•
Sorry for typo
Happy reading
•Kini renjun dan jaemin berada di kost haechan, selepas dari pemakaman masih dengan setelan hitam.
Hati mereka kembali terguncang saat kembali ke tempat diamana tempat ini banyak menyimpan kenangan.
Kenangan dimana mereka sering berkumpul bersama disini, dari sekian banyaknya tempat bagus diluar sana mereka selalu memilih kost haechan.
Entah kenapa mungkin karena memang sudah senyaman itu.
" Jaem... Gue gak bisa hisk... Chan maafin gue chan "
Renjun kembali terisak, tangisnya kembali pecah, bayangan bayangan ketika ia menancapkan pisau pun terputar kembali di kepalanya.
" Jun... Bukan salah lo, ini udah takdir jun! " Ucap jaemin seraya memeluk renjun dan mengusap punggung renjun
" Enggak bisa jaem hiks.... Ini tetep salah gue... "
" Udah jun udah... dia udah gak tenang selama ini sekarang biarin dia tenang jun "
" Ternyata ini ya yang selama ini haechan rasain.. Hiks.. Berengsek lo chan buat gue gak tenang... Hiks.. "
" Udah yuk beresin, ntar dimarahin bu kost, kalau lama beresinnya... Lo taukan bu kostnya haechan tuh galak! " Cerocos jaemin
jaemin memang pernah bahkan sering dimarahi bu kost haechan hanya karena ia yang kerap sekali menggombali anak bu kost yang katanya sudah di jodohkan dengan orang lain.
Renjun mengangguk dan mulai memasuki kamar haechan.
Jaemin mulai mengemasi peralatan game haechan di ruang tamu, membiarkan renjun dengan leluasa mengingat setiap inci kenangan yang ada di kamar haechan, salah satunya itu perang bantal yang kerap dilakukan mereka ketika sedang di landa bosan, dan juga bermain gitar bersama dan bernyamyi bersama.
" Chan... Hiks.. "
Renjun kembali menitihkan air matanya kala sudah masuk kedalam kamar haechan.
Tangan mungilnya menutup mulutnya menahan tangisnya yang akan pecah, juga agar tak terdengar suara tangisannya.
Renjun mengambil koper dan mulai mengemasi semua baju baju haechan.
" Baju couple... Hiks, sekarang cuma gue dong chan yang pake ? " Ucap renjun seraya menatap sendu baju yang memang beli couple dengannya.
Usai mengemasi semua baju haechan dengan isak tangis yang tak kunjung berhenti.
Renjun beralih ke meja belajar haechan, terdapat banyak buku buku novel koleksi haechan, juga beberapa buku pelajaran, laptop, dan sebuah pigura foto.
" Lo masih nyimpen ini chan? Hiks... Gue juga masih kok chan, walaupun ekspresi muka gue jelek di foto ini hiks.. "
Renjun menatapi foto itu, ia ingat sangat ingat kejadian sebelum jepretan.
Renjun mencoba tersenyum sembari mengusap foto muka haechan
" Hiks.. Chan... "
" Gue... Gue kangen lo chan! Kangen jailin lo walaupun lo yang lebih sering jailin gue, kangen ketawa lo, udah lama lo gak ketawa chan semenjak lo masuk rumah sakit jiwa, maafin gue chan udah masukin lo ke rumah sakit jiwa "
Renjun mengusap air mata yang sedari tadi tak henti hentinya keluar.
Renjun pun duduk di tepi kasur haechan, namun kakinya tak sengaja menendang sesuatu
Renjun lantas melihat kearah barang yang tak sengaja ia tendang, ternyata sebuah kardus yang ukurannya lumayan besar namun tidak terlalu besar.
Betapa terkejutnya ia saat melihat isi dari kardus tersebut.
Sebuah kertas kertas bertinta merah memenuhi kardus tersebut, bisa renjun tebak jika semua isi kertas tersebut sudah haechan baca karena kertas itu sudah diremas.
Renjun mulai membuka isi kertas yang isinya tak lain adalah sebuah surat ancaman.
Lo kok masih hidup sih chan?
Padahal gue udah coba buat lo gak betah hidup.Str.lj
Renjun kembali meremas surat itu
jadi semua surat ini yang membuat haechan selama ini tertekan, Hingga depresi?Renjun bahkan baru membaca satu tapi itu cukup membuatnya syok.
bagaimana bisa haechan menerima semua surat ancaman ini?
tangis renjun kembali pecah bahkan kini tangisnya meraung raung.
" Jun?! Lo kenapa? " Seru jaemin yang terkejut mendengar suara tangisan renjun
Jaemin mengambil satu kertas yang ada di dalam kardus yang ada di pangkuan renjun
Masih bisa senyum ya chan, setelah apa yang lo perbuat ke yangyang dan gue ?
Bentar lagi lo gak bakal bisa senyum, gue gak akan biarin lo bahagia !Str.lj
Jaemin memeluk renjun erat setelah membaca salah satu isi surat tersebut.
Jaemin juga ikut terisak sambil memeluk renjun.Sekarang semua barang-barang milik Haechan telah berada di mobil box yang di sewa keluarganya untuk dibawa ke rumah orangtuanya di Bandung
Kini, tersisa Jaemin dan Renjun yang berdiri di depan kamar kost Haechan dengan kotak kecil berisi barang-barang yang akan mereka simpan sebagai kenang-kenangan di masing-masing tangan mereka sebelum akhirnya mereka berbalik dan pergi meninggalkan kamar Haechan, sang mentari.
End
_________________________________Terimakasih semuanya, yang sudah memberi vote, komen dan dukungannya...
Monmaaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan.
Maaf ya apabila ada yang ga suka sama peranan tokoh di cerita ini, jangan bawa bawa cerita ini ke real life! Ingat ini imajinasi, ini cuma cerita fiksi.
Apabila ada kesempatan lagi dan kalian suka dengan cerita collaboration kami, maka kami akan banyak ber collaboration kedepannya.
Jika ada yang kurang dimengerti silahkan tanyakan saja...
Ada yang mau Q&A bersama author seolbi_park dan Hwxngs ?
Terimakasih 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Axiomatic | Lee Haechan ft NCT 00L |
Fanfiction"bunuh gue ren! ayo bunuh gue! " " lo gila ya chan?! " " kenapa lo gak minta itu ke gue? dengan senang hati gue bakal bantu lo " -A collaboration with @hwxngs 💚 Start 27 mei 💚 💚 End 6 juni 💚