N.3

576 61 13
                                    

Saat ini aku sudah berada di rumah besar yang gilanya lagi besarnya tiga kali lipat besar rumah papa dan mama. Saat hendak masuk seluruh penjaga menanyai ini itu yang membuat kita seperti calon narapidana. Menyebalkan. Setelah Shikamaru mengatakan kita orang suruhan detektif Nara barulah penjaga itu memberi ijin. Aku ingin memecahkan kepala mereka. Penjagaan saja ketat ini bisa kecolongan harusnya pemilik rumah memecat mereka semua. Bodoh.

Mobil terparkir sempurna aku dan yang lain mengeluarkan seluruh barang yang di bawa. Saat di depan pintu kita di sambut lagi dengan pelayan cewek yang pakaian seragam tapi roknya hampir memperlihatkan bongkahan pantat. Menyedihkan. Mereka niat kerja atau menggoda pemilik rumah sih...
Lagi-lagi aku menghela nafas membuat Neji dan Shino tidak suka.

"Maki saja kalau tak suka." kata Shino saat masuk ke dalam begitu pula denganku.

"Maunya gitu. Tapi ini rumah orang. Kau lihat semua pelayan di sini? Menjijikan. Atas tertutup tapi bawah? Lihat paha yang terekspos, pantat yang hampir terlihat. Apa pemilik rumah ini aneh? Semua pelayan yang ku lihat memiliki karakter bicth."

"Kau benar little bro. Mataku terasa panas."

Senangnya Shikamaru mendukungku. Saat melihat papa sedang sibuk mencari jejak sidik jari aku segera menghampiri dan menerjangnya dari belakang. Aku tahu pala terkejut tapi bukan bentakan yang aku dapat tapi senyum manis dan kecupan sayang di kening ini.

"Dari tadi?" tanya papa yang masih setia memelukku.

"Tidak pa, baru datang tapi mataku sudah panas. Apa mata papa tidak panas?"

"Kenapa mata papa panas? Papa tidak melihat matahari langsung.

Aku cemberut. "Berarti papa suka melihat mereka." kataku menunjuk para pekerja di rumah ini.

"Hahahaha..." pecah sudah tawa papa yang membuatku mengerutkan kening karena bingung. Dan papa melanjutkan ucapannya setelah tawanya reda. "Sayang, buat apa paha dan bongkahan pantat itu bila aku di rumah sudah ada Mama mu yang sudah membuat Papa mu ini gila hanya dengan kedipan matanya. Lagi pula Mama mu selalu hebat di ranjang dan membuat Papa kwalahan."

"Wow!" hanya itu yang mampu keluar dari bibirku mendengar ucapan Papa yang menakjubkan.

"Kini aku tau asal muasal mulut kotor Shikamaru dan Naruto." kata Neji

Author pov.

Tanpa mereka sadari sang pemilik rumah memperhatikan bahkan istri pemilik rumah pun turun dari kamarnya mendengar tawa yang sangat membahana. Beliau penasaran apa yang membuat seseorang tertawa.

"Tapi Pa, mataku sakit melihat semua pelayan itu." gerutu Naruto membuat nyonya rumah tersenyum. "Apa pemilik rumah ini semua cewek hingga tidak masalah kalau pelayanan nya begitu atau malah penghuni rumah ini semua cowok dan iyuuhh..... Aaawww!!!"

"Hentikan ocehan tak berguna mu itu sayang. Lebih baik siapkan yang di perlukan agar kasus ini segera selesai."

"Baik Pa, tapi...."

"Apa lagi?"

"Belikan aku komputer keluaran terbaru dan juga aksesoris nya kalau kasus ini selesai."

"Jangan lupakan ponsel Naruto." imbuh Shikamaru membuat sang Papa mendesah dan mengiyakan.

Naruto yang lain sudah menyiapkan semua perlengkapan bahkan laptop sudah berjajar rapi beserta perangkat pendukung. Pemilik rumah cukup takjub dengan kegesitan keempat bocah yang baru saja di panggil detektif terhandal. Namun pandangan pemilik rumah tak lepas dari bocah berambut coklat gelap yang tadi manja dengan sang detektif.

Oh ya aku lupa bilang kalau Naruto sengaja merubah warna rambutnya menjadi coklat gelap mengikuti warna rambut keluarga Nara.

Sang pemilik rumah sangat menyukai kejujuran dan sikap manja bocah itu mengingatkan akan adik kelasnya yang tewas akibat pembantaian dulu. Ya pemilik rumah itu adalah Uchiha Fugaku dan memiliki adik kelas yang menikah dengan orang berkebangsaan asing. Uzumaki Kushina adalah adik kelas Fugaku yang sangat Fugaku kagumi dengan sikap dia yang jujur dan apa adanya. Fugaku sudah menganggap Kushina sebagai adiknya. Bahkan istri Fugaku adalah sahabat karib Kushina. Meski awalnya Fugaku dekat dengan Kushina untuk mendekati Mikoto tapi tingkah polah Kushina membuatnya ingin menjaga dan mengawasinya seperti adik.

innocent semeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang