Chapter 8

663 56 1
                                    


[•HAPPY READING•]


Kini Dila berada dirumah mewah milik Mr. A, dia tengah berkeliling mengenali rumah itu. Sebenarnya Dila sangat penasaran dengan Mr. A, siapa dia sebenarnya? Mengapa di rumahnya sendiri masih menggunakan masker?

Sedangkan disisi lain, seorang pria tengah mengenakan jas dengan setelan senada, Dia adalah Dendra. Yap dia sedang berada di kantor untuk pertama kalinya! ini merupakan perintah sang Ayah untuk dia belajar meneruskan perusahaannya.

"Huftt! Verdomme, hij is zo anders dan voorheen. mooier! en daardoor hou ik nog meer van hem," Dendra berucap sambil tersenyum lebar.

"Ah! ik mis hem echt," lanjutnya sambil terkekeh kecil.

Lalau dia beranjak dari tempatnya sekarang dan berjalan menuju ke jendela melihat pemandangan kota yang berisi banyak gedung pencakar langit.

Kalian sudah mengetahui fakta dari seorang Dendra bukan? Yaa, dia akan dingin dan cuek kepada orang baru atau orang tak dikenal! Sebenarnya dia itu hangat dan gampang bergaul. Namun semenjak kepergian dia, Dendra menjadi orang yang cuek. Hmm satu lagi, dia akan sangat bucin ke miliknya.

***

Di tempat lain terdapat seseorang dengan pakaian serba hitam melekat ditubuhnya. Menatap seorang pria tampan yang berdiri dihadapannya

Khemm

Berdeham untuk memecahkan keheningan. Membuat pria didepannya itu menatap dirinya itu.

"Saya akan mengirimkan barang itu saat dia sudah pulang Tuan," ucap pria tampan itu.

"Dan juga saya ingin memberi tahu kan kalau mereka akan mulai menjalankan rencana itu," lanjutnya.

Seseorang dengan pakaian serba hitam itu hanya mengangguk saja mendengar informasi tersebut.

"Baiklah! Saya ingin semua rencana yang tersusun jangan sampai gagal,"

"Kau tahu bukan jika gagal?," tanya nya sedangkan pria tampan itu hanya mengangguk sambil keringat dingin bercucuran di dahi dan badannya.

"Saya permisi Tuan,"

***

"Anya!! Gue kangen sama si Dila woyy!" Keyzia berteriak ngerengek ke Anya.

"Aduh Key jangan teriak di kuping aku juga kali!" Anya berdengkus kesal.

"Duh sst, gue kebelet nih. Gue ke kamar mandi dulu ya," tanpa menghiraukan jawaban Anya, Keyzia langsung melesat pergi menuju toilet.

Setelah selesai, dia berjalan kembali dengan santai menuju kelas. Namun saat ditengah jalan dia mendengar suara seseorang.

"Dia bakal masuk saat 'dia' kembali dari sana,"

"...."

"Akan gue pastikan! Kali ini kita akan berhasil, ga kayak dulu!"

"...."

"Yaudah gue tutup dulu,"

Keyzia dengan cepat berjalan ke kelasnya setelah mendengar percakapan tadi, tapi dia telah melakukan sesuatu untuk sebuah..

"KEYZIAAA!! Kamu lama banget si dikira kenapa-napa tau," Anya berteriak khawatir.

"Hehe. Tadi eumm ada panggilan alam Nya," Keyzia cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

"Owh oke deh. Yuk tadi Bu Disa udah masuk tau," kemudian mereka berjalan masuk kelas.


***

"Huwaa gue kangen ke Indo!" Dila berucap dengan dramatis.

"Ah iya kan sekarang udah jam istirahat disana. Gue telfon aja deh," lalu dia mengambil ponselnya yang berada dimeja dan menekan no milik Keyzia.

"Dila!!! Gimana disana?! Gila gue udah kangen aja sama lo!" Keyzia berteriak saat melihat wajah temannya itu, ya mereka melakukan panggilan video.

"Sama Key!! Lo sendiri?" tanya ya dengan alis diangkat sebelah.

Keyzia menunjukkan ponselnya ke sebelah kiri, dan terlihat ada Anya dengan mukanya berwarna merah karena kepedesan.

Dia melambaikan tangan nya ke Dila, dan Dila membalas nya juga.

"Eh Dil, itu lo dimana keknya asing banget tempatnya," Keyzia melihat kebelakang Dila karena merasa tidak pernah melihat tempat itu.

Dila langsung gelagapan dibuatnya, dia memikirkan apa jawaban yang tepat. "Aduh mampus gue!" Batinnya sambil tersenyum ragu.

"Oh iya jelas, orang lagi dirumah tetangga," dia terkekeh kecil melihat sahabatnya membulatkan mulutnya.

"Ngapain?" tanya Keyzia penasaran.

"Banyak tanya lu ye!" Dalam hati dia berucap ditambah sumpah serapah lainnya untuk sahabatnya itu.

"Omah suruh gue anter makanan ke tetangganya yang baru," dia bersyukur karena menemukan alasan yang membuat sahabatnya percaya.

"Owh gitu, Yaudah gue mau lanjut makan dulu ya bye Dila!!"

Sambungan telefon itu pun terputus. Dila menatap jam dan jam tersebut menunjukkan pukul duabelas siang.

"Ah iya gue ke rumah Opah apa ketaman aja ya?" Monolognya.

"Oke ke taman,"

Hai haii semua!!
Gimana part kali ini??
Keknya beberapa part lagi
bakalan masuk konflik nih

Mau konflik nya ringan atau
berat?? Komen!!
Jangan lupa Vote juga, byee

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Aldila Senja (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang