N.6

186 26 11
                                    

Hari ini aku sama big bro udah Sampek dirumah besar tuan Uchiha. Di sana sudah ramai dengan polisi dan penjaga yang disewa untuk keamanan lebih. Tadi pagi saat matahari belum nongol beneran alias masih malu-malu big bro bangunin aku buat segera ke rumah tuan Uchiha karena permintaan tuan Uchiha sendiri. Neji dan Shino udah datang 10 menit sebelum aku dan big bro nyampek. Papa dan rekan-rekannya juga sudah tiba tak lama setelah aku dan big bro turun dari mobil.

Udah sedari kecil atau emang kebiasaan aku langsung lari meluk papa sambil ngucapin selamat pagi plus kecupan sayang di kepala. Kalau big bro boro-boro mau dicium peluk saja ogah-ogahan. Tapi kalau sama mama ya wajib plus kudu harus kalau tidak mau mama marah.

"Sudah sarapan sayang?" tanya papa yang langsung aku jawab "beluuum" dengan nada manja semanja mungkin. Hehehehe jangan iri karena aku kesayangan. "Ya sudah abis ini kita sarapan bareng di kedai tom yam dibawah jembatan persimpangan. Yang lain juga diajak tentunya. Tapi sebelum itu kita selesaikan yang dirumah ini lalu kita kerjakan dirumah dan papa kerjakan di kantor. Lagi pula kalian cuma ijin 3 hari dan besok terakhir kalian ijin jadi kita selesaikan secepatnya dan bisa istirahat. Papa rindu mama apa lagi sudah satu Minggu papa nganggur jadi papa mau buat mama kalian gak keluar rumah selama sepekan."

Aku hanya cekikian saja. Papa ini emang juara kalau soal gituan. Aku sama papa jalan beriringan sementara yang lain ngikut dibelakang. Serasa pangeran yang diikutin anak buah. Hahahahahaha ngarep banget.

Sesampai diruang khusus aku duduk disebelah Shino berhadapan langsung dengan big bro sama Neji. Sementara papa tepat disebelah kanan tuan Uchiha dan yang lain ngikut saja menempati kursi kosong yang ada. Papa dan paman Yamanaka mengeluarkan beberapa berkas penting dan diserahkan ke tuan Uchiha. Tuan Uchiha membaca dengan teliti lalu mengembalikan lagi ke paman Yamanaka.

"Baiklah detektif Nara dan kepala polisi Yamanaka, saya menyerahkan semua ini kepada anda dan jajarannya. Saya hanya ingin pusaka keluarga itu kembali dan berapapun biayanya saya tidak peduli...." belum sempat selesai aku memotong ucapannya.

"Termasuk putra bungsu dan istri anda sebagai bayaran?" dan bisa aku lihat ekspresi tidak suka pada wajah tuan Uchiha ini.

"Apa maksudmu?" tanyanya lagi dengan nada seakan ditahan untuk tidak menghina.

"Maksud saya ya anak bungsu anda dan istri anda sebagai bayaran. Dari yang terjadi kemarin aku rasa kalau putra bungsu anda sebagai bayaran anda kelihatan sangat tidak keberatan dan anda terlihat keberatan hanya untuk istri anda. Benar tuan Uchiha?"

"Hentikan Naru!" perintah papa tapi tidak aku indahkan.

"Maaf papa tidak bisa. Kasus ini ada ditanganku dan hanya aku dan orang yang kukenal yang bisa membantu. Jadi aku ingin bayaran itu sesuai dengan kemauanku bukan kemauan papa dan divisi paman Yamanaka."

"Apa yang kau inginkan dari istriku?" tanya tuan Uchiha tidak terima.

Aku tersenyum remeh karena memang tidak menyukai sifat arogan kepala keluarga ini.

"Yang aku inginkan dari istri anda adalah menjadi pesuruhku termasuk putra bungsu anda dan itu tidak hanya sebulan, setahun atau sepuluh, dua puluh tapi selamanya. Kalau putra bungsu anda saya yakin anda akan dengan senang hati menyerahkannya kepada saya tapi aku bukan orang baik. Laki-laki dan perempuan itu pas. Lagi pula kau sudah ada anak dan menantu lalu apa gunanya istri anda? Bekerja? Aku yakin kau mampu membayar siapapun bekerja untuk anda, memberi keturunan oh anda punya tiga dan aku ambil satu yang sekiranya anda tidak butuhkan. Jadi berikan padaku saja. Oh ya aku juga memberi tahu kalau nyonya rumah ini juga sudah melepas marga Uchiha jadi anda tidak perlu pusing memikirkan itu. Cukup tanda tangani surat cerai istri anda dan hapus nama istri dan anak bungsu anda dari pohon keluarga. Beres!".

innocent semeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang