cinco

294 26 3
                                    


Sorry for typo
Happy reading

" GUE YANG BUNUH MEREKA! GUE JAHAT! GUE PEMBUNUH! "

Terdengar teriakan, diiringi dengan suara pecahan juga terdengar suara benda berjatuhan, dari salah satu ruangan rawat inap yang memang dimana ruangan tersebut diisi oleh seseorang yang mengalami depresi.

Beberapa perawat mulai berdatangan kala mendengar teriakan tersebut, tidak hanya satu dua orang namun lima orang perawat yang menghampiri ruang rawat inap tersebut, tidak heran memang sebab jika hanya satu dua orang mereka akan kewalahan menangani pasien tersebut.

Mereka benar benar kebingungan, entah sudah berapa kali pasien ini mengamuk, berteriak, dan menangis histeris, dalam sebulan semenjak dia masuk ke sini, dan agaknya susah tuk di buat tenang berakhirlah dengan suntikan penenang .

" Chan... Ayo sarap-an.. Loh dok kenapa lagi?! " Serunya ketika sampai di ambang pintu dan melihat haechan temannya, yang sudah terlunglai lemas di ranjang rumah sakit dengan lirihan lirihan tak jelas, dan keadaan kamar inap tersebut yang sudah berantakan dengan barang barang yang terpecah belah di lantai.

" Gue pembunuh jun... Hiks... Gue pembunuh... " Lirih haechan yang diiringi dengan isak tangisnya

" Pasien kembali kambuh terpaksa kami menyuntikan obat penenang kembali "

Tangan mungil yang menggenggam plastik makanan yang baru saja beli ia remat sekuat kuatnya, sudah geram karena dokter yang tak bisa menenangkannya dan malah menyakitinya, namun ia sebisa mungkin mengatur emosinya karena ia tahu jika ini rumah sakit.

" Apa yang harus gue lakuin chan, biar lo sembuh? " Tanyanya seraya duduk di kursi samping ranjang haechan setelah ia menyimpan makanannya.

" Bunuh gue ren! Ayo bunuh gue! " Teriak haechan

" Lo gila ya chan?! "

" Terus lo pikir dengan gue ada di rumah sakit jiwa ini gue ga gila ren?! "

" Lo bisa bunuh orang tapi kok lo gak bisa bunuh diri lo sendiri chan? "

Renjun melotot ke arah jeno yang baru saja masuk kedalam, dan dengan santainya jeno mengatakan itu di saat haechan tengah kambuh, tak bisa renjun bayangkan jika haechan akan mendengarkan apa yang jeno katakan.

BRAK!

ketiganya menoleh kearah pintu yang di dorong keras oleh jaemin, renjun bahkan kini sudah terkapar di lantai karena terkejut.

" Nana datang... Mana sambutan-nya.. " Jaemin yang tadinya berteriak heboh kini malah ciut tak kala melihat tatapan tak bersahabat dari renjun

Kini saat-nya KABUR!

" NANA SINI LO! " teriak renjun seraya mengejar jaemin

BRUK

" JINGAN, SIAPA YANG NARO INI DISINI! NA JAEMIN SINI LO! " renjun berteriak kesal dengan memarahi pilar yang tak sengaja ia tabrak, mungkin jika di mata renjun bukan dia yang menabrak pilat tapi pilar yang menabraknya, ya dia tak pernah salah!

Usai kepergian renjun yang meninggalkan haechan bersama jeno di ruangan itu, jeno lantas mendekat kearah haechan

" Kenapa lo gak minta itu ke gue? Dengan senang hati gue bakal bantu lo " Bisik jeno tepat di telinga haechan namun sayang heachan tak akan mendengar itu sebab obat tenangnya sudah bereaksi dan haechan sudah tak sadarkan diri.

Jeno tersenyum, namun bukan senyum eye smile yang biasa ia umbarkan ke para kaum wanita di kampusnya, tapi senyum meremehkan.

Dan apa yang jeno lakukan setelahnya ?

Mengambil makanan milik haechan yang tadi renjun belikan dan menaruh sesuatu kedalamnya, ya jeno menepati ucapannya tadi.

•tbc
_________________________________________

Kalau sehabis baca atau mampir, Jangan lupa vote sama komennya ya makasih...

See you 💚

Axiomatic | Lee Haechan ft NCT 00L |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang