dos

354 26 3
                                    


Sorry for typo
Happy reading

Haechan berlari menjauhi area kampus dengan pandangan kosong. tidak peduli sudah berapa kali dirinya menabrak orang, yang terpenting sekarang adalah menjauhi kerumunan. bahkan panggilan teman-temannya yang tak sengaja melihat dirinya berlari pun ia abaikan.

sampainya di kamar kost nya, ia segera menutup pintu rapat. tubuhnya meluruh, bersandar pada pintu di belakangnya

"g-gue pe-pembunuh. g-gue nge-bunuh Y-yangyang. g-gue ngebunuh Sho-shotaro" Heachan meracau, ia memeluk kedua lututnya dan menyandarkan dahinya ke lutut

"ngga,ngga. itu bukan salah gue. iya, bukan salah gue" Haechan mengangkat kepalanya dan menggeleng. namun tatapannya berhenti dan mengarah ke dinding di depannya, dimana banyak foto-foto dirinya dengan para sahabatnya

haechan berdiri dan berjalan mendekati salah satu foto -foto dirinya bersama Yangyang

"Yangs, ini semua bukan salah gue kan? iya kan?" kemudian Haechan melihat foto disebelahnya, foto dirinya bersama Shotaro "Aro... cepet bilang kalo ini bukan salah gue..." Haechan menangis, air matanya terus terjatuh namun tanpa isakan yang keluar

ditengah tangisannya, tiba-tiba handphonenya berbunyi menandakan adanya pesan masuk. awalnya ia hendak mengabaikannya, namun pesan itu terus masuk sehingga mau tak mau haechan mengeluarkan handphonenya dari saku celananya dan melihat siapakah yang mengiriminya pesan terus menerus. namun matanya terbelalak saat melihat nama kontak yang terpampang di handphonenya

Shotaro
|Haechan..
|Jangan harap gue bakal maafin lo
|sampai kapan pun
gue bakal ganggu lo
|gue ngga bakal pernah
mati dengan tenang
|sebelum lo juga mati..

Haechan melemparkan handphonenya ke sembarang arah, yang untungnya terlempar ke arah kasur yang berada di depannya

tak lama setelah dia melempar handphonenya, benda tersebut kembali berbunyi. Namun dengan nada dering yang berbeda, menandakan adanya panggilan masuk. tapi dirinya memilih untuk benar-benar abai dan kembali memeluk kedua lututnya. tak peduli dengan handphonenya yang terus menerus berbunyi

beberapa menit kemudian, nada dering itu benar-benar berhenti. entah karena sang penelpon yang menyerah atau handphonenya yang kehabisan daya batrai

Namun sepertinya gangguan tidak berhenti sampai disitu, karena beberapa menit kemudian terdengar ketukan atau lebih cocok disebut gedoran pintu. Haechan melirik ke arah pintu dan menatap pintu dengan pandangan waspada

"Haechan! Urgent! Lo ada di dalem kan? cepet buka pintunya chan!" seru orang itu sambil terus menggedor pintu dengan tak sabaran

"Njun, tenang sedikit. kali aja Haechan lagi di kamar mandi" Renjun yang menyadari tindakannya juga mungkin akan mengganggu tetangga kost Haechan akhirnya berhenti menggedor pintu dan mulai mengetuk pintu dengan pelan

"Echan, gue tau ya lo ada di dalem. Cepet buka chan, ini penting" Haechan akhirnya berdiri dan berjalan ke arah pintu, kemudian membuka pintu dan setelah pintu sepenuhnya terbuka,dia bisa melihat wajah sembab dua sahabatnya itu

"Chan, lo abis nangis?" Jaemin bertanya saat menyadari wajah Haechan yang sama sembabnya

"Chan, lo udah denger beritanya?" kini Renjun yang bertanya

"Berita apaan?" Haechan bertanya dengan suara serak, walau Ia tau apa jawaban yang akan keluar dari sahabatnya itu

"Yangyang dan Shotaro, mereka meninggal" Renjun menjawab dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya

Haechan hanya menatap kedua sahabatnya dengan tatapan kosong, kemudian dengan tiba-tiba menutup kembali pintu kamarnya. mengabaikan Renjun dan Jaemin yang saling berpandangan dengan tatapan bingung.

•tbc
_________________________________________


Ayooook ramein!
Vote sama komen jangan lupa!

See you...

Axiomatic | Lee Haechan ft NCT 00L |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang