"Tatapan mata itu, mencerminkan segalanya."
-Reno Arsenio04(Murid baru)
Hari ini adalah hari yang sangat tidak di nantikan oleh semua kaum pelajar, yaitu hari Senin dimana kegiatan sekolah mereka akan sangat padat, dan di tambah upacara bendera yang selalu di laksanakan.
"Senja," panggil Arka.
"Ngapain lo di sini." Heran Senja saat melihat Arka ada di dalam kelasnya.
"Pinjem topi lo dong, nanti kan lo jadi petugas upacara."
"Kebiasaan banget sih lo, kalau gue gak jadi petugas upacara gimana coba?" Senja menyerahkan topinya ke arah Arka karena, dirinya petugas yang menjadi pemandu upacara yang kerjaannya hanya membaca rangkaian kegiatan, dengan tempat yang sejuk.
"Nih." Meskipun Arka menyebalkan Senja tetap meminjamkan topi upacaranya.
"Lain kali gue nitip topi di lo." Arka berucap dengan santai.
"Semuanya aja kalau bisa lo titip in ke gue." Senja jengah dengan Arka yang selalu menitipkan hal-hal yang sering Arka lupa dimana menaruhnya atau barang yang dirinya selalu lupa untuk membawa seperti, kunci motor, tugas kelompok, sampai dari kunci kamar dan lemari .
Bahkan baru saja kemarin Arka menitipkan dompetnya, dan sekarang mau menitipkan topi. Emang dirinya tempat penitipan apa gimana.
"Gue bukan tempat penitipan njir," pekik Senja.
"Iya lo bukan tempat penitipan, tapi lo tempat masa depan gue."
"Udahlah gue mau ke lapangan."
"Daaa sayang," ujar Arka melambaikan tangannya, ketika Senja keluar kelas bersama Ara. Dirinya juga keluar dari kelas Senja menuju lapangan, pasti teman-teman sudah ngoceh tidak karuan.
Benar apa yang ada di benak Arka, bahwa temannya sudah ngoceh tidak karuan. Mereka semua berkumpul di pinggir lapangan.
"Mulai berani ya ghibah in gue." Arka berdecak melihat kelakuan, Teo dan Leo yang mirip itu, padahal kembar juga bukan.
"Gak sengaja lo kepilih jadi topik utamanya," ceplos Teo yang duduk di sebelah Reno.
"Dasar mulut kurang air comberan," ledek Arka.
"Tumben si Dean diem bae," ujar Leo. Biasanya yang selalu diam seperti orang sariawan adalah Reno, kini pasukan orang sariawan itu bertambah satu yaitu Dean.
"Kenapa tuh?" Teo menolehkan kepalanya ke arah Dean, berbeda dengan Reno pandangan matanya mengarah ke arah petugas upacara hari ini. Bahkan Dean juga begitu pandangan mereka berdua mengarah ke tempat dimana Senja sedang bersiap untuk upacara.
"Ngapain lo berdua liatin Senja," sewot Arka saat mengikuti arah pandang Reno dan Dean, Reno hanya membalas ucapan Arka dengan menghendikan bahu acuh, sedangkan Dean menepuk pundak Arka dan segera berdiri menuju barisan paling belakang.
"Aneh deh mereka berdua." Teo dan Leo saling pandang satu sama lain, seolah-olah mengungkapkan keanehan sikap mereka berdua yang sedang bersarang di otaknya.
"Lo berdua yang aneh," semprot Reno berjalan menyusul Dean yang sudah baris, besiap mengikuti upacara bendera.
Arka berjalan menuju barisannya yang dapat dipastikan tempat yang sejuk dan terhindar dari teriknya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Senja
FanfictionDari Senja untuk Lelaki yang menjadi tempat pulang bagi dirinya. Dari Senja untuk semestanya, terimakasih atas 15 tahunnya. © Mavkaamrenna