Chapter 2

1K 95 0
                                    

[•HAPPY READING•]

Viola menatap Dila penuh amarah. Mukanya terlihat memerah antara kesal dan malu menjadi satu.

"LO!!" dia menunjuk Dila tapi segera ditepis olehnya.

"Kenapa? Tangan gue gatel tadi pas mau nampar jadi kepeleset kena lo deh, sorry ya," Dila menunjukkan muka mengejeknya ke Viola, membuat Viola bertambah marah.

"LO APA-APAN SIH!! BARU KELAS SEPULUH AJA BELAGU LO!! MANA MURID BARU LAGI CIHH!" Viola berdecih ke arah sepatu Dila tapi segera Dila menyingkirkan kakinya agar tak terkena.

Dila tersulut emosi akan hal itu, kemudian memejamkan mata untuk mengurangi emosinya. Setelah merasa tenang, dia membuka matanya perlahan dan kembali menatap Viola.

Kalian tau? Sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian akibat teriakan Viola, membuat semuanya langsung mencari asal suara.

"Apa! gak terima? Biarin gue masih kelas sepuluh, inget kita cuman beda umur bukan beda nyali Kak!" Dila berucap sambil menekan kata 'kak'.

"DASAR LO YA GAK TAU MALU!"

"SOK CANTIK LO!!" lanjut Viola dengan menatap sinis Dila.

"SOK CANTIK? LAH GUE EMANG CANTIK! KALO KALAH SAING? BILANG SAYANG!" balas Dila sambil terkekeh.

"HUH EDANN!!" teriak semua murid yang melihat adu bacot itu.

Semua murid yang melihat, merasa takjub akan Dila, murid kelas sepuluh yang berani melawan Viola yang notabenenya sebagai kaka kelasnya.

"Nih ya dengerin! kalo lo mau di hormatin, lo juga harus bisa hormatin orang lain!" setelah mengatakan itu Dila lanjut berjalan menuju kantin dengan menarik tangan Keyzia dan juga gadis nerd itu.

Saat sampai di kantin, Dila kembali berjalan menuju stand makanan dan memesan makanan untuk dirinya dan dua orang yang sudah duduk duluan itu.

Tak lama dia kembali dengan nampan yang berisi tiga mangkuk mie ayam dan tiga gelas es jeruk.

"Nih, kurang baik apa gue!" dia meletakkan nampan di meja.

Kemudian Dila mengulurkan tangannya ke gadis nerd itu, dan dibalas dengan perlahan.

"Kenalin gue Aldila Senja, panggil Dila aja ya," Dila tersenyum manis membuat gadis itu ikut tersenyum.

"I-iya, k-kenalin aku Anya Adista, d-dipanggil Anya," kemudian beralih ke Keyzia yang menjabat tangannya.

"Kalo gue Keyzia Bunga, panggil aja Keyzia atau-," ucapan nya dipotong oleh Dila membuatnya mendengus kesal.

"Bunga bangke hahah," Dila tertawa begitupun Anya yang mendengar panggilan dari Dila ikut tertawa, sedangkan sang empunya makin terlihat kesal.

Dia dengan cepat menuangkan sambal dan saos kedalam mangkuk mie ayam tersebut dan memakannya. Lalu Dila dan Anya pun ikut memakan makanan mereka juga.

Saat asik makan mereka dikejutkan dengan suara bariton nan tegas milik seseorang. suara itu berasal dari belakang Keyzia, membuat Keyzia menengok kebelakang, sedangkan Dila dan Anya mendongakkan kepala mereka untuk melihat siapa orang itu.

Betapa terkejutnya mereka saat melihat dua pemuda tampan berdiri dibelakang Keyzia. Dengan satu orang yang aura nya lebih mendominasi, terlihat dari penampilan nya seperti badboy. Bagaimana tidak? Dengan dua kancing teratas terbuka menampilkan baju dalamannya yang berwarna hitam polos. Dan temannya yang memakai tindik di telinga nya.

"Whatt gila! mirip cogan-cogan di wattpad ini mah cuyy!" batin Dila berteriak histeris.

"Wait wait wait.. i-itu itu kan kalung yang gue kasih cuman buat dia.. kok bisa ada di dia " lanjut Dila sambil menatap salah satu dari mereka dengan tatapan penasaran.

Keyzia yang sudah sadar dari keterkejutannya dan melihat sahabatnya terbengong, melambaikan tangannya di depan wajah Dila. Karena merasa tak direspon, dia mengguncang kan bahu Dila secara perlahan. Perlakuan itu membuat Dila sadar dari pikirannya yang berkelana itu.

"Boleh duduk?" tanya pemuda yang memakai tindik di telinga nya.

"I-iya boleh kok k-kak," ujar Dila masih sambil menatap salah satu dari mereka.

"Pesen." satu kata keluar dari mulut seorang pemuda yang memiliki aura mendominasi.

Dengusan keluar dari mulut temannya, bagaimana tidak? Jelas dia baru saja ingin mendudukkan bokongnya itu tapi sudah disuruh berdiri kembali.

"Kenapa?," tanyanya sambil menatap tajam temennya, yang hanya dibalas gelengan kepala. Lalu dia pun berjalan untuk memesan makanan.















Gimana??
Ada yang penasaran gk kedua pemuda tampan itu siapa?
Kalo penasaran tetep ikutin cerita aku ini yaa..
Jangan lupa di klik bintangnya dan kalian komen, biar aku makin semangat buat lanjutin cerita ini..

TBC

Dia Aldila Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang