[•HAPPY READING•]
"Jadi, kok bisa Bang Ken kenal sama mereka?" tanya Dila bingung.
"Kepo ya anda? Jadi Al sama si Satria ini temen satu tongkrongan gue De," jelas Kenzo sedang kan Dila dia hanya ber'oh ria saja.
"Eh btw kok abang manggil dia Al?" tanya Dila dengan Kepo.
"Iya dia yang mau, katanya cuman orang terdekat nya yang boleh manggil dia pake nama Al," jawab Kenzo lalu mengambil kentang milik Dila, Dila yang melihat itu memukul tangan abangnya yang seenak jidat mengambil kentang nya
***
Dila sudah berada dirumahnya, ya dia tengah bersantai di kamarnya yang bernuansa biru gelap dan silver itu. Wangi vanilla menguar di dalam kamarnya.
Dia berguling sampai ujung kasur lalu balik, melakukan itu sampai akhirnya dia bosen dan terduduk di atas kasurnya.
Mendongakan kepala menatap atapnya yang terdapat glow in the dark berbentuk bintang, pikirannya menerawang jauh mengingat kembali masa-masa kecilnya dulu.
"Gue kangen sama lo Ster.. gimana kabar lo sekarang? Udah ada pengganti gue belom? Atau lo nunggu gue? Hehehehe. Gue pengen ketemu lagi sama lo, andai dulu dia enggak ada, andai orangtua gue dulu gak ke luar negeri andai aja,"
"Gue sadar semua hanya kata andai saja, masanya sudah selesai. Dan kalo lo balik, gue pengen kita terus bersama gak terpisah lagi,"
Setelah selesai mengatakan itu, Dila merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya lalu pergi menjelajahi alam mimpi.
Malam hari. Dikediaman Pratama tepatnya dimeja makan, mereka sedang menunggu satu anggota keluarganya yang masih belum keluar dari kamar.
"Mana si tuh anak, gak tau apa Papah udah laper," kesal sang kepala keluarga, tak lain tak bukan adalah Axel.
"Bang, kamu panggil si Dila gih. Kasian tuh Papah kamu," ujar Jihan menyuruh Kenzo sambil menatap Axel.
"Iya-iya, ini Kenzo panggi dulu," lalu Kenzo berjalan menaiki tangga menuju kamar Dila. Setelah sampai dia mengetuk pintunya dan terdengar suara dari dalam.
"Sebentar,"
Ckleek..
"Eunghh, kenapa bang," Dila menguap lalu mengucek matanya.
"Matanya jangan dikucek nanti merah, itu Papah sama Mamah dah tunggu dibawah. Buruan lu cuci muka," suruh Kenzo yang dijawab anggukan.
Kemudian Dila masuk kembali ke kamarnya dan mencuci mukanya, sedangkan Kenzo dia sudah turun dan bergabung dengan Jihan dan Axel.
"Nah ini dia nih yang ditunggu-tunggu, lama banget," Axel berucap saat melihat putri satu-satunya itu turun.
"Hehe maap Pah, tadi Dila ngantuk banget," cengir Dila saat ditatap oleh Papah nya.
"Sudah-sudah yu makan," lerai Jihan lalu mengambilkan makanan untuk suami dan anak-anaknya. Kemudian mereka makan dengan tenang tanpa gangguan sedikit pun.
***
Disisi lain, terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di balkon miliknya. Dengan menatap bulan serta bintang dia juga menikmati angin malam yang menerpa dirinya.
Menarik nafas lalu menghelanya dengan perlahan dan memejamkan matanya. Sungguh sangat tenang dan damai yang dia rasakan. Kembali membuka mata dan juga melihat langit malam kembali.
"Kamu dimana lala.. udah lama aku cari kamu dan masih tetap sama, tidak ada jejak," menghembus kan nafas kasar dia mengusap wajah nya frustasi.
Tiba-tiba terdengar suara anak perempuan berusia sekitar lima tahun. Membuka pintu kamarnya dan memanggil namanya dengan suara yang sangat lucu serta cadel.
"Abangg, abang dipanggil cama Bunda dan Ayah," pipi chubbynya bergerak saat dia berbicara membuatnya tambah menggemaskan, dia adalah Tasya.
Lalu pemuda itu masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu balkon, setelah itu dia menggendong anak perempuan tersebut kemudian menuju kebawah menemui sang Bunda, sambil mengigit-gigit kecil pipi anak perempuan itu yang menggemaskan.
"Kenapa Bun?" tanyanya dengan suara yang lembut ditelinga, tetapi berbeda bila tidak bersama orang terdekatnya. Bisa tebak? Ya pemuda ini adalah Dendra atau Al.
"Ini kamu makan dulu, Bunda tau kamu belum makan. Setelah makan kamu ke ruang kerja Ayah, Ayah udah nunggu kamu dari tadi." Bunda menjelaskan dengan lembut. Dia adalah Anastasya, Bunda dari Dendra dan Tasya.
"Hehe, iya Bun Abang makan dulu," kemudian dia mengambil piring yang sudah berisi makanan dan memakannya.
Setelah habis dia berjalan menuju ruang kerja Ayahnya, karena kata sang Bunda Ayahnya sudah menunggu.
Mengetuk pintu sebelum masuk, saat terdengar suara dari dalam dia membukanya lalu berjalan menghampiri sang Ayah.
"Duduk," perintah dingin sang Ayah, Bara. Tanpa banyak basa basi Dendra segera menurutinya.
"Jadi?" dia mengangkat alisnya menatap sang Ayah.
"Ayah mau kamu.."
Haii!!
Penasaran gak? Penasaran gak? Wkwk
Apa si yang mereka berdua lagi omongin ya, hmm..
Udah pada klik bintang belum? Kalo belum ayo cepet di klik bintang nya, jangan lupa kalian komen🔥🔥
See you next part, bye👋TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Aldila Senja (On going)
Teen Fiction(PUBLISH ULANG) #2 Aldila (01/07/21) #1 Aldila (07/08/21) #3 Dendra (02/09/21) [FOLLOW SEBELUM BACA] Jangan lupa vote, komen dan share oke? Makasih ⚠️Typo bertebaran 📌Slow update 📌Plagiat? Jauh jauh ya belajar mikir sendiri(. ❛ ᴗ ❛.) Aldila...