatapan nya ke sekitar, dan tidak menemukan siapapun disana.

Dia bangkit perlahan dari tempat tidur, tangan nya yang lemas meraih cangkir air di meja kecil samping tempat tidurnya. Dia mengernyit saat mengecap rasa pahit yang asing di reseptor lidahnya.

"Apakah malam ini? Benar? dia akan di eksekusi malam ini?"

"Setahuku begitu, dia telah diikat berhari hari di tiang. Orang orang datang untuk meneriaki nya, dan melampiaskan semua kekesalan padanya, aku dengar memang dia akan dieksekusi malam ini"

"Hii....apa kau pernah melihat matanya? Benarkah itu semerah darah?"

"Tidak, aku tidak melihatnya, tapi orang orang bilang begitu"

"Aku harap dia cepat mati saja, jika dia sudah tertusuk pedang itu dia tidak akan pernah hidup lagi kan?"

"Uum... Itu benar"

Yongbok terdiam, cangkir di tangan nya sudah jatuh dan pecah di lantai, dia menatap ke depan dengan tatapan kosong dan air mata jatuh begitu saja ke pipi nya.

Mendengar kebisingan dari dalam, dua pelayan wanita itu saling bertatapan, kemudian salah satu pelayan wanita mendorong pintu kayu itu perlahan. Dan mereka terkejut melihat yongbok sedang berjalan kearah pintu dan terjatuh ke lantai.

Mereka datang menerjang dan membantu yongbok berdiri, setelah itu yongbok mencengkeram bahu salah satu dari pelayan itu dan bertanya.

"Diamana dia akan di eksekusi?"

Pelayan wanita itu ketakutan, dia bahkan tiba tiba kehilangan kemampuan untuk bicara. Yongbok merasa tidak sabar, dia mengguncang bahu pelayan itu dan menanyakan hal yang sama.

"Tuan muda, tenanglah, anda baru bangun. Anda harus beristirahat dulu"

Yongbok menepis tangan pelayan yang lain, matanya yang basah dan berkilat menatap pelayan itu.

"Katakan saja padaku"

Pelayan itu menelan salivanya, gugup dan takut, dia tidak berani untuk tidak menjawab, pada akhirnya dia mengangguk dan menceritakan semua hal yang dia tahu. Pelayan itu belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi yongbok sudah mendorong kedua nya untuk menyingkir dan dia segera berlari terpogoh pogoh keluar dari kamar.










Yongbok berlari menyusuri lorong paviliun, dia sesekali berhenti untuk menarik nafas, bersandar lemah pada dinding kayu dan kembali berlari lagi. Hari itu langit sudah nyaris menggelap, lampion lampion indah menggantung di sepanjang lorong paviliun.

Sewaktu dia mengetahui bahwa hyunjin akan di eksekusi oleh bangchan malam ini, dia segera berlari ke luar menuju lapangan utama yang berada di halaman paviliun besar ini. Dia berhenti lagi, merasakan penekanan yang menyakitkan di dadanya, yongbok menengadah, menatap bulan biru yang menggantung di atas cakrawala, cahaya biru perak nya menusuk retina nya tepat, kesuraman menembus sukma nya, dan ia menjadi semakin sedih dan lebih sedih lagi.

Kemudian dengan sisa tenaga yang ada, dia berlari lagi dan terus berlari. Dia tidak akan membiarkan bangchan membunuh hyunjin, mereka—dia dan hyunjin telah membuat janji bersama dalam kehidupan ini.

爱殇; Hyunlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang