N.9

97 5 2
                                    

Hari ini adalah hari dimana pujaan hatiku keluar dari rumah sakit. Tubuhnya yang gagah kini berkurang banyak akibat sakit. Tapi tenang saja dalam waktu seminggu aku yakin aku bisa memulihkannya. Lagi pula aku juga ingin dirinya berlatih beladiri. Kan tidak lucu kalau aku yang kecil ini melindungi dia yang bongsor. Tidak, tidak, tidak. Dua hari lagi aku akan meminta Nanami untuk melatih Sasuke ilmu beladiri. Kenapa Nanami? Dia pria yang sabar dalam mendidik anak baru. Kalau paman Tobirama cih aku yakin kesabarannya setipis tisu. Aku saja yang lebih dulu kenal kedua lebih sering di latih uncle Izuna dan Nanami.

Oh ya ngomong-ngomong soal Nanami, jangan salah sangka. Dia memang sabar tapi kalian pasti sering dengar jangan menguji kesabaran orang yang sabar karena sekali marah bisa lepas kendali. Dan bener banget. Pernah dulu waktu ada yang menculik dan memperk*sa adik Nanami. Ah..... Sungguh tragis nasib orang itu. Dalam waktu 10 menit Nanami bisa menemukan lokasi penculik lalu setelah tahu siapa dalangnya..... Paman Tobirama dan uncle Izuna saja berjanji tidak akan membuat orang itu marah. Ngeri buanget cuy. Aku aja yang liat langsung merinding disko.

Rumah yang aku siapkan sudah siap 100% untuk ditempati. Bibi Mikoto menuntun Sasuke berjalan. Rumah ini cukup klasik bergaya J tempo dulu. Oh ya aku juga sudah menempatkan cctv dan beberapa alarm darurat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pemborosan? Tentu saja iya. Hahahaha....

Data terbaru milik Sasuke.
Nama : Raiden Nakamoto
Usia : 27 tahun
Golongan darah : B-
Hobi : Belajar dan membaca
Makanan favorit : nasi kepal dan nasi kare
Ayah : Ichiro Nakamoto
Ibu  :  Mimia Sibura-Nakanamoto
TTL : 10 April
Alergi : Seafood terutama udang dan kepiting.

Aku cukup puas dengan hasil yang aku pegang. Paman Obito memang cepat dan bersih. Kabar terbaru yang aku terima saat ini tuan besar Uchiha Fugaku dilanda stres berat. Selain masalah perusahaan kepergian istrinya juga cukup mempengaruhi. Dirinya masih tidak rela kalau Mikoto pergi namun tidak masalah jika itu putra bungsunya. Bodoh amat yang penting semua yang aku mau untuk memberi pelajaran pak tua itu tercapai.

Aku sudah menyerahkan identitas baru keduanya sebelum pamit karena hari ini aku harus ke markas. Tadi Neji mengalami cidera saat latihan. Tidak parah hanya saja dia tidak mengetahui kalau yang dia minum adalah racun peluruh tulang. Siapa saja yang meminum racun itu akan mengalami lumpuh total kalau tidak segera diberi penawar dan penawar itu bekerja lambat butuh waktu 4 sampai seminggu untuk pulih total. Aku tidak tau siapa yang ceroboh menaruh racun itu namun untuk saat ini kondisi Neji yang paling penting.

Nanami juga memberi kabar kalau dirinya akan mulai mengajari Sasuke lusa karena saat ini dirinya sedang menjemput pedang milik Uchiha kampret itu. Mengingat pak tua itu membuat emosiku jadi tidak menentu. Aku sengaja memakai mobil dan meminta seorang supir untuk mengemudikan mobil. Aku bisa tapi aku belum punya surat ijin jadi cari aman saja. Lagi pula kalau pakai mobil bisa lebih leluasa mengingat barang bawaan Sasuke sama bibi cukup banyak.

Sesampai di markas aku langsung menuju ruang kesehatan. Disana Neji terbaring tak berdaya dengan selang infus. Big bro dan Shino segera menghampiriku dan berbisik kalau masalah ini sudah ditangani oleh uncle Izuna. Kata Shino ini murni kelalaian bagian potion yang lupa membuang air yang habis dia gunakan untuk menguji tahanan.

Big bro mengatakan uncle menghukum mereka di ruangan bambu dan aku bergegas menuju ruangan itu. Ruangan bambu adalah ruangan khusus untuk menghukum bawahan yang lalai dalam bertugas. Sesampai di ruangan itu aku melihat 3 orang sudah dalam kondisi cukup memprihatinkan.

"Kits!" seru paman Tobirama saat melihatku.

"Berapa banyak?" tanyaku yang langsung dimengerti.

"Dosis rendah namun cukup fatal. Aku sudah memberikan penawar kamu tenang saja." hibur paman Tobirama.

Aku menuntut kejelasan "Bagaimana bisa?" Kecerobohan ini terjadi.

"Ampun kitsune, kita bertiga ceroboh. Itu berawal saat kita hendak menuju penjara untuk membuat komplotan cobra mengakui apa yang sudah mereka curi namun kita lupa kalau sebelum keruangan itu kita makan dan menaruh botol racun itu dekat air minum. Saat ingat racun itu tertinggal kita bergegas mengambil namun sayang teman anda sudah meneguk minuman itu meski hanya satu tegukan saja. Maafkan kami kitsune. Hukum kami seberat apapun karena kelalaian kami bertiga." jawab Diaz ahli potion di kelompok ini

"Aku akan menghukum kalian meski uncle sudah menghukum kalian. Jadi terima hukuman kalian dariku yang sudah ceroboh dalam bertugas." kataku tegas. Aku bergegas mengambil alat sengat listrik dan mulai memasang pada tubuh ketiganya. "Tegangan tidak tinggi namun akan berlangsung selama satu jam jadi bersiaplah."

"Kita siap!" jawab ketiganya kompak. Aku langsung menyalakan listrik itu dan reaksi ketiganya beragam. Ada yang tahan ada yang merintih. Hukuman uncle adalah cambukan namun aku masih belum terima. Satu jam adalah rasa sakit yang Neji rasakan setelah minum racun itu jadi aku rasa ini seimbang. Lagi pula pulih dari sengatan listrik juga sama buruknya dengan minum racun itu.

"Uncle!" panggilku saat uncle membersihkan cambuknya.

"Ya Kits!"

"Apakah ada obat yang bisa memulihkan Neji lebih cepat?"

"Kamu tenang saja. Penawar yang aku berikan adalah penawar terbaik yang mampu meminimalisir efek samping dari racun itu. Percayalah temanmu itu akan selamat."

Meski ragu aku mengangguk saja. Setelah satu jam aku mematikan alat listrik tersebut dan segera membawa mereka keruang kesehatan. Diaz yang paling kuat menerima sengatan ini karena Diaz juga anggota lama yang ada dalam organisasi gelap ini. Untuk yang dua lagi mereka cukup buruk tapi itu sepadan.

Kondisi Neji berangsur membaik. Setelah menunggu hampir tengah malam reaksi dari penawar sangat melegakan. Neji sembuh tanpa efek samping dari racun itu. Sungguh senang dan lega. Namun pemulihan tetap pemulihan dan itu membutuhkan waktu satu minggu. Aku bergegas memeluk tubuh sahabat baikku ini teramat sangat erat. Senang, takut, bahagia, panik dan segalanya campur jadi satu.

Karena waktu masih menunjukan pukul 2 dini hari akhirnya aku dan yang lain diminta untuk tidur. Sengaja aku mengajak big bro dan Shino untuk tidur dalam kamar milikku. Cukup luas karena tidak ada kasur hanya futon saja jadi bisa tidur bertiga bahkan berlima. Aku memilih tidur memeluk big bro. Jujur saja rasa takutku tadi masih tertinggal. Aku butuh penopang dan big bro tahu apa yang aku butuhkan. Pelukan dan dekapan untuk menegaskan kalau aku tidak sendiri. Ada big bro, Shino, dan yang lain. Big bro juga berkali-kali memberi kecupan di kepala dan berbisik Neji akan baik-baik saja. Jujur ini sangat nyaman hingga aku tidak tahu kalau aku sudah tertidur nyaman dipelukan big bro. Rasanya sangat hangat seperti dipeluk papa dan mama.






















Trenggalek, 6 Mei 2024
Hany haibara

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

innocent semeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang