N.2 🔞

973 71 6
                                    

Warning!!

Kata-kata kasar dan tak beradab sama sekali tak di sensor jadi bijaklah dalam membaca dan memilih bacaan. Terimakasih














Sesuai jadwal penerbangan yang di beri tahu kan Lee tempo hari aku, Neji dan Shikamaru menuju bandara pukul 4 dini hari. Di bandara aku dan yang lain harus ekstra hati-hati mengingat penjagaan yang di lakukan keluarga Lee sangat ketat. Untungnya aku dan yang lain datang lebih awal dari mereka. Setelah menunggu selama 15 menit aku dan yang lain melihat mobil Lee tiba dan Lee keluar dengan ransel di pundaknya. Sorot mata Lee kali ini lebih sedih dari yang sebelumnya.

Mata Neji tertuju pada lengan Lee dimana sebuah gelang melingkar di lengannya dengan indah. Senyum bahagia begitu terlihat di wajah Neji meski tak memungkiri hati kecilnya sesak. Aku ingin lari keluar menyeret Lee tapi takutnya masalah semakin runyam. Suara pengumuman akan penerbangan ke Kanada tinggal satu jam lagi dan seluruh penumpang harus melakukan cek in. Di sana Lee masih enggan jalan. Terlihat di wajahnya seakan menunggu kedatangan seseorang.

Shikamaru yang punya ide cemerlang meminjam pakaian cleaning service dan berpura-pura mengepel di depan Lee. Dan saat sudah dekat Shikamaru beraksi dengan pura-pura menyandung bak air dan tumpah ke kaki Lee semua. Misi berhasil aku dan Neji bertos ria. Orang tua Lee yang melihat itu langsung memaki-maki Shikamaru dan menyuruh Lee ganti pakaian di toilet.

Saat sampai di toilet laki-laki Lee di kejutkan dengan Neji yang memakai seragam cleaning service. Sontak saja Lee memeluk erat tubuh Neji dengan tangis ya yang membuatku ikut sakit. Aku menghampiri Shikamaru yang baru sampai. Dia memeluk pundakku dan berbisik. "Aku jadi ingin punya kekasih."

Aku mengerutkan kening dan menatapnya aneh. "Bukannya kau bilang kau tidak suka dengan hubungan kekasih karena merepotkan?"

"Iya sih..." balasnya santai lalu kembali menatap Neji dan Lee yang masih berpelukan. "Melihat mereka berdua aku jadi iri."

"Aku juga." balasku

"Dan aku punya saran buat adik kecilku ini." katanya dengan nada usil

"Apa?"

"Pacaran saja sama cowok. Karena aku tidak yakin penis kecilmu itu bisa membuat cewek mengerang kenikmatan."

"Brengsek. Punyaku tak kecil-kecil amat. Masih bisalah membuat para cewek mengerang kenikmatan."

"Mustahil. Punyamu itu kecil dan imut. Dan aku yakin kau tak tertarik dengan cewek saat ini." godanya lagi dengan menaik turunkan alisnya.

"Sialan. Mulutmu memang pantas di jahit. Tapi ngomong-ngomong soal tertarik ku benarkan ucapanmu big bro. Aku tertarik dengan cowok yang aku lihat saat kita liburan di negri tropis."

"Apa itu alasan kau menyukai tomat?"

Aku menjentikan jari "Bingo big bro. Dia sangat tampan dan sempurna."

"See? Kau memang di takdirkan untuk mendesah adikku."

"Yeah aku akan mendesah bila dengannya." ucapku bangga. Dan yang menyebalkan adegan Neji dan Lee semakin intim. Sial mataku iritasi. "Haruskan kita menjadi penonton disini big bro?"

"Ku rasa harus. Kau lihat betapa tersiksanya mereka berdua nanti? Ku harap aku menemukan cewek yang tidak merepotkan seperti Mama."

"Kau bilang mama merepotkan waktu itu?" omelku

"Kadang Mama bisa sangat merepotkan tapi tak jarang Mama sosok yang luar biasa."

"Setahuku saat ini semua cewek merepotkan big bro. Ke sekolah saja harus duduk di depan cermin selama mungkin. Bagaimana kalau kau menjadi same?"

innocent semeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang