03

7 2 0
                                    

"Gue mau dia jadi milik gue, tapi nanti aja."
-Arka Mahendra Siregar

03(Kelakuan Arka)

Jam pelajaran berlalu begitu cepat, kini di gantikan jam istirahat yang baru saja berbunyi 2 menit yang lalu.

"Gue duluan, mau jemput Senja." setelah mengatakan itu langkah Arka berjalan keluar kelas, meninggalkan keempat temannya yang menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Arka yang seperti anak SD sedang kasmaran

"Kita langsung ke kantin aja," ujar Dean setelah Arka berlalu begitu saja, meninggalkan mereka di dalam kelas.

"Ayo!" Kini keempat teman Arka berjalan menuju kantin, berbeda dengan Arka yang sudah berada di depan kelas Senja.

"Ja dicariin Arka tuh," ujar Rara sekertaris kelas yang lumayan akrab dengan Senja.

"Oke." Senja memasukkan peralatan belajarnya ke dalam tas, dan berjalan keluar menemui Arka dengan tangan yang membawa hp.

"Ayo ke kantin!" ajak Arka saat Senja sudah berada di depannya.

"Gue nitip hp dong ka, saku rok gue enggak muat."

"Sini." Arka mengulurkan tangannya, meminta hp Senja berhubung saku celana Arka longgar jadi Arka menerimanya.

"Nih."

"Ngapain?" tanya Senja dengan raut wajah yang menunjukkan kebingungannya, bagaimana tidak bingung jika Arka menyerahkan dompetnya pada dirinya.

"Saku lo kan kecil mungkin dompet gue muat, jadi mulai sekarang lo yang pegang dompet gue, sekalian biar gue gak boros kalau gue boros, nanti ga ada modal buat lamar lo," ucapan Arka yang panjang itu membuat Senja pipi Senja merah merona.

"Ya udah, ayo ke kantin!" Senja memalingkan wajahnya yang merona itu, agar Arka tidak mengetahuinya meskipun begitu semuanya terlambat.

Arka sudah mengetahui pipi Senja yang merah merona karena, ulah darinya tapi ia mencoba menahan senyumnya, karena senyumannya adalah privasi Senja yang artinya hanya senja yang dapat melihat senyum manis di wajahnya.

"Ayo!" Lagi-lagi Arka membuat pipi Senja merah merona dengan perlakuannya, yang menggandeng tangan Senja menuju kantin.

Arka dan Senja menjadi pusat perhatian, saat mereka berdua memasuki area kantin, Senja hanya bisa diam dengan pandangan mengarah kepada kata bundanya.

"Meskipun kamu malu atau dipermalukan, jangan biarkan mahkota mu jatuh angkat tinggi dagumu."

Senja tidak akan pernah membiarkan mahkotanya jatuh begitu saja.

"Pertahanin ya, jangan jatuhin mahkota lo di dalam keadaan apapun, gue suka kalau lo nurut sama ucapan gue." Arka berucap seperti berbisik meskipun begitu Senja masih bisa mendengar apa yang di ucapkan oleh Arka.

"Mau gue pesan in apa?" tanya Arka saat mereka berdua sudah bergabung dengan keempat teman Arka.

"Sama in aja ya."

"Dompetku." Kegiatan Arka yang mengulurkan tangannya kearah Senja, membuat ke empat temannya bingung.

"Ngapain sih lo Ka." Teo berucap dengan makanan di depan mulut, dirinya lebih memilih berucap daripada memakan makanannya terlebih dahulu.

"Mulai sekarang dompet gue di bawa sama Senja," ucapan Arka benar-benar membuat keempat temannya menganga, bingung dengan pemikiran dan tingkah laku Arka.

"Nih!"

"Hp gue mana." Senja mengulurkan dompet kearah Arka sekaligus, meminta hpnya yang tadi di dalam saku Arka.

Dari SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang