🌿 五

679 144 23
                                    

Just by wishin' that i could see you, my tears are already overflowin' this much, my love. My sigh escapes, floatin' up into the night sky, please stay with me-

Please stay with me (YUI)















Langit sudah nyaris ditimpa dalam kegelapan yang suram.

Karena berita tentang serangan pembalasan dendam si putra roh putih, orang orang di desa mulai mengurangi aktifitas mereka menjelang malam, rumah penduduk sudah terkunci rapat. Jalanan sudah lenggang, dan desa sudah mulai senyap. Tetapi yongbok malah pergi seorang diri ke hutan.

Dia sudah tidak bertemu hyunjin selama teror di desa itu berlangsung, yongbok ingin mencarinya. Dia ingin memastikan jika apa yang terjadi di desa bukanlah ulahnya, dia harus memastikan kecurigaan nya.

Jalur hutan itu senantiasa selalu gelap, sepi dan dingin. Yongbok tidak peduli akan segelap apa itu, tetapi selagi langit belum gelap total dia menerobos masuk kedalam, berlari, seorang diri tanpa penerangan apapun. Dia berhenti di pintu masuk hutan dingin, hanya untuk menemukan sosok tinggi berjubah putih disana.

Yongbok tidak peduli setebal apa salju di bawah kakinya, meskipun salju itu hampir menelan separuh kakinya. Dia menyeret tungkai nya berjalan menyusuri tumpukan salju, dan berjalan ke arah sosok itu, matanya merah dan basah. Dia letih, teramat letih, dia bahkan nyaris menghabiskan setengah kekuatan nya hanya untuk berjalan ke arah sosok itu.

Yongbok melihat sosok itu masih berdiri, tudung nya sudah dilepas dari kepalanya, dan sosok hyunjin yang begitu dia rindukan terpampang di hadapan nya. Yongbok datang menerjang, dia memukul bahu hyunjin dengan sedikit kekuatan yang masih tersisa.

Dia terlalu lelah, bahkan ketika dia pikir dia bisa menjatuhkan hyunjin dengan pukulan nya, nyatanya pukulan nya tidak berefek apapun pada hyunjin.

"Apa yang sudah kamu lakukan!?"

Yongbok berteriak, suara beratnya hampir pecah dan kering. Air mata sudah meluncur dari pelupuk matanya, dia tidak bisa menyembunyikan kemelut emosional yang membuncah di hatinya.

Mata hyunjin kala itu tidak kalah basahnya, kulitnya lebih pucat dari yang terakhir kali yongbok ingat, mata merah nya mengkilat jauh lebih nyalang. Dia datang mendekat, mengulurkan tangan nya dan mengusap wajah yongbok dengan sayang.

"Maaf" katanya.

Kata itu berhasil memancing seluruh emosi yongbok untuk keluar, dan air mata mengalir lebih deras lagi.

"Aku harus melakukan nya, aku harus membalaskan dendam ibuku pada manusia yang tidak punya hati nurani"

Yongbok merundukan kepalanya dalam dalam, menggeleng perlahan, buku buku tangan yang mulai membeku mencengkeram busur panah di tangan nya.

"Kamu salah, kamu hanya membunuh orang orang yang tidak bersalah"

Tangan hyunjin yang bertengger di wajah yongbok, mulai merosot, jatuh dan menggantung di sisi tubuhnya.

"Lalu siapa yang harus di salahkan? Katakan padaku, yongbok"

Dia mengangkat kepalanya, di bawah cahaya langit yang remang dia masih bisa melihat setitik air mati turun dari mata hyunjin.

"Tidak ada yang harus kamu salahkan. Jika kamu melakukan ini, itu akan semakin melukai hatimu, kamu hanya perlu melepas dan memaafkan"

Hyunjin menggelengkan kepalanya, "Kamu tidak mengerti..."

"Jika manusia manusia itu setidaknya punya sedikit hati nurani, mereka tidak akan membuang ibuku ke hutan, mereka tidak akan mengirim ayahku untuk mati berperang, mereka tidak akan membiarkan ibuku mati dengan sia-sia. Setelah aku tumbuh dengan kebencian dan kesepian, orang orang itu tumbuh dengan bahagia. Bagaimana bisa aku membiarkan mereka tetap hidup seperti itu?"

爱殇; Hyunlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang